S E M B I L A N B E L A S

46.9K 2.7K 106
                                    

Suara televisi terdengar dari ruangan

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Suara televisi terdengar dari ruangan. Fana hanya diam dan tak melakukan apapun, ia hanya meratapi apa yang sudah ia alami. Walaupun yang Samudra lakukan adalah kewajibannya untuk meminta haknya,tapi sebagai seorang wanita ia merasa harga dirinya terinjak.

Drtt

Sebuah notivikasi berbunyi dari handphone Fana. Ternyata dari Rinai, ia mengajak Fana untuk bertemu di Cafe dekat persimpangan jalan arah rumah Rinai. Ia memberitahu juga bahwa Rinai bersama dengan Alya.

Fana segera berganti pakaian dan sejenak melupakan kejadian tersebut. Ia tidak mau jika nanti bertemu dengan sahabat-sahabatnya dengan pandangan yang sedih.

Setelah selesai berpakaian, Fana bergegas keluar apartmen dan menghentikan taxi untuk ia tumpangi ke Cafe. Lagi dan lagi didalah taxi ia hanya melamun dan seperti tidak memiliki harapan untuk hidup. Padahal ia sudah berjanji pada dirinya agar melupakan sejenak kejadian itu. Tapi ntah kenapa ia mulai memikirkannya kembali.

Kesadarannya terkumpul ketika sang supir taxi mengatakan jika ia sudah sampai pada tujuan. " Ini pak uangnya,kembaliannya ambil aja"

"Loh neng ini masih banyak kembaliannya lo"

"Sudah pak ngga papa bapak ambil aja. Saya duluan pak makasih"
Fana meninggalkan supir taxi tersebut dengan pandangan bingungnya. Ia masuk kedalam Cafe tersebut dan menemukan sahabatnya yang ternyata sudah datang sedari tadi.

"Maaf ya lama"

"Iya ngga papa, kita dah biasa kok"ucap Rinai seraya menyindir Fana.

"Hehe maaf lah"

"Iya iyaa. Ngomong-ngomong kok muka lo beda si Fan"

"Beda gimana?"

"Iya lo beda, kek gimana gitu"tambah Alya.

"Enggak ah lo berdua aja mungkin yang salah liat"

"Iya kali ya. Dah ah yok kita maen ke mall, dah lama gue kaga kesana"ajak Alya.

"Kalo kek gitu ngapa ngajak ketemuannya disini mbknya"

"Is yaudh si ngikut aja lo" Alya kemudian menarik pergelangan tangan Fana dan Rinai lalu melanfkah keluar Cafe menuju Mall terdekat.

Mereka sangat menikmati sambil sekali kali tertawa dengan sendirinya. Aneh mungkin, tapi ya itulah mereka. Menginggalkan sejenak segala masalah yang mungkin sedang mereka hadapi.

Sekitar dua jam mereka habiskan di Mall, Rinai kemudia mengajak Alya dan Fana untuk main kerumahnya. Kebetulan ayah dan ibunya lagi keluar kota mengurus pekerjaan, jadi ia hanya berdua dirumah dengan pembantunya.

Alya,Rinai dan Fana menjatuhkan badan mereka masing-masing ke tempat tidur milik Rinai dan mendesah lega. Mereka merasa sangat kelelahan, satu persatu dari mereka mulai menutup matanya dan tertidur dengan pulas tanpa melihat sekarang sudah pukul berapa.

SAMUDRA AGRIVADA [END] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora