My type

359 58 8
                                    

Naruto punya Om masashi Kishimoto, saya cuman pinjam.

Warniiiing! Jika ada kesamaan dalam cerita, itu adalah unsur ketidak sengajaan...

Terinspirasi dari lagu -walaupun tidak nyambung sih😂-. My type by iKON

Request dari

@Obangdengi  

Maaf jika masih banyak kekurangan dalam cerita ini, dan mungkin tidak sesuai dengan yang kamu bayangkan. Aku sempet ragu buat update, tapi aku udah janji mau coba buat.... Mohon kritik dan sarannya.....

Duk!

Duk!

Duk!

Seorang lelaki tengah mendribel bola di bawah terik matahari sore.

Perumahan elit di kawasan Konoha. Tepatnya di halaman belakang kediaman Namikaze yang luas dengan satu lapangan basket dengan satu ring.

Duk!

Duk!

Duk!

Bola berwarna oren itu melayang ke dalam ring, dan jatuh memantul semakin pelan di atas lapangan basket. Sedangakan pemuda yang melemparkannya ke ring, terduduk di atas lantai semen hangat yang terkena sinar matahari sore.

Huf~

Menghembuskan nafas yang tersengal, pemuda itu menatap langit sore. Rasanya sangat nyaman setelah menghabiskan waktu dengan mengeluarkan energi dan berkeringat.

Lama, Naruto menormalkan nafas dan memejamkan mata, hingga suara gedebuk yang sayup terdengar membuat ia menolehkan kepala mencari sumber suara.

Mata birunya memicing, melihat seorang perempuan di pekarangan rumah sebelah yang terjatuh. Siapa? Setaunya rumah sebelah itu sudah lama tidak berpenghuni setelah tetangga lamanya pindah ke luar negeri.

Naruto tergelak kecil melihat raut wajah perempuan itu yang cemberut, kesakitan.

'Manis sekali.... Eh!'

Naruto memperhatikan perempuan itu yang tersenyum saat meraih vas bunga Tulip yang tergolek di rumput. Imut sekali....

Dari raut wajahnya, seakan perempuan itu begitu lega melihat bunga yang ada dalam vas itu baik-baik saja.

Bangkit dari adegan terjatuhnya, perempuan itu berdiri tegak dengan vas bunga yang berada dalam genggaman kedua tangannya yang kecil. Melirik ke kiri dan kanan, perempuan itu tersenyum manis saat melihat tempat yang di rasa cocok untuk meletakan bunga-bunga miliknya.

"Kenapa harus membawa benda tidak berguna ini? Kau kan bisa menanamnya lagi di sini...!"

Seorang pemuda berambut coklak menggerutu sambil membawa dua vas bunga Tulip di kedua tangannya.

"Ini!" pemuda berambut coklat itu sedikit menghempaskan vas bunga milik adiknya di atas rumput, membuat Hinata menatap tajam pada sang kakak yang menjengkelkan. "Apa? Kalau kau mencintai bunga-bunga itu, kau bawa saja sekalian kekamarmu...."

Pindah rumah memang sedikit pusing mengurusi barang-barang bawaan, dan sekarang Neji harus mengangkut setaman bunga milik adiknya yang tidak mau jika bunga-bunga miliknya di tinggal.

Ya, kecuali bunga yang di tanam langsung di atas tanah yang menghiasi taman lama mereka.

"Neji!" sang ibu menegur sambil menghampiri kedua anaknya. Di tangan perempuan paruh baya itu juga terdapat anggrek langka yang belum mekar.

Kumpulan One ShootDove le storie prendono vita. Scoprilo ora