Selamat

33 9 0
                                    

   "Cukup sampai disini, bung!!," teriak seseorang cukup keras dari arah samping kanan. Alvaro tidak bisa melihat dengan jelas karena gelap, dan akhirnya mereka berdiri di hadapan Varo. Ya, orang itu tidak sendiri.

    "Kalian,,, bagaimana??," Varo mulai cemas karena yang berdiri di depannya adalah Fano, Steve, Rico, Roff, Henrick, dan Peter.

   "Kalian tunggu apa? Habisi mereka semua!!," perintah Varo kepada anak buahnya.

   "Fano,,," panggil Ikhsan.

   "Bertahanlah,,"

   Kali ini berbeda, 70 orang melawan 6. Mereka berenam juga babak belur, tapi tidak separah Ikhsan. Mereka berenam berhasil menumbangkan 70 orang dengan hasil mereka berenam juga babak belur.

   Siapa yang akan menyangka kalau Fano juga anak Boxing, Peter dan Steve anak judo dengan guru yang beda, Rico ahli seni bela diri brazil yang bernama Capoeira, Henrick dan Roff hanyalah petarung jalanan.

   Alvaro melepaskan pandangannya dari arah pertarungan itu dan melarikan diri dari sana layaknya seorang pengecut. Fano melarang teman-temannya untuk mengejar karena sedang ada nyawa yang hampir di jemput malaikat Izrail.

🍃

Flashback on

    "Peter, Henrick," ujar Roff panik.

    "Apa? Santai aja kenapa sih," ujar Henrick yang meneruskan minum jus nya di kantin Fakultas.

     "Fano menelpon, ia meminta bantuan kita sekarang, Yuna di culik dan sekarang Fano dan Ikhsan lagi menyelamatkan Yuna," perkataan Roff membuat Henrick menyemprotkan jus dari mulutnya ke arah Peter.

   "Anjing lu,,," peter memukul meja kafe.

   "Kita juga harus mencari teman Ikhsan!,," ujar Roff.

   Mereka segera berlari ke arah gedung mesin yang berada di samping gedung jurusan Fisika.

   Mereka sampai di depan kelas Ikhsan dan membukanya, dan untung Steve dan Rico ada di sana.

   "Steve, Rico!! Ikut kami sekarang," ujar Peter sambil menarik tangan mereka berdua dengan wajah cemas.

  "Ikhsan dalam bahaya, kita harus nolong mereka," ujar Henrick.

  "Mereka?," kata Steve.

   "Iya, ada Fano dan Yuna juga, nanti aku jelaskan di mobil, kita pakai satu mobil aja," ujar Roff sambil berlari ke arah parkir bawah tanah untuk mengambil mobil sedangkan yang lain menunggu di gerbang.

🍃

   "Aku tidak bisa berkata apa-apa untuk menahan amarah ayah jika aku mati, kau harus bertahan," ujar Fano sambil mengendong kembaran nya itu. Sedangkan Yuna di papah oleh Steve dan Peter untuk berjalan ke mobil.

   Untuk pertama kalinya Fano melihat adiknya itu selemah ini. Ikhsan menderita 17 sayatan di seluruh tubuhnya bahkan di leher juga. Fano dengan cemasnya segera membawa Ikhsan ke rumah sakit. Ikhsan yang masih sadarkan diri itu hanya tertawa melihat kekhawatiran abangnya itu.

Hope shoes of loveحيث تعيش القصص. اكتشف الآن