CHAPTER 2

24 3 2
                                    

TANGGUNG JAWAB

Ah sangat lelah pekerjaaan ku hari ini, seperti biasa cafe ramai pengunjung .

"kringggg" saat telponku berdering kurasa aku tau siapa yang menghubungiku.

" dengan bapa raka ?"......

"iya...." jawab ku dengan lusuh

Aku tau bahwa hari ini aku harus membayar cicilan ke rumah sakit sebesar dua juta kalau tidak, nanti ibu bisa bisa dikeluarkan dari sana. Kondisi Ibu setelah kecelakaan dia mengalami koma sampai saat ini. Tiap hari aku berdoa agar ibu ku bangun di hari esoknya tapi ia tak kunjung membuka matanya. Tentang pembayaran itu aku gk punya uang bahkan gaji ku saja gk cukup buat menghidupi keluarga kami.

Setelah mendapat telpon itu aku bergegas kerumah dengan perasaan tak tenang dengan kaki yang terus melangkah. Aku menatap isi rumah ku, aku menangis karna saat melihat rumah barang-barang sudah habis aku jual, saat ini aku hanya mempunyai surat rumah yang aku simpan baik dilemari, tanpa berpikir panjang aku berlari ke pegadaian untuk menggadaikannya. Aku berhasil mendapatkan uang sebesar 5.000.000. Aku yakin kalo ibu tau aku menggadaikan rumah untuk biaya rumah sakitnya pasti dia akan marah besar tapi aku tak tau lagi bagaimana harus mendapatkan uang dengan cepat. Besok juga Clara harus membayar uang sekolahnya kalau tidak bisa-bisa nanti nasib dia sama seperti ku, aku tidak mau dia merasakan susahnya.

Dengan uang yang aku dapat aku segera kerumah sakit untuk membayar cicilan biaya rumah sakit, oh iya ngomong-ngomong pihak rumah sakit disini memberi kami keringanan untuk menyicil biaya ibu sebesar dua juta rupiah perbulannya dengan total biaya 550.000.000. Aku sudah membayar sekitar 55.000.000 tapi itu masih sangat kurang untuk melunasinya apalagi perbulannya biaya rumah sakitnya bertambah 300.000 jadi aku harus bekerja lebih giat lagi.

"mba saya mau membayar biaya rumah sakit dengan nama ibu hanin" tanya ku dengan petugas rumah sakit

"iya mas Raka, apa anda membawa uangnya, sebesar dua juta rupiah ?" tanya petugas rumah sakit

"iya saya bawa cepat segera urus ibu saya lagi"

"baik mas, segera kami lakukan"

Setelah itu aku dipanggil keruangan dokter untuk mengetahui kondisi ibu ku

" bagaimana kondisi ibu saya dok ? "

"pasien belum ada tanda tanda siuman sampai sekarang, tapi ada kabar bagusnya:

"apa dok kabar bagusnya"

"jantung ibu anda sudah mulai berdetak normal "

Seketika aku langsung menghubungi Clara dengan sangat senang, walaupun ibu belum bisa melihat kami setidaknya dia memberi kami tanda bahwa dia akan sadar sebentar lagi.

"beneran bang ibu bentar lagi mau bangun?"

"iya Clara bentar lagi ibu pasti bangun, ibu kan kuat"

"asik aku gk sabar, aku bakal ajak main ibu nanti, belajar masak juga biar bisa kerja kaya ibu dan jadi perempuan hebat "

Aku menahan tangis setelah mendengarnya, aku takut kalau aku hanya memberi harapan yang gk pasti buat Clara ah bodohnya aku . 

Mesin BahagiaWhere stories live. Discover now