[Epilog]

3.7K 301 33
                                    

Setelah seminggu berlalu, Seijuro sudah pulih total. Seijuro sudah kembali disibukkan dengan urusan kerajaan. Tak seperti sebelumnya dimana ia hanya mengunjungi Tetsuya untuk menyiksanya, kini Seijuro selalu mengunjungi Tetsuya di waktu luangnya. Tetsuya pun sudah lebih bebas.

"Tetsuya," Seijuro mengintip dari balik pintu.

Hari ini pekerjaan kerajaannya tidak sebanyak hari-hari sebelumnya sehingga bisa selesai lebih cepat. Ketika ia melihat Tetsuya masih bermain dengan Aora, Daiki, Ryota, dan Taiga, dia mendengus kesal. Akal jahil di otaknya kembali berputar. Dia memanggil Reo, Kotaro, Nebuya, dan Chihiro untuk mengerjai keempat orang lainnya.

"Kau jadi lebih ceria, Seijuro," komentar Chihiro.

"Kau jadi lebih bawel," gumam Seijuro.

Seijuro segera menyuruh mereka memasukkan empat anak anjing ganas yang baru akan tumbuh giginya. Beberapa saat kemudian, terdengar teriakan keras dari dalam. Di dalam, Tetsuya hanya bermain kecil dengan salah satu anak anjing itu. Aora sudah berdiri di atas kasur menghindari gigitan anjing itu, Daiki bergelantungan di pilar kasur, Ryota hampir menebas anjing itu dengan pedang, dan Taiga... dia pingsan...

"Nii-chan sebenarnya tinggal di tempat apa?!" jerut Aora sambil menendangi anjing nakal itu.

"Kenapa kau memiliki anjing semengerikan ini?!" jerit Daiki.

"Apanya yang mengerikan?" tanya Tetsuya.

"Aku tidak menyangka kalian benar-benar takut dengan kejahilan Sei-chan," komentar Reo.

Seketika semuanya menoleh memandang ke arah pintu. Daiki, Aora, dan Ryota memandang Seijuro dengan tatapan kesal sementara Seijuro hanya memalingkaj wajahnya dan bersiul.

"Sei-kun sudah selesai?" Tetsuya berdiri.

Seijuro hanya mengangguk.

"Sepertinya kau terlalu asik bersama mereka, jadi sekalian saja kuberi kejutan," ujar Seijuro.

"Tunggu sebentar, kau cemburu?" Ryota mengangkat sebelah alisnya.

"Huh? Apa? Tidak!" Seijuro memalingkan wajahnya kesal.

"Kalau begitu, Tetsuya ayo man-"

Seijuro dengan cekatan meninju Ryota hingga membentur dinding.

"Jangan menyentuh milikku," ujar Seijuro dengan aura gelap dan memeluk Tetsuya erat.

"Dia cemburu. Iya dia cemburu," ujar Aora dan Daiki bersamaan.

"Nah karena kalian sudah ada teman lain, aku pinjam Tetsuya. Sampai nanti," Seijuro melambaikan tangannya.

Dia meninggalkan Reo, Kotaro, Nebuya, dan Chihiro di sana sementara ia dan Tetsuya berjalan keluar. Seijuro merangkul Tetsuya dengan posesifnya.

"Sei-kun, ada apa?" tanya Tetsuya.

"Kau tidak ingat? Aku mengajakmu berkeliling kota setelah aku sembuh, dan sekarang aku sudah sembuh total," kata Seijuro.

Tetsuya menghentikan langkahnya hingga Seijuro pun ikut berhenti. Mereka saling berpandangan dan Tetsuya tersenyum manis. Setelah sekian lama, akhirnya Tetsuya bermimpi setiap hari. Mimpinya yang indah dan mimpinya yang bebas. Semua ini akan menjadi nyata dengan adanya Seijuro. Dengan cepat, ia berlari ke pelukan Seijuro. Seijuro menangkapnya dengan cekatan dan mengangkat tubuh mungil itu. Dia tersenyum lembut pada Tetsuya. Mata merahnya yang menandakan hilangnya sang iblis berkilau indah. Dia menyatukan keningnya dengan kening Tetsuya.

"Apa aku dimaafkan setelah semua perbuatanku?" tanya Seijuro.

Tetsuya mengangguk. Rambutnya yang tumbuh secara normal sekarang menjadi sebuah tanda bahwa malaikat dalam dirinya telah hilang. Tetsuya tersenyum dengan manisnya. Tangan Seijuro melingkar di pinggang Tetsuya sementara tangan Tetsuya melingkar di leher Seijuro. Bibir mereka kembali bersatu. Menghangatkan dan ciuman lembut yang selalu Tetsuya dambakan dalam mimpinya terjadi untuk kedua kalinya. Entah bagaimana perasaannya dan Seijuro saat itu. Yang pasti, mereka tahu, cinta dalam diri manusia mereka bahkan mengalahkan iblis dan malaikat itu sendiri. Mereka jatuh cinta, bahkan sebelum mereka menyadarinya.

Dream [AkaKuro]✅حيث تعيش القصص. اكتشف الآن