►help me

2.7K 579 22
                                    

suara pintu tertutup membuat seungmin yang tengah duduk diatas ranjang itu menoleh, menemukan chan ada disana.

"ada apa?" seungmin memiringkan kepala, tidak mengerti kenapa chan hanya berdiri didepan pintu sembari menatap kearahnya.

si pirang menghela nafas, kembali mengingat perkataan felix sesaat mereka akan menyudahi acara mencuci piring tadi.

"jika yang kau maksud adalah seungmin kim, anak di sekolah yang seumuran denganku, bertubuh mungil dan mata bulat seperti anak anjing. ya aku tahu."

"apakah sesuatu telah terjadi? jika itu menyangkut dirinya, sepertinya itu bukan hal yang bagus. kutebak, kau pasti bertemu dengannya dalam keadaan berbeda dunia, iya kan?"

"lagipula bukankah kakak sendiri yang mengatakan akan berhenti? memang kakak sudah siap menghadapi kembali situasi sama yang menjadi alasan kematian paman dan bibi bang?"

"padahal ini hari pertama kakak sekolah ya.."

"cobalah untuk hidup dengan tenang dan normal kak."

perkataan felix akhirnya membuat chan tersadar, tujuannya kembali ke korea adalah untuk hidup dengan normal seperti remaja lain pada umumnya.

"kakak pirang! apa kau akan membantuku?" pertanyaan seungmin membuat chan mengerjapkan mata, menatap si hantu kecil yang balas menatapnya dengan binar penuh harap.

"apa?"

"kau akan membantuku kan?"

"membantumu?" chan mengerutkan dahi. "tidak."

si hantu kecil sontak berdiri, "kufikir kau akan membantuku!"

"memang kapan aku mengatakan akan membantumu?"

"tapi tadi kau membantuku bersembunyi dari mereka kan? itu artinya kau mau membantuku."

"sepertinya kau salah paham ya." chan mendekat, berdiri dengan jarak satu meter didepan seungmin.

"hanya karna aku tadi menginjinkanmu masuk bukan berarti aku akan membantumu. dengar, aku tidak mengenalmu begitupun denganmu. jadi cepat pergilah dari sini sebelum aku benar-benar mengusirmu."

"tapi siapa yang akan membantuku?"

"apakah menurutmu aku peduli?"

bahu sempit itu jatuh turun bersamaan dengan binar mata yang meredup.

"lalu bagaimana denganku?"

"carilah orang lain yang mau membantumu."

"tapi hanya kau yang bisa melihatku."

"pergilah hantu kecil."

"tapi—"

"aku sudah memberikan peringatan."

"kumohon—"

wush.

tubuh seungmin terdorong dengan sendirinya dan berakhir di luar jendela. chan menghela nafas, menurunkan telapak tangannya dan menutup jendela rapat-rapat, mengabaikan seungmin yang terus memohon untuk masuk.

chan tahu mungkin ini cukup kejam, tapi dia sudah memutuskan untuk tidak menggunakan keistimewaannya lagi.

sementara itu disebuah ruangan serba putih yang begitu sunyi.

disanalah wanita itu berada, berdiri menghadap cermin dengan pandangan kosong.

sang anak ada disebelahnya, lelap diatas sebuah ranjang bersama alat-alat penunjang kehidupan yang menempel di tubuh mungilnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

sang anak ada disebelahnya, lelap diatas sebuah ranjang bersama alat-alat penunjang kehidupan yang menempel di tubuh mungilnya.

pandangan kosong itu beralih menatap putranya, lantas bibir yang mulai mengering itu menggumam dengan samar.

klek!

"siyeon."

wanita berambut pirang itu menoleh, mendapati kedatangan suaminya yang masih mengenakan setelan kantor.

"ini sudah hampir malam. kau harus beristirahat hm?"

siyeon menggeleng, menatap suaminya dengan pandangan bergetar.

"anakku—"

"dia pasti akan segera sadar, percayalah." ujarya sembari memeluk sang istri yang mulai menangis. "istirahatlah, apa kau mau saat anak kita sadar nanti dia melihat keadaan ibunya yang kacau?"

siyeon menggeleng, membuat si lelaki tampan tersenyum sembari mengelus kepalanya.

"sekarang tidur ya?" tubuh siyeon digendong, dibaringkan dengan perlahan di ranjang lain disebelah anak mereka.

"jaehyung.."

"ya?"

siyeon tersenyum, mengusap pipi suaminya.

"tolong bangunkan aku jika anak kita sudah sadar."

jaehyung tersenyum, menaikkan selimut untuk istrinya dan menarik tirai yang memisahkan pandangan antara ibu dan anak tersebut.

"selamat malam siyeon."

pria marga kim itu melepaskan jasnya, menyisakan kemeja putih melekat di tubuh.

sesaat sebelum keluar, pria itu menolehkan kepalanya kearah kiri, menatap kearah sang putra sejenak.

sesaat sebelum keluar, pria itu menolehkan kepalanya kearah kiri, menatap kearah sang putra sejenak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

dan akhirnya beranjak menuju pintu yang sunyi.

"jaga dia."

𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥✓Where stories live. Discover now