01).~Kisah Awal mula~

963 73 48
                                    

•~Hidup bagaikan roda yang terus berjalan kedepan, Walaupun Kisah itu telah dahulu akan tetapi semua kenangan itu masih akan teringat~
(Zirah)

🌺Happy Reading🌺

*~||||||||||~*

*POV ZIRAH*

Perkenalkan namaku,
Azirah Atasya Vina, aku biasa dipanggil Zirah dari kecil, ya aku menyukai nama panggilanku. Dulunya saat aku berumur tujuh tahun aku belum tahu ajaran agama islam, aku tidak mengenal Al-Qur'an, aku belum berhijab, dan aku tidak tahu tata cara salat lima waktu.

Namun di saat aku pindah rumah di sebuah kompleks yang dimana terdapat tempat TPQ Al jannah Islam, untuk anak-anak mengaji sekaligus menuntut ilmu agama, aku mulai mengaji.

Aku mempunyai dua kakak perempuan dimana, kakak pertama ku bernama Atsani Fhassla umurnya sekarang menginjak 26 tahun sekarang Kak Sani sedang mengikuti pelatihan dokter anak di Bali, sedangkan Kakak kedua ku bernama Dhasya Haningrum, yang berumur 24 tahun, kak Dhasya sekarang menempuh kuliah di luar negeri, dan sekarang sedang mengambil libur kuliah selama 1 bulan, ia mendapatkan beasiswa, sangat tekun dalam belajar untuk menggapai cita-cita nya, nah sedangkan aku sendiri sekarang berumur 23 tahun Aku sekarang kuliah di Universitas Indonesia, itu berkat beasiswa juga.

Oh ya untuk keluarga ku sendiri, ialah keluarga yang sederhana, Farhan. itu nama Abi ku, sekarang beliau berumur 45 tahun, beliau bekerja mencari rezeki yang halal yaitu bekerja di sebuah toko Islam ( menjual berbagai kebutuhan umat islam) , namun itu sudah cukup, untuk memenuhi kebutuhan rumah, akan tetapi Abi terus berusaha lebih giat dengan mencari pekerjaan sampingan seperti pengurus Masjid, dan mengajar di pondok pesantren Al Nurul Islam.

Jadi, waktu nya Senin hingga kamis Abi bekerja di toko islam, Jumat dan sabtu mengajar di pondok.

Dan untuk Ummi ku bernama Fathasira Iana, beliau sekarang berumur 39 tahun.

Ummi, seseorang yang tiada balasan nya atas jasa-jasa nya, Ummi sangat baik pada ku dan kakak-kakak ku beliau mendidik kami dengan penuh keikhlasan, kesabaran, itu akan membuat kelak akan terbawa hingga kami besar ( akan menurun sifat nya pada anak² nya), ya akhirnya aku dan kakak-kakak ku sukses semua itu karena perjuangan orang tua untuk mendidik dan membimbing, apabila kami bertiga ada yang sakit pasti ummi akan menemani tidur di kamar, Ummi sangat lembut hatinya, sangat sabar sekali dalam menghadapi apapun, Sungguh sangat merugi bagi kita untuk tidak berbakti pada Ibu kita, Kelak aku ingin menjadi seperti ummi.

Dulu rumah kami sangat kecil, kamar tidur hanya 1, Abi sehabis pulang selalu bertanya pada ku.

"Zirah anak Abi sudah melaksanakan shalat?" itu salah satu perkataan yang sering Abi katakan hingga aku tak pernah melupakan nya.

Abi seseorang bagi pahlawan di hidup ku, Abi sangat disiplin orangnya, beliau tidak ingin menyia-nyiakan waktu, karena katanya waktu itu bagaikan roda yang terus berputar tanpa henti.

"Zirah menghargai waktu itu sangat penting nak, jangan sampai kau menyesal karena waktu itu, tidak bisa ini lah, itu lah, buat lah hari-hari mu terisi dengan hal hal yang bermanfaat ya nak," itu ucap Abi saat aku berusia 10 tahun.

Masa terindah di hidupku adalah pernah merasakan akan kehangatan keluarga, dan hingga sekarang aku masih merasakan nya hanya saja tidak ada kak Sani.

Apabila hidup kaya raya, rumah besar bak istana, Alat komunikasi serba canggih (hanphone) akan tetapi bila seisi rumah itu tidak saling berkomunikasi maka kehangatan itupun akan sirna dan tergantikan dengan kedinginan.

Ya aku sangat bersyukur sekali telah di berikan keluarga yang penuh dengan kehangatan, saling kebersamaan itu yang utama, ya suatu kenangan yang tak terlupakan.

~~~
*Author*
Selepas pulang dari pondok, Farhan tidak sabar untuk segera pulang kerumah untuk memberikan kabar gembira ini pada keluarga nya, terutama Iana.

"Assalamualaikum Ummi," ucap Farhan lekas pulang dari tokoh Islam.

"Waalaikumsalam Abi, eh Abi udah pulang, Abi mau langsung mandi? atau mau makan dulu?" tanya Iana Ummi Zirah.

"Abi mandi dulu aja ya Ummi, nanti makan nya tunggu Dhasya dan Zirah saja biar enak makan bersama ummi," kata Farhan sambil berjalan menuju kamar mandi.

"Yaudah Abi, Ummi siapkan dulu yaa, Ummi mau goreng ikan dulu."

Setelah selesai mandi Farhan pun menemui Iana yang berada di dapur untuk menyampaikan kabar bahagia.

"Ummi, Abi mau bicara sama Ummi," ucap Farhan dengan ragu-ragu nya.

"Mau bicara apa Abi kok Abi ragu- ragu mau bilang nya? ada apa Abi" kata Iana.

"Ummi alhandulillah Abi dapat rejeki uang senilai Rp10.000.000 dari pondok Ummi, Abi dapat dari Ustadz Umar, katanya Abi kan sudah dari dulu mengajar di pondok, terus Abi pertamanya tidak mau menerima uang sebesar ini Ummi, akan tetapi Ustadz Umar memaksa dan karena pondok ini sudah sukses, menjadi pondok yang besar," cerita Farhan dengan sangat senang.

"Alhamdulillah Abi," ucap Iana dengan mata yang berkaca-kaca.

"Ummi, Abi pingin menyumbang uang ini pada panti asuhan dan memberikan nya pada fakir miskin Ummi, bagaimana?" seraya meminta pendapat.

"Iya Abi, Ummi setuju sekali pendapat Abi, nanti kalau si Zirah dan Dhasya pulang mereka juga pasti sangat bahagia Abi," kata Iana.

"Ummi, Abi sangat bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan bidadari yang sangat sholehah dan lembut hati nya," puji Farhan sambil senyum-senyum.

"Iya Abi, Ummi juga bersyukur sekali telah di berikan sosok pahlawan hidup yang pekerja keras serta bertanggung jawab seperti Abi," balas Iana tidak mau kalah.

"Ehemm ehemm," kode Zirah dan Dhasya bersamaan di pintu kamar Farhan dan Iana.

"Kak Sya pantas saja tadi Zirah, ketuk pintu dan ngucapin salam kok ndak ada yang jawab, tak kira in tadi rumah kosong lho kak, ehh ternyata Abi dan Ummi sedang it-" ucap Zirah kepada sang kakak untuk menyindir Farhan dan Iana.

"Lho anak-anak Abi sudah pulang toh dari kuliah?" tanya Farhan dengan memotong pembicaraan Zirah.

" Sudah dong Abi, kan kita sudah di rumah ini," jawab Zirah.

"Ih Abi lupa ya! Dhasya kan habis dari apotek beli obat sakit maag, Dhasya lagi ndak kuliah kan ambil cuti bi," ucap Dhasya dengan sedikit merajuk.

"Hm ya udah sekarang kalian bersih-bersih dulu terus makan bersama sama Abi dan Ummi ya," kata Iana

"Nah iya benar kata ummi, dan nanti sekalian Abi mau bicara sesuatu sama kalian," ujar Farhan.

•••

Zirah (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang