►the truth

2.2K 515 13
                                    

bel istirahat sudah berbunyi, sebagian penghuni kelas telah meninggalkan ruangan untuk mengisi perut mereka. pengecualian bagi chan yang masih diam di kursinya, hanya menghela nafas untuk kesekian kali. lelaki itu tengah memikirkan apa yang sudah terjadi dirumah sakit kemarin, terutama kebenaran tentang han jisung.

saat chan menanyakan siapa dirinya, lelaki itu menjawab dengan senyum kecil. “aku bukan siapa-siapa.” tidak mungkin dia bukan siapa-siapa tapi mengetahui bagaimana cara menyembunyikan seungmin dari orang-orang jubah hitam.

“aku kebetulan datang kesini ingin mencarimu untuk berterimakasi karna sudah menyampaikan pesanku pada minho, itu saja.” setelahnya jisung pergi tanpa membiarkan chan bertanya lebih jauh.

jika jisung tahu sesuatu tentang apa yang terjadi pada seungmin, pasti akan lebih mudah bagi chan menyelesaikan masalah ini.

sesaat kemudian pandangan chan tertuju pada minho yang tertunduk di kursinya.

srak!

si pirang menarik kursi untuk duduk didepannya, menarik perhatian si empu yang perlahan mendongak.

“bagaimana han jisung meninggal?”

minho mengerutkan dahi, terlihat tidak senang saat chan datang dan tiba-tiba menanyakan bagaimana kekasihnya meninggal.

“apa maksudmu?”

“aku ingin tahu bagaimana kekasihmu itu meninggal.”

lelaki didepannya itu tak langsung menjawab, tapi detik berikutnya menggumam.

“sakit.”

siang ini sepulang sekolah, chan ada janji bertemu dengan ibu seungmin disebuah café tak jauh dari rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

siang ini sepulang sekolah, chan ada janji bertemu dengan ibu seungmin disebuah café tak jauh dari rumah sakit.

bagaimana bisa? ingat saat chan melawan si jubah hitam yang menjaga ruangan seungmin dan dipergoki oleh siyeon? ya, wanita itu mengajak chan bertemu untuk membahas hal itu.

lonceng kecil diatas pintu berdenting saat lelaki pirang itu mendorong pintu kaca dengan perlahan, mengedarkan pandangannya kesana kemari mencari dimana sosok ibu seungmin menunggu.

“itu ibu! ibuuuu!” seungmin disebelahnya berseru senang, menunjuk siyeon yang melambai di meja didekat pendingin ruangan. si manis itu balas melambai dengan semangat, meski pada nyatanya tidak ada yang bisa melihat hal itu selain chan.

“ayo.”

chan berjalan mendekat dan menarik kursi tepat didepan siyeon, sementara seungmin berdiri dibelakangnya.

“hai ibu!”

“maaf, apakah nyonya menungguku lama?”

“ah tidak, aku bahkan baru memesan. apa kau ingin memesan sesuatu?”

“iced americano saja nyonya.”

siyeon kemudian memanggil salah satu pelayan. selesai memesan iced americano untuk chan, pandangannya kemudian fokus kembali pada si pirang.

“aku rasa kau sudah tahu apa tujuanku mengajak bertemu.” siyeon mengulum bibir bawahnya. “firasatku mengatakan kau itu lebih dari sekedar sahabat pena anakku, apa kau mengetahui tentang anakku? tentang apa yang terjadi pada seungmin?”

chan diam, belum menjawab karena dia tahu siyeon belum selesai bicara.

“aku melihat semuanya, kejadian didepan ruangan itu. cahaya hitam dan biru yang beradu satu sama lain sebelum kau terlempar kearah dinding, juga bagaimana kau terlihat bicara dengan anakku saat di kamar mayat. tolong jelaskan apa yang terjadi karena akal sehatku mulai menghilang memikirkan semuanya.”

seungmin memandang sedih pada ibunya yang terlihat begitu putus asa, lantas memandang chan dengan penuh harap.

“jika aku menceritakan semuanya, apa kau akan percaya padaku nyonya?” si lelaki pirang menarik nafasnya dalam, sebelum kembali membuka suara. “aku punya kemampuan, melihat apa yang tidak bisa orang lain lihat.”

seketika, kedua tangan siyeon saling menggenggam diatas meja.

“aku adalah murid pindahan di sekolah yang sama dengan seungmin. dan ya, aku memang bertemu dengannya, sebagai jiwa yang sedang tersesat.”

seungmin menggigit ujung kukunya, gelisah karena reaksi ibunya yang hanya diam dengan pandangan yang tidak bisa diartikan.

“selama ini, jiwa seungmin bersembunyi di dalam sekolah untuk menghindari orang-orang berjubah hitam yang tengah mengejarnya.”

“o–orang berjubah hitam?”

“saat jiwa seungmin meninggalkan raganya, orang-orang berjubah itu membawa jiwanya kesuatu tempat yang seungmin sendiri katakan, dia tidak tahu dimana. lalu saat dia berhasil kabur, dia bersembunyi disekolah sebelum akhirnya aku bertemu dengannya.

nyonya, seungmin belum mati. jiwanya hanya tersesat dan tidak bisa kembali memasuki raganya.”

pembicaraan terjeda saat seorang pelayan kemudian datang membawakan minuman mereka. chan mengucapkan terimakasih sebelum kembali fokus pada siyeon.

“dan juga, ruangan dimana raga seungmin berada, tengah dijaga oleh satu sosok jubah hitam. sepertinya sengaja mencegah jiwa seungmin agar kembali pada raganya. cahaya hitam yang nyonya lihat, itulah dia.”

si pirang meneguk minumannya, sembari menunggu respon seperti apa yang akan siyeon berikan. dia tidak berharap banyak apabila wanita itu mempercayai ucapannya.

“ibu?”

seungmin memanggil dengan lirih, masih menunggu reaksi ibunya.

“nyonya—”

“jika apa yang kau katakan adalah kebenaran, mungkin itu ada hubungannya dengan jaehyung yang menginginkan agar seungmin dimakamkan sebelum purnama.”

“apa?”

“dan purnama akan terjadi dalam tiga hari lagi.”

siyeon meraih tangan chan, menggenggamnya bersamaan dengan tangisan.

“aku tidak memiliki pilihan lain selain mempercayaimu, jadi aku mohon…tolong bantu seungmin, bantu anakku agar dia hidup kembali.”

𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang