Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Setelah pulang kemarin, Hyunjin belum bertemu Jeongin hari ini.
Kemarin, begitu sampai, yang lebih kecil langsung ijin pamit pulang karena kedinginan dan harus membersihkan diri sebelum ayahnya pulang.
Hyunjin seperti biasa, hanya iya iya saja karena memang gitu, anaknya tidak peka.
Dan lagi, pagi ini ketika si bibir tebal membuka matanya, tidak ada air yang membasahi wajahnya.
Yang ada malah pesan dari Javiero Ranu Maheswara, kalau hari ini rencana jalan jalan mereka batal dulu.
Kenapa?
Kalau kata Jeongin, hari ini dia sudah janji sama teman teman nya untuk jalan jalan bersama. Katanya, sudah dari jauh jauh hari.
Tapi,
Nyatanya si kecil bohong,
Dia sakit,
Dan Hyunjin baru tau ketika neneknya terdengar bersama ayah Jeongin sedang membicarakan kecemasan sang ayah kalau anaknya ditinggal sendiri apalagi dalam kondisi sakit.
Hyunjin yang sedang asik menyantap nasi gorengnya malah didorong bunda untuk menjadi sukarelawan merawat Jeongin.
Kemudian,
Berakhirlah Hyunjin disini,
Didepan kamar dengan tulisan 'daerahRanu' sebagai penghias depan pintu.
Oh iya, tak lupa nampan dengan mangkok berisi bubur di tangan kanannya.
"Maaf ya nak ngerepotin, kerjaan bapak gak bisa ditinggal soalnya,"
Hyunjin tersenyum; maklum.
"Iya, gak papa kok, pa,"
Setelah itu, ayah Jeongin pamit pergi. Pekerjaannya sebagai ketua RT memang membuat ayah Jeongin tidak bisa semena mena meninggalkan tanggung jawabnya.
Hyunjin mengetuk pintu,
"Nu, gue masuk, ya."
Pintu itu terbuka dan yang Hyunjin lihat malah membuatnya terkejut.
Jeongin dengan bye bye fever di dahinya, sedang asik bermain game balap balapan.
