24/7

1.7K 129 6
                                    

Min Yoongi. Pria dengan wajah putih pucat, dan senyuman manisnya bagaikan gula. Kini yoongi tengah bergelut dengan pikirannya. Bahkan dirinya pun hampir saja mencelakai bagian tubuh nya sendiri. Yoongi sedang mengiris bawang untuk membuat hidangan makan malam. Namun karena pikirannya yang bercabang hingga kemana-mana, hampir saja pisau tajam yang di genggamnya mengenai jari telunjuknya. Dan beruntung saja adiknya langsung menyadarkan dirinya sepenuhnya.

"Hyung... hyung.." taehyung menepuk pundak sang kakak. Namun dirinya tidak dihiraukan. Taehyung lalu melihat pergerakan tangan yoongi. Dia terkejut dan segera berteriak tepat pada telinga yoongi. Dan dengan cepat yoongi tersadar dari lamunannya.

"Hyung kau ini kenapa? Kau hampir saja melukai jari mu sendiri"

"Maafkan hyung sung-ie. Hyung terlalu banyak pikiran"

"Ya sudah hyung lebih baik istirahat dulu. Bersihkan diri hyung. Setelah pulang tadi hyung langsung sibuk dengan aktivitas rumah. Biar hansung saja yang memasak untuk makan malam"

Yoongi mengiyakan ucapan taehyung. Lagian dirinya cukup lelah. Baik lelah fisik dan pikiran.

"Yoongi hyung kau kembali.!! Taehyung pasti bersamamukan? Hyung aku sangat merindukannmu dan taehyung!!" Pria itu langsung memeluk yoongi erat. Dia tidak ingin melepaskan hyungnya. Air mata membanjiri pelupuk matanya.

Lelaki itu Kim Namjoon. Dia menggantikan seokjin yang sekarang ada di rumah sakit jiwa. Seharusnya Namjoon ada di perusahaan milik ayahnya. Sedangkan yang berada disana menggantikan Namjoon adalah hoseok, yang sebenarnya jika yoongi tidak menghilang dia yang memimpin perusahaan milik ayahnya.

Namjoon menjelaskan semuanya pada yoongi. Tentang hyung pertamanya yang masuk rumah sakit jiwa akibat di tinggalkan yoongi dan taehyung. Tentang Jimin yang sekarang selalu berada di dalam kamar. Dan juga tentang jungkook yang sekarang sangat hobbi keluyuran pada malam hari. Tetapi sebelum menjelaskannya Namjoon sudah menandatangi berkas yang di berikan yoongi.

"Hyung sekarang taehyung masuk universitas mana  ??" Tanya namjoon

"Dia mendapatkan beasiswa di Yeonsei University"

"Benarkah??" Yoongi mengangguk.

"Berarti sama dengan Jimin dan Jungkook. Mereka juga masuk universitas itu"

"Lalu taehyung dia masuk jurusan apa?" Sambung namjoon.

"Dia masuk jurusan Seni"

Untuk kedua kalinya Namjoon kaget. Karena berarti Jimin dan jungkook bertemu taehyung. Namun Namjoon tidak ingin mengatakan bahwa Jimin dan jungkook masuk jurusan seni. Bisa-bisa yoongi hyung memindahkan taehyung lagi dan meninggalkan keluarganya. Tau sendiri kan sekali nya yoongi ngamuk bakal langsung pergi tanpa jejak.

Taehyung sedang menyiapkan makanan untuk makan malam. Setelah semuanya siap. Dia memanggil yoongi, untuk makan malam. Mereka sudah ada di depan meja makan. Taehyung hendak mengambilkan yoongi nasi, namun suara bel pintu apartemennya berbunyi. Taehyung sudah akan beranjak dari kursinya, namun yoongi menahannya.

Yoongi membuka pintu apartemennya. Hal pertama yg dilihatnya adalah, seorang bocah dengan tampang wajah tanpa dosanya menyengir didepannya. Yoongi memutar bola matanya malas. Dia sudah pasti tau kenapa bocah ini malam-malam datang ke apartemennya. Tanpa basa-basi yoongi menyuruhnya masuk kedalam.

"Mingyu.." orang yang di panggil Mingyu langsung menarik salah satu kursi di meja tersebut. Disusul yoongi yang langsung duduk.

Acara makan mereka berlangsung hikmat, hanya saja terkadang ada pertikaian antara mingyu dan taehyung yg berebut lauk makan, yang akan berakhir jika yoongi mulai bersuara.

"Hansung kau sudah punya teman baru?" Tanya yoongi. Kini mereka tengah berkumpul di depan ruang santai. Dengan berbagai macam kegiatan.

"Sudah hyung" jawab hansung.

Yoongi hanya mengangguk dan melanjutkan mengerjakan tugas pekerjaanya.

"Kau tau suga hyung.." Kini Mingyu membuka suara. Namun hanya di balas singkat oleh yoongi.

"Kan aku belum selesai berbicara" sambung mingyu

"Ya sudah lanjutkan" sahut yoongi dingin dan datar. Sungguh jika membunuh itu legal di korea sudah sejak dahulu Mingyu membunuh yoongi saat pertama kali bertemu.

"Tadi hansung memilih duduk bersama lucas . Kan aku jadi kesal" mingyu mengatakan itu dengan ekspresi wajah kesal.  Taehyung bergidik ngeri dengan  mingyu.

"Jijik tau nggak gyu.." taehyung melemparkan sebuah bantal kecil ke mingyu. Mingyu hanya berdecak kesal. Yoongi hanya menggelengkan kepalanya. Tidak habis pikir akan kelakuan adiknya dan satu curut yang selalu mengikuti kemana pun taehyung pergi.

"Hei sudah hentikan, hansung kau kembali tidur dan kau mingyu kembalilah ke apartemen mu" sela yoongi. Jika yoongi tidak menghentikan aksi dua bocah di hadapannya. Entah apa yang akan terjadi jika pertengkaran bocah tersebut masih berlanjut.

"Aku menginap ya hyung" bujuk Mingyu dengan menampilkan wajah aegyo nya. Jika boleh jujur sebenarnya yoongi dan taehyung ingin tertawa karena ekspresi wajah Mingyu jatuhnya aneh.

"Apartemen mu kan hanya bersebelahan lagipula 3 menit saja sudah sampai"

"Aish hyung tidak tau. Aku bosan sendirian hyung"

"Lalu kemarin-kemarin kan aku sudah menyuruh mu untuk tidak perlu menyewa apartemen sendiri. Jika sudah begini sia-sia kan"

"Ya sudah besok aku akan keluar dari apartemen ku lalu aku pindah ke sini dan akan selalu bertemu dengan hansung" ucap mingyu yang seketika langsung memeluk taehyung dari samping. Yoongi hanya merotasikan bola matanya malas. Dia lalu memilih melanjutkan pekerjaannya yang tertunda tadi.

Di sisi lain. Lebih tepatnya di mansion kediaman Kim. Jimin tengah berdiri di balkon menikmati suasana malam. Dia masih mengingat saat dirinya dapat bertemu taehyung kembali. Hati sangat senang karena dapat melihat taehyung dan yoongi kembali, namun ada rasa malu pada dirinya karena dulunya dia sangat keterlaluan pada taehyung. Bahkan dia sampai memukul taehyung.

Buliran bening terjatuh dari pelupuk matanya, air matanya mengenai pembatas balkon.

Sungguh semenjak taehyung dan yoongi pergi dari rumah. Jimin lebih memilih berdiam di dalam kamar yang akan berujung menangis. Tangan Jimin mengepal, dia memukul pembatas balkon tersebut hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras.

"Tae pulanglah!! Ku mohon!! Aku minta maaf tae!!"

Brakkk..

Suara bantingan pintu membuat Jimin mengalihkan atensinya. Dia melihat hoseok tengah berdiri di ambang pintu, dan jangan lupakan ekspresi khawatir yang tercetak jelas di wajahnya.

Dengan segera Jimin menghapus air matanya. Dia berusaha agar tidak terlihat seperti baru saja menangis.

"Kau baik-baik saja?" Jimin menganggukkan kepalanya. Hoseok dapat bernafas lega.

"Aku sangat khawatir saat mendengar suara pukulan dari kamarmu" ucap hoseok lembut. Lalu hoseok merengkuh tubuh Jimin ke dalam dekapannya.

Sebenarnya hoseok tau bahwa Jimin baru saja menangis. Tapi dia tidak ingin mengatakan tersebut, mungkin Jimin mempunyai masalah privasi yang mungkin Jimin sendiri cukup sulit untuk menceritakannya pada siapapun, pikir hoseok.

"Ya sudah kau istirahat sana!! Besok pagi kau kan harus kuliah"

"Hyung setelah dari kampus aku boleh ya menemui seokjin hyung??"

"Kau yakin?" Jimin mengangguk pasti. Hoseok hanya tersenyum manis. Dia pun meng-iyakan keinginan jimin, dengan syarat jika terjadi sesuatu Jimin langsung memberitahu dokter atau perawat yang ada di rumah sakit.Tidak seperti yang kemarin-kemarin




Tbc

Even If I Die, It's Definitely [END] [COMPLETED]Where stories live. Discover now