#4 Perhatian

22 7 0
                                    

Enjoy this chapter guys!

Sambil dengerin papa muda juga boleh🤣

Nggak mau nyuruh kalian Like atau follow yang pasti kritik komentar masih aku tunggu hehe.

Yang mau Like,Comment, and Shere sangat diperbolehkan biar akunya bahagia. Follow juga boleh 😂

--------------------

Sepertinya Alsava harus terbiasa dengan motor besar milik David mulai saat ini. Pagi ini, dengan kejamnya lelaki itu memaksanya lagi untuk berangkat bersama.

Setelah lama berdebat, mau tak mau Alsava ikut dengannya karena jam yang sudah sangat terlambat. Lelaki itu mengendarai motor besarnya dengan kecepatan tinggi diantara jalanan sempit yang melewati beberapa pemukiman warga.

Bukan sampai disitu saja, sepanjang perjalanan perempuan itu juga menyelamatkan pahanya yang hampir terekspos karena motor besar yang ia tumpangi.

Mungkin mulai hari ini, Alsava berpikiran untuk lebih memilih dibonceng fakboy bermotor beat atau vario daripada lelaki bermotor besar seperti David.

"Sorry"

"Hmm.." setelahnya, Alsava memberikan helm yang ia gunakan pada David dan meninggalkan lelaki itu sebelum gerbang tertutup. Entah bagaimana nasib David di sekolahnya nanti yang pasti Alsa tak terlalu peduli. Lelaki itu juga yang membuatnya berangkat terlambat sekarang ini.

Sampai di kelaspun wajah Alsava masih sama murungnya dengan tadi. Sia, gadis itu terlihat masih asik bergelung di sosial medianya tanpa mau melirik Alsava, walaupun ia tahu bahwa sahabatnya sudah datang sejak 2menit yang lalu.

"Abis ngelipet baju neng? Kok mukanya ikutan dilipet" canda Dean disertai tawanya, salah satu teman Alsa yang kabarnya menyukai Alsava sejak kelas X.

"Bisa nggak, jangan ganggu dulu"

"Nah, gini nih. Makin suka akutuh sama yang galak gitu" goda Dean lagi. Kali ini geng perkumpulannya juga ikut menertawakan apa yang ia lakukan.

Alsava mendegus lalu menatap Dean jengah.
"Tolong ya, kalau kamu nggak mau nantinya ada masalah mending pergi dulu."

"Aduhh aa' Dean meleleh dipanggil aku-kamuan gini neng HehHehhe"

Puk..

Sebuah bola kertas berhasil mengenai kepala Dean yang membuat si empunya dongkol.

"Ngape lo Si? Iri minggir-minggir deh. Gue nggak suka sama lu" sewot Dean yang langsung dibalas pelototan dari Sia.

"Sorry dori mori stroberi lah yaw, gue nimpuk lo tuh biar sadar. Halu mulu bocahnya, pergi sono"

"Halah iri juga apa gue bilang"

"Diem Yan. Si, aku tidur ya?" Setelahnya, Alsava meringkuk menutupi wajahnya dengan lipatan tangan.

Dean yang melihat itu menjadi tak enak hati dan mengurungkan niatnya untuk menggoda Alsava lagi.

Suasana hening di dalam kelas, tak ada yang gaduh ataupun berlarian seperti biasa saat jam kosong seperti ini.

Ya, jam pertama pagi ini diisi dengan biologi yang gurunya tengah sakit dirumah. Sebagai biang onar di kelas, Dean meminta teman-temannya untuk diam karena kekasihnya tengah tertidur. Siapa lagi kalau bukan Alsava.

Dean masih menatap Alsava lekat dari samping. Gadis cantik itu masih menutup matanya sejak tadi sedangkan Dean merasa harus menjaga perempuan didepannya ini yang menurutnya memiliki kadar keimutan yang melebihi kapasitas.

ESPERERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang