Bonus III - 150420

3.6K 357 38
                                    

𝑻𝒉𝒆 𝑻𝒉𝒓𝒆𝒆 𝒐𝒇 𝑼𝒔


Lana, dalam bahasa Yunani artinya cahaya, sedangkan dalam bahasa Indonesia sendiri artinya lembut. Lana, sebagai perempuan satu-satunya di keluarga diharapkan bisa menjadi cahaya bagi Galuh dan Haani, juga bisa menjadi anak yang lembut, ramah dan selalu berbuat baik pada siapapun.

Anak perempuan ini lahir saat hari menjelang malam, ia tumbuh dengan normal. Ia mendapat kasih sayang dari orangtuanya juga dari keluarga besar orangtuanya. Semua menyayangi Lana, meski Lana adalah anak dari dua laki-laki.

Usia Lana kini empat tahun, masih balita, tahun depan baru akan masuk TK. Tapi meski masih empat tahun, karena dididik dengan benar, Lana jadi gadis yang pintar. Ia lancar berbicara meski masih ada beberapa kata yang diucap cadel, tapi Lana senang bercerita, semua bisa ia ceritakan, dari mulai bangun tidur di pagi hari sampai mau tidur lagi di malam hari. Lana senang becerita.

"Dadda, kapan Papa pulang? Kapan? Katanya taji pagi, Papa pulang sebelum sore. Mana? Mana? Kok Papa belum pulang?"

"Aduh Lana, satu-satu, Dadda bingung nih."

"Papa kapan pulaaang?"

"Sebentar lagi. Lana tunggu aja dulu, nanti juga Papa pulang."

"Tapi lama. Kenapa gak sekarang aja?" Lana yang semula terus mendongak, menurunkan arah pandangnya berbarengan dengan pria selaku orangtuanya ini berjongkok di depannya. "Papa pulang sekarang aja."

"Sebentar lagi. Papa lagi di jalan mungkin. Lana tunggu sebentar, oke?"

"Oke." Lana mengangguk, "Aku mau gambar juda."

"Boleh. Ambil crayon sama buku gambar Lana gih, nanti gambar disini sama Dadda."

"Okee~" sahut Lana panjang, sambil berlari ke kamar khusus tempat mainannya.

Haani di meja depan tv cuma menggeleng, putrinya itu rasanya mengambil semua sifat dari suaminya, ya cerewet, gampang excited, gampang juga perhatiannya dialihkan. Menurut Haani, Lana benar-benar seperti Galuh.

Lana kembali dengan buku gambarnya dan crayon. Haani membantunya duduk di sampingnya, membuka buku gambar dan kotak crayonnya yang sudah pada kecil. Hobi Lana mewarnai buku bergambar, tapi belakangan Lana sedang hobi menggambar begitu Haani mengajarkannya menggambar ikan dan bebek waktu sedang belajar menulis angka.

Bakat mewarnai dan menggambar ini jelas turunan dari Haani, meski masih acak-acakan karena masih anak-anak, tapi Haani dan Galuh selalu dibuat kagum dengan pemilihan warna yang Lana gunakan tiap mewarnai buku bergambar. Pas, tidak asal, padahal masih empat tahun.

"Dadda..."

"Hmm." Haani sama sekali tidak melirik, ia sendiri masih sibuk mengurusi pekerjaannya sebagai animator game.

"Papa masih lama ya?"

"Sebentar lagi Lana."

"Aku mau kasih tau gambar aku yang baru."

Senyum Haani mengembang, akhirnya tau kenapa Lana sejak tadi sibuk menanyakan kapan Galuh pulang, "Sebentar, Lana gambar lagi aja, nanti pas Papa pulang, jadi bisa nunjukin dua gambar."

"Ooh.." Lana mengangguk, "Dadda.. taji aku coba buat pohon dari angka tiga."

"Angkat tiga?" Haani baru mendelik, lalu terpukau seketika.

"Angka tiganya harus ada tiga biar jadi daunnya, terus kayunya dari angka satu sama satu." Jelas Lana, sambil memutar-mutar buku gambarnya agar bisa menulis angka tiga yang digabungnya dan jadi pohon. "Kayu pohon warnanya coklat yang ini ya?" tunjuk Lana pada salah satu crayon.

Our Escape Way (BL 18+) [COMPLETE]Where stories live. Discover now