02.

5.4K 742 58
                                    

Zahra berjalan kelapangan dengan jalan santai. Jeffrey sedang berada didalam gedung olahraga mengingat mereka. -mahasiswa dan mahasiwi- dipisah untuk tes kebugaran.

Zahra berdiri ditepi lapangan dengan mengedarkan pandangannya. Dia memang seseorang yang gampang beradaptasi tapi untuk situasi awal seperti ini dia cukup canggung dan pemalu.

Zahra mengulum bibirnya bingung harus melakukan apa selain menunggu instruksi dari kakak - kakak Paniti ospek sampai zahra harus berbalik karena pundaknya yang terasa di tepuk oleh seseorang.

"Hai."celetuk gadis dengan tinggi sedang dan tersenyum manis ke zahra dan langsung zahra balas. "Eh iya."

"Sendirian aja. Gw Mina."seru mina memperkenalkan diri dengan tangan yang ia sodorkan ke zahra.

"Owh.. Gw zahra."jawab zahra sambil menjabat tangan mina masih dengan senyum canggung yang ia pasang.

"Ayo. Ketengah lapangan."ajak mina ramah. Ia menarik pergelangan tangan zahra dengan lembut.

Zahra menganggukkan kepalanya pelan lalu mengikuti langkah mina yang memimpinnya. Sepertinya dia sudah dapat teman baru yang juga ramah.

Anak - anak perempuan disuruh berlari dilapangan sebanyak lima kali sementara anak  laki - laki sebanyak sepuluh kali didalam gedung.

Tapi bisa di bilang lapangan lebih luas dibandingkan gedung. Yang tentu saja membuat para cewe yang dari tadi baru berlari sebanyak dua kali sudah ngos - ngos an karena capek.

Zahra cukup tersiksa mengingat dia benci berlari karena dia lambat meskipun dia suka berdance, tapi lari dan dance itu berbeda. Dance dia bisa bergerak sesuka hatinya tapi kalau berlari tidak.

Jeffrey terduduk di tepi ruangan karena sudah selesai berlari sebanyak sepuluh kali. Keringatnya bercucuran begitu banyak karena kelelahan. Nafasnya tidak beraturan. Tapi anehnya, pesona Jeffrey sama sekali tidak menurun.

Dirga berjalan mendekati teman dekatnya sekaligus adik tingkatnya saat ini. "Cie yang udah populer dikampus."

Jeffrey hanya berdecak sekaligus tersenyum simpul. "Ck. Ga ngurus gw juga kalau populer."

"Halah. Bilang aja seneng."dirga duduk disamping Jeffrey sambil mengedarkan pandangannya. "Tapi jeff. Jangan sampai loe sama zahra bisa renggang karena kepopuleran loe."

"Nga bakal lah."Jeffrey berdiri lalu menepuk pundak dirga beberapa kali. "Gw keluar bentar, mau liat zahra. Khawatir dia kenapa - napa"

"Cih iya iya. Bucin loe."ejek dirga. Jeffrey hanya tertawa, ia berbalik menatap dirga yang masih terduduk. "Biarin. Yang penting sekampus daripada pisah."

"Bangsad."umpat pelan dirga. Ia sengaja memelankan suara karena Takut kalau orang mendengar ketua panitia ospek bicara kasar. Bisa habis reputasi nya yang bagus.

Jeffrey tertawa puas melihat wajah ke kesal dirga lalu segera berlari keluar gedung untuk ke lapangan mencari kekasihnya.

Sudah sekitar empat putaran tapi zahra sudah tidak kuat. Ia berjongkok sekaligus menyeka keringatnya yang terus turun. "AYO ! AYO! LARI LAGI DUNG. UDAH MAU HABIS NIH. LEMAH BANGET KALIAN."teriak mawar keras yang membuat zahra yang tadi sudah ingin menyerah terpaksa berlari.

"CEPAT ! CEPAT ! LARI YANG CEOAT JANGAN LAMBAT KAYAK KURA - KURA!"Teriak omel mawar kembali. Bisa dibilang memang gadis ini paling berisik diantara para panitia ospek perempuan. Natalia mendatangi mawar dengan tatapan khawatir melihat zahra. "War, yang itu"serunya sambil menunjuk zahra. "Kasih istirahat aja ya. Keliatan banget udah capek."

"Yah ga bisa gitu dong! Ga boleh lah. Harus sepadan semua. Ga peduli gw dia mampu atau ga. Yang penting harus selesai."jawab mawar dengan nada nyolot.

After Met you [Complited]Where stories live. Discover now