🕛PROLOG🕛

5.7K 339 26
                                    

⚠ ⚠ ⚠
Bagian ini mengandung unsur kekerasan
dan kata kata kasar. Bagi pembaca yg
merasa kurang nyaman,
silahkan SKIP bagian ini.

Pukul 01.00, aku mengendarai mobilku menuju rumah. Hari ini, oke ralat kemarin adalah hari yang begitu melelahkan. Kukendarai mobilku melewati jalan pintas yang biasa supirku dan aku lewati saat perjalanan pulang dari kantor.

Tugas kuliah yang menumpuk menantiku di rumah. Namun sebagai penerus perusahaan, aku harus bisa dan bahkan terbiasa membagi waktuku antara kuliah dan perusahaan.

Jalanan begitu lengang, hanya ada satu atau dua kendaraan saja yang melintas. Sebetulnya ini juga bukan jalan yang strategis. Di sebelah kanan dan kiri hanya ada jurang, kumpulan pepohonan bagai hutan, dan rumput yang menjulang tinggi kurang lebih sampai sebatas lutut orang dewasa.

Gelapnya malam yang mendominasi menjadi background daerah ini. Hari ini kusetir mobil ini sendiri tanpa supir pribadiku. Ditengah ketenanganku menyetir tiba-tiba saja,

BRAK!

Ada sebuah mobil lain yang menyenggol mobilku hingga mumbuat mobil yang kusetir hilang kendali dan menabrak pembatas jalan.
Kepalaku berdenyut dan terasa berat sebagai efeknya. Kurasakan setetes demi setetes darah mengalir dari dahiku.

Saat aku berusaha untuk menahan rasa sakit, tiba tiba kaca mobil yang tepat di sebelahku pecah dipukul entah oleh apa. Kemudian pintu pun dibuka secara paksa. Dapat kurasakan tubuhku yang ditarik secara paksa pula untuk keluar.

Bugh!

Pukulan kuat mendarat di pipi ku, membuatku terhuyung dan terjatuh di atas aspal dingin.

"Berani sekali kau berkata seperti itu pada putriku!"

Bugh!

Aku hendak melawan, namun kini tubuhku sangat lemah. Apalagi dengan rasa lelah yang tengah menerpa tubuhku saat ini, semua menjadi terasa sulit.
Kurasakan tubuhku terangkat. Yah, orang itu tengah mengangkat kerah kemejaku.

Satu hal yang baru kusadari. Ia datang sendirian untuk melabrakku. Ia datang beserta anak buahnya.

"Kau! Akan kuberi kau kesempatan jika kau mau menuruti perintahku." kata orang itu.
"Jangan ikut campur atas urusanku dengan ayahmu itu dan lekas menikahlah dengan putriku." lanjutnya. Aku tatap diam dan detik berikutnya kupasang senyuman miring di depannya.

"Aku tidak peduli." jawab ku. Rahangnya mengeras, ia pun melepaskan cengkramannya dari kerah kemeja ku dengan kasar.

"Aku sudah memperingatkanmu." tudingnya. "Hei kalian! Habisi dia!" perintah orang itu.

Seketika berbagai pukulan mengenai tubuhku hingga tubuhku mati rasa. Nyeri melanda tubuhku. Darah pun tak mau kalah untuk keluar dari bibirku yang terkoyak.

"Cukup!" titahnya yang membuat anak buahnya berhenti berinteraksi dengan tubuhku.
"Kau masih mau berontak? Katakan padaku, di mana kau menyimpan berkas itu?!" tanya orang itu kasar. Mulutku terlalu kelu untuk berbicara. Dan lagi pula, aku tak akan mengatakannya meskipun aku tahu betul jawaban dari pertanyaan yang ia lontarkan.

Dak!

Dipukulkannya gagang pistol tersebut ke dahiku.
"Jawab bangsat!" bentaknya yang mungkin sudah terlalu jengah dengan kebungkamanku.

"Aku... tak..a...akan...memberi...tahu...kau, bajingan!"

"Brengsek!"

Dor!

"Huak!" Sebuah peluru panas mendarat tanpa permisi di perutku dan membuat darah di perutku mengalir.

Aku yang tak kuasa menahan rasa sakit pun terbatuk dan berhasil mengeluarkan darah dari mulut ini.

"Jawab atau kau akan habis di sini."

"Aku...tak...akan...memberi...ta...hu... KAU!" jawab ku yang tetap pada pendirian.

"Brengsek! Mati kau, anjing!"

Dor! Dor!

"HUAK!" Rasa sakit yang tak dapat kubendung lagi. Tak lama pandanganku mulai memudar ditambah dengan tubuh yang kian hilang tenaga membuatku limbung.

"Bos, bagaimana kalau dia mati?"

"Penghalang seperti dia memang pantas untuk mati! Ayo pergi, aku tak mau masuk penjara hanya karena membunuh satu tikus."

"Apa ini, huh?" gumam orang itu. "Alat pengganggu."

Setelah itu aku seperti melihat samar samar ia melempar sesuatu. Aku tak tahu apa yang dilemparnya. Mereka pun pergi meninggalkanku dengan pandangan yang semakin lama semakin memudar.

Setelah itu aku tahu, bahwa niatku untuk pulang hanya angan-angan semata. Mungkin aku tak akan kembali lagi ke rumah.

👻👻👻

TBC
Hai guys! Gmn? Selamat menikmati, aku akan bekerja keras nyelesein cerita ini. Semoga suka...

Haloyoh, coba baca part 1 - 2 dlu. Jangan kemakan prolog wkwkwkw🙅😅😍

Sampe ending jg bole. Banget🤣

See you next chapter...❤️

LATENT ✔Where stories live. Discover now