16. Bahagia Berdua

37 9 0
                                    

"Biarkan kali ini saya yang membuatmu bahagia, setelah sakit yang kamu rasakan karena saya."

--
Author POV

Seperti janjinya tadi siang, kini Akmal sudah menunggu Nata di taman kampus. Menunggu wanita itu selesai kuliah. Telah banyak rencana yang akan Akmal lakukan bersama Nata.

Senyum masih tidak bisa lepas dari wajah tampannya, anggap saja ia berlebihan namun tidak ada lagi kebahagiaan yang ia rasakan kecuali ketika Nata sudah mau menerimanya kembali. Walau bukan dengan status yang sama.

Senyum Akmal semakin mengembang, tatkala melihat Nata melangkah mendekat ke arahnya. Akmal bangkit dari duduknya, lalu berjalan mendekat juga ke arah Nata.

"Sudah selesai?" Tanya Akmal saat ia sudah ada di depan Nata. "Hm," Nata mengangguk.

"Yasudah, ayo. Biar pulangnya gak kemalaman," mereka berdua berjalan beriringan menuju tempat parkir.

"Tadi saya sudah ijin sama Nenek kalau mau ngajak kamu jalan, Nenek nitip martabak manis katanya," Nata tersenyum, Neneknya itu memang sangat antusias bila berkaitan dengan Akmal. Entah mengapa Rifa begitu cepat akrab dengan teman lelakinya.

Dan, semenjak Akmal kerap kali datang ke rumah, Rifa sepertinya lupa akan Alfi. Sebab, Rifa sudah jarang menanyakan kabar lelaki itu. Walaupun Nata masih tetap berhubungan baik dengan Alfi.

"Nanti pas pulang kita belikan," Akmal berucap lagi, lelaki ini juga begitu cerdik mengambil perhatian Rifa. Sehingga memudahkan dirinya untuk dekat kembali dengan Nata, "oke," balas Nata.

Mereka sampai di tempat parkir, kali ini Akmal membawa motornya. Motor yang dulu menjadi saksi hari-hari bahagia Nata dan Akmal. Hari tersakit juga bagi Nata, kala melihat Akmal naik motor berdua dengan Ayu.

Ah! Sudah lupakan, toh itu sudah berlangsung sangat lama. Dan, dirinya tidak ingin ambil pusing, sebab dirinya tidak ingin mengungkit masalah yang sudah berlalu. Tidak baik menurutnya.

"Cantik banget sih," Akmal memasangkan helm ke kepala Nata. Nata mendengus mendengar gombalan receh dari lelaki itu. "Jangan cemberut gitu, kan kita mau jalan,"

"Bawel, ih. Udah, ayo," ucap Nata menepuk pundak Akmal agar bergegas untuk pergi.

Akmal terkekeh, bukannya sakit karena habis di pukul namun ia tersenyum karena Natanya tidak berubah sama sekali.

"Silakan naik tuan putri," ucap Akmal kala ia sudah naik di atas motor. "Siap melaju, go!" Nata menghempaskan tangannya ke depan, memberi isyarat kalau dirinya sudah siap.

Waktu ini akan mengawali kebahagiaan mereka, bahagia berdua menjadi keinginan Akmal sedari dulu. Dan, kali ini ia akan menebus semua rasa sakit yang ia sempat berikan pada Nata. Walau ia tahu bahwa itu tidak akan mengembalikan hati Nata kembali utuh seperti dulu.

Namun, waktu tidak akan diam, ketika dua sejoli sedang mencoba untuk saling membahagiakan setelah rasa sakit yang sempat memisahkan mereka berdua. Begitulah semesta bertindak, sebab ada pelangi setelah hujan.

Dan, ada kebahagiaan setelah kesedihan melanda.

--

"Ayo turun," Nata melepas helm yang ia kenakan lalu menyerahkannya pada Akmal. "Mau ke mana dulu?" Tanya Akmal. Mereka berdua jalan bersisian untuk masuk ke dalam Mall. Ya, tujuan mereka sore ini adalah Mall. Karena, Nata ingin ngadem di dalam katanya.

"Makan dulu aja kali, ya? Belum makan siang juga,"

"Ayo," mereka menuju salah satu tempat makan cepat saji yang ada di Mall tersebut.

[4] Love is Trust [Completed]Where stories live. Discover now