05

1.5K 217 15
                                    




Jisoo terkikik geli membaca pesan yang dikirm oleh dua sahabatnya--Nayeon dan Haylie--di grup chat mereka. Gadis-gadis ini selalu saja punya bahan pembicaraan.  Jika tidak membicarakan diri sendiri,  pasti membicarakan orang lain.  Seperti saat ini,  mereka sedang membicarakan tentang Lucas,  lelaki paling populer disekolah saat mereka duduk di bangku SMA dulu.  Belum lama ini,  lelaki yang dulu kuliah di Barcelona itu dikabarkan sudah kembali ke Indonesia.

"Awww.."  Jisoo terpekik saat ponselny jatuh tepat mengenai wajahnya.  Pasti karena terlalu asyik berbaring di sofa sembari memainkan ponsel.  Ah,  benar-benar ceroboh.  Setelah memastikan hidungnya tak luka,  gadis itu kembali memainkan ponselnya dan berkirim pesan ria dengan dua sahabatnya.

"Yah..  yah..  kok mati."  Jisoo berdecak mendapati ponselnya yang mati.  Ia merutuki ponselnya yang kehabisan daya pada saat-saat menyenangkan seperti ini.  Rasanya memang beberapa waktu belakangan ini,  baterai ponselnya sangat boros.

Jisoo melempar asal ponsel itu diatas sofa tempat ia berbaring.  Rasanya malas sekali menaiki anak tangga yang sangat banyak itu hanya untuk mencharger ponselnya.  Dan juga,  pasti membutuhkan waktu yang lama untuk mengisi baterai ponsel ini kembali.

Jisoo mendengus kembali merasa bosan, pasti Nayeon dan Haylie sudah kembali bekerja karena tidak lagi mendapat balasan darinya.

Tak lama,  tiba-tiba saja gadis cantik itu mendongakkan wajahnya yang tadi ia tenggelamkan di sofa.  Ia tersenyum penuh arti saat sebuah ide terlintas di otak cerdasnya.  Dengan bersemangat Jisoo merubah posisi menjadi duduk.  Ia mengambil ponselnya,  berdiri diatas sofa,  mengangkat ponselnya tinggi-tinggi,  lalu dalam hitungan detik,  ia melepaskan ponselnya hingga jatuh menghempas lantai.

"Yah..  jatuh.."  Jisoo menatap sendu yang dibuat-buat melihat ponselnya yang tergeletak di lantai.  Ia turun dari sofa dan mengambil ponselnya.  Mengenaskan.  Layarnya pecah.  Mungkin karena terlalu tinggi mengangkatnya tadi.  Hanya beberapa saat,  raut wajahnya berubah menjadi gembira dengan senyuman puas terukir di bibirnya.

"Saatnya HP baru~"  Jisoo berlari riang menuju kamarnya.  "Maap ya pe,  gue udah bosen sama lo.  Gue butuh yang baru.  Lagian salah lo juga,  sih.  Kenapa coba abis batre.  Lo juga fiturnya gitu-gitu aja.  Bosen gue.  Males."  Jisoo terkekeh menyadari kebodohannya yang berbicara dengan benda mati.



.



"Eh.. eh.. mau kemana?"  Eno berlari tergesa-gesa dari pos saat melihat Jisoo mendekati mini cooper-nya.

"Mau ke kantor Januarsa."

"Ngapain?  Terus ini apa maksudnya nyelonong aja pergi tanpa bilang?"

"Abang,  Aku mau ketemu Januarsa,  mau ajak makan siang bareng.  Izin ya.."

"Ya udah,  abang antar.  Gak ada pergi sendiri.  Abang bisa dimarahin tuan Jen kalau gak antar kamu."

"Aku mau pergi sendiri.  Aku bisa nyetir sendiri kok.  Ya udah,  aku pergi dulu ya."

Jisoo mendelik kesal saat Eno langsung mencegahnya dengan berdiri didepan mini coopernya.

"Abang yang antar!"

"Abang gak sayang aku.  Katanya udah anggap aku kayak adik sendiri.  Aku kan lagi pdkt sama Januarsa.  Kalau abang ikut,  pasti gagal rencana aku.  Aku cuman pengen pergi berdua sama Januarsa.." Jisoo menunduk dengan wajah dibuat sendu.  Eno dibuat serba salah melihatnya.

With YouWhere stories live. Discover now