Bonus Part 1

16.2K 644 47
                                    

"Assalamu'alaikum."

Nadya dan Steve yang sedang berada di ruang tamu, langsung menoleh kearah pintu. Mereka terkejut, pasalnya, di sana terdapat orang tua serta mertuanya. Terlebih Nadya ketika melihat mamanya. Sebelumnya mamanya itu tidak mengabari sama sekali bahwa akan datang ke Jakarta.

"Mama!"

Adwila tersenyum melihat putrinya yang dengan antusias menyambut kedatangannya.
"Sayang."

Nadya menghamburkan dirinya kedalam pelukan mamanya. Bagaimanapun Ia sangat merindukan sosok mamanya yang beberapa bulan ini tidak Ia temui.
"Mama nggak bilang sama Nadya mau datang?"

Adwila melepaskan pelukannya, lalu mengajak Nadya untuk duduk, disusul dengan yang lain.
"Mama sengaja nggak bilang. Biar jadi kejutan, hehe.."

Nadya terkekeh.
"Mama ada-ada aja. Oh iya, kok bisa barengan sama mama Anne sama papa Haryo?" tanya Nadya penasaran mamanya datang bersama kedua mertuanya.

"Mama sengaja jemput mama kamu di stasiun, Nad, biar bisa bareng ke sininya. Soalnya kemarin udah bilang kalau mau ke sini, yaudah mama nawarin jemput," ucap Mama Anne.

"Mama selalu aja, dibilang kalau naik kereta lama, mama jadi capek," ucap Nadya.

Adwila tersenyum.
"Nggak papa, mama lebih nyaman."

"Yaudah terserah mama aja. Yang penting hati-hati," ucap Nadya mencoba mengutarakan kekhawatirannya. "Mama disini sampai Nadya lahiran, kan?"

"Iya, mama sengaja ke sini sekarang biar bisa lama disini sampai kamu lahiran. Kandungan kamu baik-baik aja, kan, sayang?" Adwila menanyakan keadaan cucunya yang ada dalam kandungan. Ia merasa sangat senang begitu mendengar putrinya mengandung lagi. Dan baru bisa menjenguknya sekarang.

"Baik, kok, ma. Tiap malem ayahnya manja pengin ngelus-ngelus anaknya." Nadya terkekeh, mengingat kenyataan yang terbalik. Seharusnya anaknya yang ingin dielus, bukan ayahnya yang ingin selalu mengelus-elus.

"Sayang."

Mama Anne dan papa Haryo juga ikut tertawa mendengar perkataan menantunya. Tidak menyangka putranya yang sudah setua itu masih suka bermanja. Bukan tanpa alasan, mungkin memang anak yang di kandung Nadya saat ini menjadi keinginan terbesar Steve. Meskipun gagal memiliki bayi kembar, tapi tetap saja ini keinginannya melihat Nadya mengandung lagi.

"Dasar kamu. Masih aja manja-manja. Kamu tuh udah nggak cocok kayak gitu, udah mau punya tiga anak kok," ucap sang mama. 

"Ya, nggak papa dong, ma. Orang sama istri sama anak sendiri kok, emang nggak boleh?" Steve mencoba membela dirinya. Bagaimanapun dia tidak salah sama sekali disini. Memang mereka saja yang ingin menggodanya.

"Mas, mukanya jangan gitu, serem. Kamu kelihatan galak banget," celetuk Nadya.

Steve mengubah tampang sinisnya menjadi tersenyum manis menatap istrinya. "Hehe, iya, sayang. Nggak lagi, kok."

"Steve, anak-anak pada kemana?"
Tanya papa Haryo mengalihkan pembicaraan melihat kemesraan anak dan menantunya. Dirinya tidak menemui cucunya sama sekali, dimana mereka.

"Iya, mama nggak lihat dari tadi," celetuk mama Anne.

"Sama Bella, tadi ngajak keluar jalan-jalan  soalnya. Aku sendiri nggak bisa bawa Nadya ikut, takutnya kalau kenapa-napa. Jadi, yaudah sama kakaknya aja."

"Siang-siang gini?"

"Iya, pa. Nathan itu keras banget, kalau bilang sekarang itu artinya ya sekarang, nggak bisa nanti ataupun besok. Bella aja sempat ngeluh kok, panas-panas ngajak jalan-jalan," jelas Steve mengutarakan betapa keras kepalanya putranya itu.

PRIA TUA-KU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang