Malam Akrab.

63 5 0
                                    

Aku selalu percaya Jogja membawa sebuah cerita yang tak akan terlupa.

🧷

Author Point Of View-

"Dek, ngapain deh masih di luar tenda jam segini?"

Jingga sedikit terkejut ketika seorang laki-laki mendekatinya dan memegang pundaknya pelan, ia sontak menoleh dan mendapati bahwa sosok itu adalah Mas Arya. Seseorang yang beberapa minggu ini menemani hari-harinya dan membantunya melupakan sosok Adreas, orang yang pernah dicintainya bahkan sampai sekarang.

"Belum ngantuk mas, lagipula enak banget hawanya disini"

Mas Arya terkekeh lalu duduk disebelah Jingga yang sedang menekuk lututnya dan duduk di dekat api unggun yang tadi digunakan sebagai penghangat ketika sesi pengakraban.

"Emang Bandung nggak sedingin Becici?"

Jingga menoleh dan menatap mata Mas Arya, tersenyum lalu setelahnya membalas pertanyaannya.

"Ya dingin sih, di Lembang tapi. Kota nya mah nggak dingin"

Mas Arya tersenyum lalu kembali berdiri, menggenggam tangan Jingga lalu menariknya berdiri. Setelahnya mengajaknya berjalan ketempat yang lebih tinggi dimana terlihat semua keindahan Kota Jogja dan bintang-bintang yang bertaburan.

 Setelahnya mengajaknya berjalan ketempat yang lebih tinggi dimana terlihat semua keindahan Kota Jogja dan bintang-bintang yang bertaburan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau tau ada tempat sebagus ini, daritadi saya duduknya disini"

Jingga mengucapkan kekagumannya dan tersenyum senang, sedangkan Mas Arya terus menatap kedepan dan menimati indahnya bintang yang kerlap kerlip.

"Bagus ya?"

Jingga hanya mengangguk setuju ketika Mas Arya melontarkan pertanyaanya yang sebenarnya tak perlu jawaban.

"Saya selalu suka lihat bintang, apalagi dipadu kerlap-kerlip Kota Jogja"

Jingga lagi-lagi hanya tersenyum dan akhirnya duduk di sebuah tanah yang sudah dilapisi dengan kayu. Saat ini mereka sedang berada di sebuah panggung outdoor yang menampakkan keindahan Jogja sebagai latar belakang.

"Langit nggak pernah salah Mas. Sunrise, sunset sampai malam hari selalu ditunjukkan dengan sempurna tanpa ada celah untuk terlihat tak indah"

Setelahnya Mas Arya ikut duduk di sebelah Jingga, setelahnya melipat dan memeluk kakinya.

"Tuhan juga nggak pernah gagal menunjukkan segala sisi indah ciptaan-Nya"

"Makasih ya mas sudah beberapa minggu ngajak Jingga jalan-jalan terus, ngajak Jingga keliling Kota Jogja buat nyembuhin luka tentang Bandung"

Jingga menoleh kearah Mas Arya lalu tersenyum, setelahnya dihadiahi senyum balasan oleh Mas Arya.

Malam itu adalah malam terindah di Jogja, lagu yang sering Jingga dengarkan tentang Jogja memang tak pernah salah.

Pancarona-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang