💍 Tersisa Dua Pilihan

250 22 1
                                    

Setelah rapat keluarga selesai, maka keluarga Dinda tahu bahwa laki-laki bernama Alfian sudah tidak lagi masuk ke dalam list calon menantu Papi dan Mami. Maka hanya tersisa dua nama: Basith dan Candra.

Maka jawabannya sebentar lagi.

💍

Dinda bersantai bersama Daris di rooftop. Kue kering dan minuman dingin tersaji di depan mereka. Daris lebih dulu memulai topik, membandingkan Basith dan Candra. "Bang Basith baik, Kak. Tapi lebih baik Bang Candra. Daris pernah nanya sama Bang Candra, 'Bang Candra punya calon istri nggak?' Eh, dia cuma ketawa, Kak. Dasar jomlo."

Dinda tersenyum. Ia biarkan Daris terus bercerita.

"Menurut Daris, ya, Bang Basith itu sopan. Mukanya cakep juga meski badannya kurus, he he he. Keluarganya juga baik banget!" Daris melanjutkan lagi, "Kakak kenalan juga dong sama Bang Candra. Nanti Daris bantu, deh."

"Kalau kamu pilih siapa?" tanya Dinda.

"Kakak dong yang milih. Masa aku? Aku nggak mau nikah sama laki-laki, Kak," candanya.

💍

Dinda mendapat telepon dari Alika sewaktu jam kerja siang itu. Alika yang begitu to the point segera menyampaikan maksudnya.

"Din, sumpah! Aku harus bilang ini!"

"Tenang, hei. Kenapa, sih? Semangat gitu."

"Ya iyalah aku semangat. Gimana enggak? Basith barusan chat aku, dia bilang dia suka sama kamu. Ha ha ha."

Dinda terdiam. Matanya berkedip-kedip, rasanya tidak menyangka. Bahkan Dinda mengira Basith dan Alika bisa saja saling menyukai. Apalagi mereka teman kuliah yang begitu akrab.

"Halo, halo, tes, tes?" panggil Alika, "kenapa, Neng? Shock berat atau shock ringan?"

Dinda tertawa kecil. Bila saja Alika di sampingnya tentu sudah ia cubit. "Lika, dia bilang apa ke kamu?"

"Dia bilang 'Lika, bantu aku, ya. Bilang ke Dinda kalau aku suka sama dia. Aku terlalu malu mau bilangnya. Aku mau tahu responnya dulu'," jelas Alika.

Dinda pun memberitahu Alika bahwa ia masih berpikir dulu untuk menjawab itu. Sebab ada satu nama lagi yang baginya menjadi pertimbangan, meski si pemilik nama itu sama sekali tidak ada pergerakan untuk mendekatinya. Ah, Dinda mengusap dahinya. Ia sendiri pun tidak pernah tergerak untuk berkenalan lebih dulu.

Seperti stuck di tempat.

Mudah saja baginya bila menerima Basith. Pria itu adalah pilihan Mami, seorang pria yang sopan, pemalu, juga gigih bekerja. Dan of course darah biru.

💍

Sepulang bekerja di waktu sorenya, setibanya di rumah ia melihat di ruang tamu ada Papi, Mami, Daris, dan Candra. Ada pula seorang bapak-bapak yang tidak ia kenal. Cika juga turut hadir di sana.

Mami menyambut kedatangan Dinda dan langsung mengajaknya naik ke lantai atas dan memintanya bersegera mengganti pakaian kerjanya.

"Mi, ada apa, sih? Itu Candra sama siapa?"

"Udah, kamu ganti baju dulu. Mami tungguin."

Setelah mengganti pakaiannya dengan gamis motif garis dan khimar polos, Dinda turun lagi ke lantai bawah ditemani Mami.

Dinda merasa ada sesuatu yang penting. Apalagi si Bapak ternyata merupakan orangtua Candra.

Pantas wajahnya mirip, batin Dinda.

Mulanya si bapak bicara basa-basi, namun lama-kelamaan mulai menuju topik utama.

"Jadi begini, Pak, Bu, anak saya Candra ini kan sudah lama mengajar Daris, jadi dia berkeinginan untuk sebuah hal lagi," katanya, "mau melamar anak Bapak dan Ibu. Dinda."

Dinda terkejut apalagi saat si Bapak memandangnya sekaligus menyebut namanya.

Papi dan Mami tersenyum lega. Dinda mengira inilah yang mereka mau dari dulu: anaknya dilamar.

"Saya selaku orangtua Candra tentu merasa bahagia jika Bapak dan Ibu berkenan, terutama kamu, Nak. Insya Allah kami terima apapun jawabanmu."

Dinda mengusap lututnya. Tidak pernah segrogi ini rasanya. Ia melirik Candra yang sedari tadi diam saja.

Daris yang duduk di samping Dinda lalu menyikutnya dan berbisik, "Sst, Kak. Gimana?"

Dinda balas berbisik, "Sst, diem dulu. Harusnya Papi yang nanya gitu ke Kakak. Kamunya kebelet banget, hm." Mendengar candaan Kakaknya itu Daris tertawa kecil.

Hm, Basith gimana? Belum jawab yang satu, udah datang lagi yang satu, Candra. Semuanya mendadak. Aku pilih siapa? tanya Dinda dalam hatinya.

Basith atau Candra, dua-duanya sama baik.  Tapi pasti ada satu yang lebih baik.

💍

One of Them [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang