Chapter 46 {Sebuah kenyataan}

816 33 3
                                    

Hari ini adalah hari dimana gadis itu dapat kembali menghirup udara segar, di dalam ruang rawat inap. Mahar terlihat sedang mengemas barang-barang milik Azkia, Farel dan Reynand pun membantu membawa barang Azkia menuju mobil.

"Om, tan.. Maaf ya, Kia jadi ngerepotin" Ujar Azkia yang merasa tidak enak hati.

Setelah siap, Mahar berjalan mendekati Azkia dan memeluk gadis itu dari samping.

"Gapapa sayang, om sama tante kan juga bakalan jadi orang tua kamu nanti nya. Lagipula Mama sama Papa kamu lagi sibuk, selagi om sama tante bisa bantu kenapa engga?" Ucap Mahar dengan nada lembut yang membuat Azkia tersenyum.

"Makasih ya tan, om" Ujar Azkia kepada Mahar dan Reynand. Reynand yang sedang bersiap siap pun tersenyum dan mengelus kepala Azkia.

"Kenapa bilang makasih, Kia? Kita kan keluarga" Ucapan Reynand langsung membuat Azkia tersentuh.

"Papa bisa aja, Farel sampe baper" Celetuk Farel yang sedang mengangkat tas Azkia ke atas meja.

Azkia dan Mahar tertawa mendengar ucapan Farel, "Kamu mah emang baperan, Rel" Farel pun memajukan bibir nya sebal.

Tak lama dokter Liza dan seorang suster masuk seraya membawa kursi roda yang disambut senyuman oleh mereka yang ada di dalam ruangan itu.

"Pagi" Sapa dokter Liza.

"Pagi juga dok" Jawab Azkia sumringah.

"Pagi dok" Jawab Farel dan Mahar bersamaan dan Gavin membalas nya dengan senyuman.

"Seneng banget kayanya yang mau pulang" Ledek dokter Liza kepada Azkia.

Azkia membalas nya dengan kekehan "Iya dok, gak sabar banget mau pulang" Jawab gadis itu.

Dokter Liza pun tertawa, Azkia ikut tertawa melihat nya "Dok, kita masih bisa ketemu lagi kan?"

"Iya, bisa kok"

"Ya udah nanti aku sering-sering main ke rumah sakit ya dok"

"Jangan kan ke rumah sakit, main langsung ke rumah dokter juga boleh kok" Azkia tersenyum sumringah di buat nya.

"Dokter serius?" Dokter Liza pun mengangguk dan tersenyum.

"Wah, ya udah nanti kapan-kapan aku mau main ke rumah dokter ya dok!"

"Iya, Azkia. Rumah dokter selalu terbuka untuk Azkia, gadis cantik yang kuat ini" Jawab dokter Liza ramah.

"Makasih dokter cantik"

"Iya sama-sama" Jawab dokter Liza dengan kekehan nya.

"Ya udah, mau pulang sekarang?" Tanya dokter Liza memastikan.

"Iya dok" Jawab Azkia senang.

"Oke, dokter lepas dulu ya infusan nya" Dokter Liza pun mencabut infusan yang melekat di punggung tangan Azkia.

Setelah itu seorang suster mendekatkan kursi roda kepada Azkia, gadis itu berpindah dari brangkar menuju kursi roda dengan dibantu oleh Farel.

"Dok, Kia pulang dulu ya" Pamit Azkia yang dibalas anggukan oleh dokter Liza.

"Makasih udah ngerawat aku sampe sembuh" Lanjut nya yang membuat dokter Liza langsung mengelus kepala Azkia lembut.

"Sudah menjadi tugas dan kewajiban dokter, Azkia" Jawab dokter Liza ramah.

"Ya udah yuk Kia kita pulang. Dok, sus.. Terima kasih banyak ya, kami pamit dulu. Assalamualaikum"

"Sama-sama bu, waalaikumsalam. Hati-hati" Jawab dokter Liza yang diikuti senyuman oleh sang suster.

AZKIA [TAMAT]Where stories live. Discover now