Part 7 | Revealed

402 43 44
                                    

"Uhum Jiyong." Seungri mengingau dalam tidurnya.

Seungri kembali terjaga. Hal yang pertama kali ditangkap matanya adalah sesosok Glory menindisnya sembari memagut bibir laki-laki itu mesra. Dirinya terkesiap, ternyata bukan Jiyong pelakunya.

PLAK.

Wajahnya mulus diberi ayunan tangan berupa tamparan, lebih dari sekadar cukup untuk mencetak tanda merah tangan disana. Tubuh Glory didorong kebelakang.

"KAU SEDANG APA, HUH?" Pada penggalan suku katanya terselip ledakan-ledakan amarah dan kecewa mendalam.

"Aku... mianhae. Aku khilaf." Glory menyentuh pipi. Perih sekali. Ia ternyata tertolak mentah-mentah.

"Aku percaya padamu tapi ini yang aku dapatkan?" Seungri berang. "Katakan padaku mengapa kau menciumku?!"

Glory terpaku. Dirinya merasa terintimidasi atas pengajuan pertanyaan barusan. Tetapi sudah kepalang kuyup. Lebih baik sekalian cebur saja.

Ia akan mengungkah semuanya.

"Aku... Aku suka padamu hyung. Sejak awal kita bertemu saat aku mendaftar jadi anak didikmu. Aku tidak dapat menahan diri saat kau ada didekatku." Jawaban Glory tersendat-sendat, sambil merundukan muka, tidak berani menatap sorot mata nyalang bosnya.

Seungri bagai tersambar petir. Ada gelombang listrik menjalar pada aliran saraf. Lumrah saja Jiyong selama ini melarangnya berdekatan dengan Glory. Tanpa ragu, insting laki-laki itu dapat disejajarkan dengan hewan buas.

"Tapi aku laki-laki, dan kenapa juga harus aku yang kau sukai? Bukankah masih banyak seseorang diluar sana."

Seungri masih tidak percaya bahwa sang anak buah menyimpan perasaan lebih terhadapnya.

"Aku tidak tahu. Perasaan ini mengalir begitu saja. Aku tak punya alasan apapun. Aku ... Aku hanya mencintaimu." Lelaki yang lebih muda menjelaskan dengan mata berkaca-kaca. Sungguh ia tidak berdusta.

Memijit kening padahal tidak pening. Seungri melunak. Tidak tega marah pada Glory bagaimanapun juga dia adalah anak didiknya. Temannya.

"Maafkan aku jika menyakitimu, tapi aku sebenarnya sudah punya kekasih." Raut mukanya dibuat seserius mungkin. Ingat, Seungri itu aktor kalau cuma akting mengaku punya kekasih begini saja, hanya seperti remahan kue kering baginya.

"Bagaimana mungkin?" Glory terperanjat, "Aku bahkan tidak pernah melihatmu berkencan degan siapapun, hyung juga tidak pernah memberitahuku. Dan kenapa juga kau membalas ciumanku barusan?" Seketika hatinya cacat. Perasaan berawai melingkupi. Harapannya tergerus habis. Pupus.

"Ada banyak pertimbangan dalam hubungan kami, sehingga kami sengaja tetap membuat hal ini tetap rahasia. Hmm ... soal ciuman tadi, aku tidak sadar aku pikir kau Jiyong." Bodoh, lidahnya memang pengkhianat sejati. "Aniyo, maksudku kukira yang melakukannya adalah kekasihku."

Glory sudah terlanjur mendengar nama itu disebut. Jiwa keingintahuan terusik. Ingin lebih dalam menyelisik.

"Jiyong? Kwon Jiyong? G Dragon?"

"Kubilang buk-"

"Sekarang jelas. Pantas saja Jiyong'ssi selalu menatapku seperti melihat kuman. Ingin cepat-cepat dienyahkan. Ternyata dia cemburu." Glory memotong ucapan Seungri untuk menyampaikan spekulasi.

HINTWhere stories live. Discover now