Part 1

45 14 15
                                    

~Happy reading guys~

•••••

Namaku Rain Syakira, tinggal di Bandung. Tapi karena pekerjaan Papa, kami semua pindah ke Jakarta. Aku suka dengan hujan. Setiap kali hujan turun aku merasa kesedihan seakan terhapus disapu olehnya.

Kelemahanku hanya satu. Hidupku tidak akan lama. Sebelum pergi aku ingin berbagi kebahagiaan kepada dia yang tak tahu siapa. Sosok transparan yang selalu menemaniku di kala gelap. Dia hadir bagaikan pelindung yang senantiasa mencerahkan hidupku.

Aku orangnya periang, suka tertawa pada hal-hal kecil. Yang paling aku sukai memandang langit biru, awan bergerak bebas. Begitu indahnya.

Aku bersyukur akan hidupku, selalu dikelilingi orang banyak, punya teman dan keluarga yang perhatian padaku.

Pacar? aku tidak punya. Tapi sepertinya aku pernah suka pada kakak kelasku dulu pas SMP. Namanya Kak Arga.

Dia baik, pintar, dewasa dan bijaksana. Aku suka padanya karena sifatnya sama seperti Papa.

Suatu hari aku memandang langit yang gelap. Ada perasaan yang timbul dari dalam hatiku. Aku tak mengerti. Tapi, setiap malam aku bermimpi melihatnya, dia terlihat rapuh dan lemah. Dia tersenyum nanar ke arahku. Aku ingin sekali menggapainya serta memeluknya erat.

Tapi sayang bayangan itu menghilang.

Setiap kali aku bermimpi pasti sosok itu menghilang. Hati kecilku berkata,
Kau harus menolongnya atau dia akan hilang.

Oh tidak, aku tidak ingin dia menghilang. Bagaimanapun caranya aku harus menemukannya dan mencari tau siapakah dia.

Kata-kata itu seakan mantra ampuh buatku yang harus ku lakukan. Aku ingin berbagi kebahagiaan ke semua orang termasuk dirinya.

Dan di sinilah aku duduk sendirian di teras menatap langit yang gelap.

Bunda menegurku, "Sedang apa kau di sini? Ayo masuk!" Rain mengangguk, Bunda masuk duluan, Rain memandang langit gelap.

Apakah akan turun hujan atau sekadar lewat. Aku pun tidak tahu
Tapi satu hal, aku ingin melihat langit cerah.

Rain merapalkan doa:
Siapapun kau, aku ingin kau bahagia.

•••••

Gelapnya malam tak menyurutkan laki-laki berdarah dingin menghajar para musuh. Bau anyir darah berserakan di jalanan. Satu-persatu musuhnya tumbang tanpa ada yang hidup. Senjata yang mereka bangga-banggakan tercerai berai. Seakan langit mendukungnya.

Sorot matanya yang tajam, kini beralih menatap langit yang gelap, aura sekitar mencekam. Setelah puas bermain, lelaki itu pergi. Bayangannya menghilang di kegelapan malam. Jejaknya tak terdeteksi.

••••••

"Rain, bangun sayang." Bunda mengguncang bahuku pelan.

"Eughhh, kenapa Nda?" tanya Rain setengah sadar.

"Kita sudah sampai," ujarnya.

Rain bangkit dari tidurnya dengan semangat. Rain berlari ke luar. Betewe Rain dan keluarganya menyewa sebuah mobil besar, di dalamnya itu bisa di pake tidur. Mobil mini apart. Rain membasuh wajahnya dengan air hangat.

Bunda dan Papa sudah keluar duluan, Rain ganti baju, terus ikut keluar mobil. Rumah yang cukup sederhana. Rain berkeliling, ada taman kecil. Rain tersenyum tipis.

DerAngel [END]Where stories live. Discover now