X

11 1 0
                                    

Dan hanya sajak yang temaniku menunggu pulangmu. Tanpa teman, tanpa kawan. Bahkan angin seolah enggan temaniku..

Beribu berita tentang kau yang takkan pernah kembali sudah bosan ku dengar..

Saat angin membuat ranting mengetuk jendela seusai hujan, saat itu pula selalu kuharap itu engkau, mengetuk pintu usang gubuk kumuh, dan kembali ke dekapku

Saat desiran angin menghempas tanah membentuk jejak, selalu ku fikir itu langkah kakimu yang kembali

Kurentangkan tangan menyambut sosokmu, semakin dekat, semakin dekat lalu lenyap. Tidak, tadi itu ternyata bukan engkau. Saat sadarinya, air mata temani, fikir kembali melayang pada sosokmu

Sungguhkah kau di sana telah lupa akan aku di sini?

Sungguh tak ingat kah kau akulah dermaga yang selalu berharap menjadi tempat kau menyandarkan perahumu untuk selamanya?

Ya, aku di sini, menunggu diri yang mungkin tak ingin pulang lagi

Ya, aku di sini, berharap menjadi tempatmu kembali dan berhenti mencari
Kekasih...

wanita & serpihan-serpihan kewanitaannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang