40. Devil Side

170 11 0
                                    

Jam 6 sore

Nana sudah bangun dari istirahatnya dan kini sedang sibuk dengan laptopnya. Ada banyak hal yang harus ia selesaikan hari ini.

Pertama, mari lenyapkan akun si lion bunny. Yaahh walau timingnya tak sesuai dengan yang ia ucapkan.

Kedua, lindungi komplotan si Rei Rei yang mengaku menjadi fansnya itu. Sebisa mungkin.
Yup sebisanya, karena ia sendiri saja sudah malas berurusan dengan para headic mavia itu.
Sebelum mengambil informasi tentang headic mavia itu, seharusnya mereka sudah tau kalau sebelumnya pernah ada yg lenyap karena data itu.

"Aku tak suka hari ini"

Nana menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi. Menatap bohlam lampu kristal yang begitu elegan tergantung sebagai hiasan. Merenungkan hari liburnya yang kacau. Sebelum kembali fokus pada laptopnya.

Setidaknya pekerjaannya jauh lebih mudah dengan laptopnya sendiri. Dibandingkan laptop si Rei itu.

Dengan ringannya jemari Nana menari di atas keyboard, seraya mendengar alunan musik klasik karya musisi favoritenya 'Bethoven'. Di jentikan terakhir, jari kelingkingnya menekan tombol enter. Dan semua virus buatannya terkirim ke akun dan laptop milik Lion Bunny, yang secara tak langsung merusak server penerima.

"Lapar"

Akhirnya ia beranjak dari tempat duduknya. Menutup laptop, mengunci jendela dan gorden yang sebelumnya ia buka. Dan pergi ke cafe yang berada di lantai teratas hotel.

Ia memesan matcha latte dan cheese cake, yang katanya menu favorite di cafe ini. Duduk dengan tenang, menatap gelapnya langit malam tanpa bintang. Hanya dihiasi beberapa awan putih yang lalu lalang.

"Menyedihkan... Seharusnya ada bintang yang menemani mu" Lirih Nana, pada langit. Sebelum mengalihkan pandangan pada hamparan kota Tokyo yang begitu bersinar dimalam hari. "Lihat mereka sangat bersinar. Mereka merebut bintang mu"

Ketenangannya berakhir dengan mejanya yang di tendang begitu keras hingga terjungkir dan menjatuhkan minuman dan cakenya.

"Ahh... Sayang sekali" Lirih Nana, menatap makanannya yang berserakan dilantai. Dan melihat wanita berampun pink mencolok itu menjulang dihadapannya, dengan tatapan marah.

"Bereskan, dan pesankan yang sama" Ucap Nana santai, dan kembali menatap pemandangan kota yang sibuk. Mengabaikan tatapan semua orang di cafe yang tertuju padanya.

*Plak*

Nana justru mendapat tamparan tepat di pipi kanannya. Ayolah, ia hanya ingin bersantai sebentar saja.

"Kim Hana... Aku sedang ingin beristirahat, tolong mengertilah"

"Beristirahat setelah merusak akun bahkan laptop ku?!! Wahh kau baik sekali nona Sinclair"

Dengan malas Nana menatap sekitarnya, memperhatikan setiap gerak gerik orang-orang di sektiar cafe.

"Itu salah mu. Bukankah sudah kuperingatkan sebelumnya? Aku tak begitu suka bercanda"

*Plak*

Lagi, kini tamparan jatuh ke pipi kirinya.

"Kau tau berapa lama ku habiskan untuk membuat semua itu?! Aku bekerja keras untuk itu!!"

"Hei, hari ini aku berencana menyelamatkan seseorang. Kau tau 'dia' biasanya meminta pertukaran"

Nana bangkit dari duduknya, mensejajarkan dirinya dengan si Lion Bunny, dan berbisik "Kau mau ku jadikan kelinci pertukarannya Bunny?"

Membuat lawannya tertegun, Hana tau siapa yang Nana maksud dengan 'dia'. Dan semua kalimat Nana itu bukan bercanda.

"Kau gila?!"

BTS Maid (End) Where stories live. Discover now