2. Teman Yang Baik

4 0 0
                                    

Namaku Arpan, saat ini usiaku enam belas tahun dan bersekolah di salah satu SMA Negeri di Kalimantan timur. Aku memiliki seorang teman bernama Zein. Aku dan dia sudah berteman sejak kelas tiga SD sampai sekarang kami berada dikelas yang sama.

Ditahun kami menjadi siswa kelas sebelas, ada seorang siswi pindahan dari Kalimantan Selatan. Namanya Cinta, dia pindah ke sini karena orang tuanya yang ditugaskan di daerah tempat tinggalku. Cinta adalah anak yang baik, dia ramah, murah senyum, juga pintar, karena itu aku dan Zein cepat sekali akrab dengan dia.

"cerpennya dikumpul minggu depan!! Diprint!!" kalimat itulah yang kudengar saat zein membangunkan ku diakhir pelajaran Bahasa Indonesia. "hari ini mau makan apa di kantin?" tanyaku pada zein, "kayak biasanya lah, nasi goreng" jawabnya sambil menaruh bukunya kedalam tas. "hey cinta, mau ikut kekantin gak?""oh iya, tunggu aku!" jawabnya. Dikantin seperti biasanya selagi makan kami saling bercerita tentang pelajaran, hal-hal konyol, juga drama drama yang dibuat selebriti tanah air. Selesai makan kami pun lekas membayar, "bu, nasi goreng satu, esnya satu gelas"ucapku " dua belas ribu dek totalnya", akupun memberikan uang dua puluh ribu yang ada di sakuku kepada ibu kantin. "uangnya kok Cuma seribu dek?" Tanya ibu kantin. Terkejut, akupun sadar bahwa warna uang seribu yang baru mirip dengan dua puluh ribu yang lama. Sambil merogoh semua saku di seragamku, aku bertanya kezein "pinjam uangmu dulu dong,kayaknya uangku Cuma itu" pinta ku padanya. Dia pun merogoh saku celananya, namun ekspresi wajahnya tidak seperti yang kuharapkan. seketika kami ingat, tadi pagi kami dipaksa melunasi tunggakkan uang kas kelas oleh bendahara. Kami berdua berniat untung berhutang dulu ketika aku mendengar suara yang sudah sering kudengar, "nih bu, mereka berdua saya yang bayarin" ucapnya. Suara cinta, diiringi dengan senyumannya, entah kenapa membuatku merasa aneh, dan yang terjadi saat itu bukan hanya aku yang merasakannya.

Tahun ketiga kami di SMA, kini kami sudah duduk di kelas dua belas. Hari pertama sekolah aku berniat memilih tempat duduk bersama kedua teman baikku. Kemudian aku menemukan mereka berdua, dilorong sekolah, mereka tidak sadar kehadiranku, Zein menatapnya dengan serius, sedangkan Cinta menundukkan kepalanya dengan gugup. "aku ingin kamu menjawabnya sekarang, tentang pertanyaanku minggu lalu" ucap zein, "aku bingung harus bagimana, karena kita sudah lama berteman" "lalu, bukankah itu menjadi alasan agar kita bisa menjadi lebih dari teman?" "aku harap kamu bisa mengerti apa yang aku inginkan", "ya, aku mengerti" ucap cinta sambil tersenyum. "jadi? Kamu menerimanya?" "iya". Mereka berdua tersenyum seolah itu hari terbaik yang pernah terjadi. Aku pun mundur perlahan, meninggalkan mereka berdua, mencoba untuk menyendiri sejenak. Saat aku sampai dikelas mereka telah duduk bersama, lalu aku duduk dibelakang bersama teman sekelasku Trisja. Berita cepat menyebar disekolah, si Zein yang rupawan sudah menjadi kekasih dari Cinta yang baik hati dan pintar, benar-benar pasangan yang serasi.

Sudah satu semester semenjak hari jadi mereka. Dirumah aku menghadapi konflik didalam diriku, karena berat rasanya memilih antara teman atau cinta. Aku menentukan pilihanku pada Ngengat yang terbang dilangit-langit kamarku, dia terbang terlalu dekat dengan sarang laba-laba, jika dia lolos maka pilihannya adalah Zein, namun jika dia terjebak maka pilihannya adalah Cinta. Jawabannya pun kudapatkan, hari itu Ngengat itu sedang tidak beruntung begitu pula teman baikku. Aku mulai mengatur rencana untuk memisahkan mereka berdua, berbagai pilihan kubandingkan hingga terpilih satu yang terbaik, sebuah jebakan yang akan menghancurkan Zein juga perasaan Cinta kepadanya. Aku menumui seorang PSK, "apa kamu punya waktu luang nanti malam?" tanyaku, "iya, mau yang short time atau yang long time?" tanyanya,"oh itu bukan buatku" "terus buat siapa? Teman?" "iya buat teman, tapi bukan buat muasin nafsu dia, aku mau kamu jebak dia". Dia berpikir sejenak untuk permintaanku tadi," itu sih tergantung kamu sanggup bayar berapa?" ucapnya sambil menyilangkan tangannya. "oh, apa segini cukup?" tanyaku sambil mengeluarkan sejumlah uang, "ini setengahnya dulu, jika kamu berhasil, akan ku berikan setengahnya lagi", dia pun menerimanya. Malam hari tiba, aku sudah tau kalau Zein akan ketoko buku yang tidak terlalu jauh dari rumahnya malam ini. Ditengah perjalanan dari rumahnya ada gang yang cukup gelap, disitu si PSK sudah menunggunya. "mau kemana?" tanyanya pada zein sambil menghentikannya, "mau ke toko buku di ujung jalan, ada apa ya?" "bisa bantu saya sebentar gak? Kunci rumah saya jatuh ke celah di selokan" "oh baiklah, mari saya bantu" jawab zein. Setelah membantunya mereka pun berkenalan, si PSK terkadang menggodanya hingga ada kesempatan dimana si PSK bisa merangkul Zein, Zein berusaha menolak namun dia hanya penolakan kecil sehingga tidak begitu berarti, sadar perangkapnya sudah berhasil si PSK berteriak "tolong!!!" "saya hendak diperkosa!!!". Sekelompok warga yang sedang berkumpul didekat situ pun berlari ke sumber suara, melihat seorang wanita yang sedang panic mencoba melepaskan diri, tanpa basa basi mereka langsung menghakimi Zein disitu, kemudian datang polisi yang menahannya. Berita tersebar diseluruh kecamatan termasuk disekolah kami. Cinta, yang biasanya selalu tersenyum menjadi murung, merasa kecewa kepada Zein. Aku mencoba menemuinya dirumahnya, kami mengobrol sebentar, dia menangis sambil menceritakan betapa kecewanya dia. Aku hanya diam sejenak memikirkan apa yang akan kukatakan. Kemudian aku memegang bahunya, kemudian dia menatapku, matanya yang berkaca-kaca, air matanya mengalir ke pipinya. Aku katakana padanya "sudahlah jangan kamu tangisi laki-laki berengsek seperti dia, karena mungkin ada seseorang yang ingin kamu selalu bahagia, jadi behentilah menangis". Dia tersenyum kecil, aku lega dia mulai tidak terlalu memikirkannya, dan akupun berjanji tidak akan kubiarkan laki-laki berengsek manapun menyakitinya lagi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 30, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Cerpen KuWhere stories live. Discover now