(20) Selamat Tinggal..

270 45 6
                                    

Mata Suzy masih tertuju pada pintu ruang tempat Somi dirawat, ia terus berdoa agar gadis malang itu selamat dan bisa hidup kembali.

Nampak ketiga putra Kim berlari dari arah koridor rumah sakit. Mereka menjumpai Suzy yang sedang menangis dengan memeluk kedua lututnya terduduk dilantai sendirian.

"Suzy.." ucap Seokjin mendekati Suzy

Suzy mendongakan kepala dan bangkit, tanpa pikir panjang ia langsung berhambur memeluk Seokjin.

"Bagaimana dengan Somi? Dia harus bertahan. Dia tidak boleh mati. Dia harus hidup." Ucap Suzy dalam pelukan Seokjin dengan nada intonasi bicara penuh ketakutan dan kekhawatiran.

Seokjin agak terkejut dengan tindakan Suzy yang tiba-tiba memeluknya, seolah mencari tempat bersandar. Ia diam beberapa saat dan kemudian ia memeluk balik tubuh Suzy yang jatuh dipelukannya dan menepuk pundaknya berusaha menenangkannya dan memberikan kenyamanan kepada Suzy.

Namjoon dan Taehyung pun terkejut dengan tindakan Suzy yang tiba-tiba memeluk sang kakak. Namjoon Terus menatap wajah Suzy yang bersedih. Ia pun menerawang dari mata Suzy, kejadian saat Suzy bertemu dengan Somi dan pada saat Somi kembali keraganya sampai akhirnya ia kejang-kejang dan mengalami gagal jantung.

"Semoga Somi mampu bertahan." Ucap Namjoon dengan tetap menatap Suzy tanpa ekspresi.

Suzy pun tersentak oleh ucapan Namjoon, ia melepaskan pelukannya dan ia baru sadar jika dia telah lancang memeluk majikannya.

"Maafkan saya tuan." Ucap Suzy menjauh dari Seokjin

"Tidak masalah. Aku tahu perasaanmu. Kita hanya bisa berdoa, selebihnya biarkan takdir yang menjawabnya. Jadi jangan terlalu khawatir, semua sudah ada garis takdirnya masing-masing." Ucap Seokjin dengan menatap Suzy tajam seolah ia masih bersedia menjadi tempat bersandar Suzy.

"Hah.. kurasa kita memang hanya bisa pasrah." Ucap Taehyung menatap arah pintu ruangan Somi.

Yang lain pun ikut menatap arah pintu tersebut dan Mereka melihat arwah Somi keluar dari pintu itu. Wajahnya bersih dan dipenuhi senyuman.

"Somi..?" Suzy menghampiri Somi yang mendekati mereka.

Somi nampak melempar senyuman kepada mereka berempat.

"Apa yang terjadi? Kenapa kau malah keluar, cepat kembali dan masuk ke ragamu, jika tidak malaikat maut akan menangkapmu." Suzy mengomel tanpa jeda seolah tak ingin melihat Somi sebagai arwah.

"Aku tidak bisa kembali lagi ke tubuhku. Inilah akhir hidupku." Ucap Somi dengan menatap Suzy sedih.

"A.. apa? Jangan bercanda Somi, kamu berbohong kan?" Ucap Suzy dengan air mata menggantung seolah detak jantungnya berhenti seketika.

"Maaf Suzy, aku sudah berusaha untuk hidup tapi, inilah yang terjadi." Somi menatap Suzy sedih

Suzy membungkam mulutnya dengan kedua tangannya, terkejut dan suara yang hendak ia keluarkan seolah hanya berhenti dikrongkongannya.

Suzy terduduk lemas, Somi mendekatinya dan memeluk Suzy erat.

"Kumohon, antar aku dengan wajah bahagia. Jangan tampakkan kesedihan. Agar aku bahagia disana!" Bisik Somi saat memeluk Suzy

Suzy mengangguk dan menangis di pelukan Somi.

"Somi. Kau harus bahagia." Ucap Suzy dengan segera melepaskan pelukannya dan tersenyum untuknya.

"Kau sudah berusaha semampumu Somi, semoga kau bisa menerimanya dengan hati yang lapang." Ucap Seokjin

"Terimakasih, aku bisa menerimanya bahkan melihat kalian disaat terakhirku aku merasa sangat bahagia meskipun harus berakhir seperti ini. Aku meminta waktu kepada malaikat maut untuk mengucapkan salam perpisahan kepada kalian." Ucap Somi dengan menatap wajah mereka

Creazy Kim's Family Where stories live. Discover now