Finding Mr Perfect - 7

908 77 1
                                    

Iaannn.. udah selesai belum? Masa kayak siput gini sih? Mana kakak udah dapat bajunya dan hampir rampung juga! Seminggu atau mungkin tiga hari kedepan kakak bakal ke Indo, awas aja kamu kalau belum selesai! Nanti kalau batal gimana Iannn!!”

Rayyan mengusap telinganya yang berdenging sebelum menjauhkan ponsel dari telinganya. Kakaknya ini benar-benar bakat menjadi penyanyi Rocker!!

“Kak, Ian usahakan ya. Soalnya—”

Jangan diusahakan!! Lakukan Ian! Pokoknya kalau nikahan kakak batal, kamu bakal kakak potong-potong!!”

Rayyan meringis, betapa ngerinya kakaknya ini. Ia bahkan belum sempat memberi alasan terbaik yang bisa membujuk kakaknya, ia sudah disemprot dan diberi ancaman tak masuk akal.

“Iya—”

Tut tut tut..

Belum sempat Rayyan membalas lagi, telepon benar-benar sudah diputus oleh kakaknya. Ia menghela napas pelan sembari menyabarkan diri. Mungkin kakaknya sedang PMS.

Belakangan ini kakaknya tidak seperti dulu yang selalu berkata lembut dan perhatian padanya. Tapi, mungkin saja kakaknya sedang sumpek dengan acara pernikahan yang membuatnya sangat sibuk dan tidak punya banyak waktu. Apalagi waktunya semakin dekat.

Rayyan mengetikkan sesuatu pada ponselnya untuk dikirimkan pada Alea. Ia akan membuat wanita itu bekerja cukup keras dengan rentang waktu yang sangat sempit. Ah, itu sungguh tega. Tapi, mau bagaimana lagi kalau itu sudah tugas Alea? Mau bagaimanapun juga resikonya sudah Alea yang menanggung.

Dengan tawa kecil menyebalkan, Rayyan mengetikkan sesuatu diponselnya dan langsung memencet tombol send. “Dasar wanita menyebalkan,” gumamnya.

****

Alea meregangkan kedua tangannya sembari menghela napas kasar. Rasa-rasanya ia tidak bisa bernapas diruangan ini karena ia melihat tumpukan berkas yang ada di hadapannya.

Oh, please.. rasanya Alea ingin makan es krim melihat semua ini. Ingin sejenak ia melupakan hal ini dengan makan es krim agar otaknya kembali dingin. Tidak seperti kompor yang hampir meledak!

“Kapan ini berakhir?” Gumamnya, kemudian ia berdecak panjang. “Nggak mungkin lah, kalau gue resign dari sini terus gue makan apa? Dih, gue nggak mau makan uang yang dikasih cuma-cuma sama Yudha. Emang gue wanita apaan.”

Kemudian ia bangkit dari duduknya hanya untuk sekedar jalan-jalan sebentar didalam ruangan dan mengambil ponsel yang ia letakkan secara sembarangan di lantai. Biar saja, lagipula itu bukan dia yang membelinya. Ia tak peduli juga.

Meskipun banyak tumpukan pesan dari pria kurang ajar bernama Rayyan Nugraha yang selalu membuatnya kelabakan dibuatnya. Makanya ia meletakkan atau bahkan melempar ponsel itu sembarangan dan mematikan suaranya agar ia bisa fokus bekerja. Karena, kalau seperti itu terus ia tak akan bisa fokus!!

“Sialan, kenapa nggak ada warna-warninya. Hitam putih semua?” ia berdecak saat melihat layar ponselnya yang hanya menampakkan beberapa chat saja. Hanya beberapa alias hanya ada dua orang yang mengirim pesan padanya.

Biasanya ada banyak warna-warni di ponselnya karena banyak orang yang mengirim pesan padanya. Nah, ini yang mengirim hanya dua pria menyebalkan yang belakangan ini selalu saja mengganggu hari-harinya. Aish!! Sial memang kehidupannya sekarang!! Apalagi ditambah dengan tantangan menyebalkan itu, membuat hari-harinya seperti di neraka saja!!

“What?!” Pekik Alea, ia menggertakkan giginya saat membaca tumpukan pesan Rayyan yang berjumlah 57 pesan!! Gila memang!

From : Rayyan anaknya pak Bara

Finding Mr PerfectWhere stories live. Discover now