02. Tour Guide nya Kak Raffa

2.5K 477 58
                                    

Setelah masuk kamar, Hyunjin langsung menyelami alam mimpinya yang sudah diimpikannya akan terjadi dari pagi hari.

kebayang gak bangun di pagi hari untuk mempersiapkan diri demi penerimaan laporan pendidikan, setelah pulang langsung beresin keperluan, dikereta dibacotin bunda, di mobil juga dibacotin Jeongin. Hyunjin lelah guys.

Hyunjin terbangun ketika waktu telah menunjukan pukul sembilan malam.

'lah gue tidur cuman tiga jam, gitu?'

merasa kurang Hyunjin, tuh. Iya, setelah menahan hasrat untuk tidur selama belasan jam dia hanya tertidur selama tiga jam? Jujur Hyunjin kecewa pada dirinya sendiri.

Hyunjin umumnya menghabiskan delapanpuluh persen waktu untuk tidur dikala libur, dua puluh persennya untuk makan, mandi, dan bermain dengan ponselnya. Segabut itu emang Hyunjin dimasa libur tapi karena dasarnya Hyunjin mageran jadi dia nyaman nyaman aja.

Hyunjin mutusin buat turun dan makan malam. Tidak tau saja kalo bundanya sudah membersihkan peralatan makan sejak sejam yang lalu.

Hyunjin berakhir makan dua cup pop mie karena bundanya lebih memilih menonton sinema pintu taubat dari pada membuatkan anaknya makanan.





Dilain sisi, si kecil Maheswara sedang berkutat dengan buku note nya yang sudah dia corat coret sejak pulang dari stasiun tadi.

Bohong kalo jam enam macam tadi ayahnya sudah ada dirumah, toh, bapaknya Jeongin itu pak RT disini, gak mungkin pulang cepet.

Setiap harinya, bapaknya akan pulang dijam 8 malam seperti ini.

Jadi dalam hitungan

Satu, dua, ti-

"RANU ANAK KESAYANGANNYA BAPAK TURUN SINI, BAPAK BELIIN PECEL KESUKAAN KAMU."

Nah kan, bapaknya akan pulang tepat jam 8 malam sambil membawakan makanan kesukaan Jeongin.

"IYA BAPAK, BENTAR RANU LAGI BERJUANG DEMI MASA DEPAN."

Seusai makan, Jeongin menuju ke balkon kamarnya sambil memeluk buku note yang dari tadi ditulisnya.

Jeongin merebahkan tubuhnya diatas Chio -boneka monyet segede badan milik Jeongin; diingatkan semisalnya kalian lupa-

Balkon diseberang sana tidak menunjukan tanda tanda akan segera terbuka. Jeongin kan jadi sedih.

Jam sembilan lampu dibalkon seberang menyala. Niat Jeongin untuk melompati balkon terhalang ketika terdengar suara pintu terbuka dari arah kamar sebelah sana.

Bibirnya maju beberapa senti, dan kakinya menghentak hentak seperti anak kecil. Terpaksa dia harus menunggu lagi sampai yang lebih tua kembali ke kamar.

Muka Chio, Jeongin cubit cubit. Dicurhati lah si boneka monyet tentang semut yang mengigitnya kemarin sore, kemudian Jeongin menginjak semutnya sampai mati. Setelah dipikir pikir, Jeongin jadi merasa bersalah.

Tak lama, bunyi pintu kembali terdengar, Jeongin dengan semangat melompati balkon nya menuju balkon tetangganya.

Jaraknya tidak jauh, kok. Hanya sekitar 2 meter saja.

Tok, tok, tok

Jeongin mengetuk pintu balkon itu dengan semangat, tidak tau saja didalam sana Hyunjin sudah parno di datangi pencuri. Lagi pula berotak pendek sekali, sih. Pencuri mana yang masuk ketuk pintu?

Ketika pintu itu dibuka, Jeongin menampakan senyuman lebar miliknya sampai matanya menjadi sipit.

"Selamat malam, Mas Raffa ganteng," Jeongin masuk tanpa dipersilahkan. Hyunjin malah sibuk keluar mencari tali yang digunakan si kecil untuk naik, setelah tidak menemukan baru di masuk kembali.

guide ; hyunjeong ✓Where stories live. Discover now