One Day

6.6K 545 59
                                    

Japanese plot, include school festivals. Buku ini gak segelap buku aku yang lainnya, mungkin akan membosankan untuk dibaca.
Be aware of a "typo", please be patient enough. i'm not that perfect ☺️

.
.
.

"Yeonjun- oppa!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Yeonjun- oppa!"

"Kyaa..Yeonjun-oppa!! Lihat kesini, please"

"Dia terlihat sangat keren!"

"Ah, dia tersenyum padaku! Kamu lihat kan?!"

Begitulah teriakan anak - anak perempuan dari pinggir lapangan yang melihat Yeonjun bermain basket sewaktu jam olahraga. Seperti biasa, para gadis disekolahnya tengah mengagumi Yeonjun, memberi semangat atau hanya sekedar memanggil nama Yeonjun karena ingin di-notice. Orang - orang disekolah Kai sudah terbiasa dengan hal itu, karena sudah hampir setiap hari para gadis bersikap seperti ini, bahkan ada beberapa gadis yang sering membuntuti Yeonjun kemana pun Ia pergi, hingga membuntuti sampai rumah Yeonjun pun ada!

Menghela nafas, Kai berharap bisa se-energik mereka, Kai sekarang sedang duduk dipinggir lapangan sambil memegang sebuah buku yang terbuka, buku itu tidak benar - benar Ia baca. Buku tersebut hanyalah kamuflase, untuk Kai diam - diam sesekali mengintip kearah Yeonjun dari balik buku yang Ia pegang dan parahnya lagi, Kai tidak menyadari jika buku itu terbalik.

"Kai"

Ah, hari itu adalah hari yang tidak akan pernah Kai lupakan. Cara Yeonjun memanggil nama Kai, dengan suaranya yang terdengar renyah ditelinga Kai. Kai mengintip dari balik buku yang Ia pegang, sengaja menutupi pipinya yang memerah. Yeonjun sedang berjongkok (? 😂😂😂 bahasa indo formalnya apa ini woy) didepan Kai. Kai jadi teringat peristiwa kemarin, suara Yeonjun yang memanggil namanya masih terngiang ditelinga Kai, tubuh Yeonjun yang berdiri hanya sejarak lengan Kai. Jika Kai memanjangkan lengannya, tubuh Yeonjun bisa terjangkau oleh tangannya dan Ia bisa menyentuh Yeonjun.

Menyentuhnya?!apa yang aku pikirkan! Itu tidak mungkin, hal itu hanya akan terjadi dalam mimpiku! Batin Kai.

Perlahan, kedua mata Kai melihat kearah Yeonjun, tatapan mata Kai segera bertemu dengan dua manik mata berwarna coklat milik Yeonjun. Seketika lutut Kai terasa lemas, dia mensyukuri posisi Ia sekarang sedang duduk, jika Ia sedang dalam posisi berdiri mungkin Ia akan terjatuh.

"I-iya?" Jawab Kai terbata. Setidaknya hari ini Ia memiliki kemajuan, tidak melarikan diri lagi seperti kemarin.

"Apakah aku boleh minta air minummu? Aku lupa membelinya tadi, aku sangat kehausan" Ucap Yeonjun sembari menunjuk kearah botol minuman yang berada disamping Kai.

"Uh-mm.iya..boleh" Ucap Kai sedikit ragu,

Bukankah para gadis-gadis itu sudah membelikan minuman untuk Yeonjun? Kenapa Ia malah meminta minumanku?!"

Kai memberikan botol minuman itu pada Yeonjun, dan Yeonjun pun mengambilnya, membuka botol itu dan langsung meminumnya.

Ciuman tidak langsung

Otak bucin Kai tidak bisa mencerna hal yang tengah terjadi dihadapannya, bibirnya sedikit terbuka melihat itu, untung saja hal itu tertutupi oleh buku yang masih Ia pegang. Jadi Yeonjun tidak bisa melihat wajah melongo Kai.

"Terima kasih, Kai" Ucap Yeonjun sembari memberikan botol minuman itu lagi pada Kai, tangan Kai sedikit gemetaran mengambil botol itu dari tangan Yeonjun.

"Ah, Kai. Bukumu terbalik" Ucap Yeonjun sembari membenarkan buku itu keposisi yang tepat. Yeonjun tertawa kecil sebelum pergi berlari ketengah lapangan untuk kembali bermain basket, sedangkan Kai sudah menutup wajahnya rapat - rapat dengan buku yang ia pegang.

Astaga ini sungguh memalukan.

.
.
.
.
Sore itu sepulang sekolah Kai tengah berjalan melewati lorong menuju keruang club musik yang Ia ikuti. Tangannya memeluk erat buku note musik yang akan Ia mainkan untuk berlatih pertunjukan seni musik di festival sekolahnya nanti. Kai yang berjalan berbelok dengan pikirannya yang entah kemana tidak sengaja menabrak seseorang, buku yang Ia pegang terjatuh. Tabrakan itu cukup keras karena orang yang bertabrakan dengan Kai itu sedang berlari. Kai berjongkok memunguti buku yang terjatuh

"Kai?"

Gerakan tangannya terhenti mengetahui suara siapa yang tengah memanggilnya.

"Ye-yeonjun?!" Kai menoleh kesekitar, mencari keberadaan "fangirls" Yeonjun. Mereka bisa menjahili Kai habis - habisan, jika Ia tau Yeonjun berbincang - bincang berduaan dengannya, apalagi setelah beberapa dari mereka melihat kejadian saat olahraga tadi. Kai tidak menemukan orang lain selain dia dan Yeonjun, apakah Yeonjun berlari karena menghindari kejaran fangirls-nya?

"Wah, kita jadi sering bertemu secara kebetulan seperti ini ya?" Ucap Yeonjun Ia pun berjongkok didepan Kai dan memungut buku yang masih tertinggal.

Ah ini tidak baik, aku harus cepat pergi dari hadapannya secepatnya, sudah dua kali aku melakukan hal memalukan! Jangan sampai ada ketiga kalinya.

"Terima kasih, sudah membantuku memunguti buku ini" Kai mengambil bukunya dari tangan Yeonjun, kedua matanya menatap kebawah tidak berani menatap Yeonjun.

"Ah, sure" Buku itu tertahan, Kai tidak bisa mengambilnya karena Yeonjun menahannya.

"Bu-bukunya. Uh- to..tolong berikan" Ucap Kai. Kedua mata Kai masih tidak berani melihat Yeonjun.

"Hmm..why?" Yeonjun seolah sengaja ingin bermain dengan Kai, Ia menahan senyumannya melihat Kai yang tengah gugup dihadapannya.

"Ka-karena aku membutuhkannya," Kai mengutuki dirinya kenapa Ia selalu berbicara dengan terbata jika dengan Yeonjun.

"Mm. No. Aku tidak akan memberikannya" Kai menelan air liurnya sendiri mendengar hal itu. Nada Yeonjun terdengar seperti anak kecil yang ingin bermain - main.

" Aku tidak akan melepaskan sesuatu yang membuatku sangat tertarik" Ucapnya Yeonjun lagi, suaranya saat itu terdengar berbeda dari biasanya, membuat mata Kai berani untuk menatap Yeonjun, Kedua manik mata Yeonjun menatap lurus pada Kai dengan raut wajahnya yang terlihat serius. Tatapan mata itu sangat kuat membuat pikiran Kai menjadi kosong dan detak jantungnya seolah berhenti. Suara - suara disekitarnya pun seolah - olah menjadi hening.

"Aku hanya bercanda!!" Ucap Yeonjun dengan nada suaranya yang seperti biasa lagi, Yeonjun tertawa kecil. Mendengar suara normal Yeonjun, pendengaran Kai kembali lagi, Ia bisa mendengar suara - suara disekitarnya lagi. Yeonjun melepaskan buku yang Ia pegang.

"Sampai jumpa lagi, Kai" Ucap Yeonjun sembari berdiri, berbalik badan berjalan meninggalkan Kai yang masih terpaku pada posisinya saat itu.

Ketika Yeonjun berjalan menjauh, semilir angin berhembus masuk dari jendela lorong yang terbuka, mengenai rambut pirang Yeonjun. Aroma harum dari tubuh Yeonjun menyeruak mengenai indera penciuman Kai yang tengah menatap punggung Yeonjun yang berjalan menjauh.




.
.

Aku berusaha menulis cerita ini dengan kata - kata se-estetik mungkin. Tapi karena keterbatasan kata yang aku tau, jadi banyak kata yang mungkin kurang tepat sehingga kurang dalam maknanya.

Possessive Type ~Yeonkai~Where stories live. Discover now