8

4.3K 501 130
                                    

Disclaimer : Naruto punya Om Masashi Kishimoto

Warning : Bahasa tidak baku, EYD tidak sempurna, OOC, AU, Typo, dll.


Gelap.

Hinata merasakan sekelilingnya sangatlah gelap. Tak ada cahaya apapun yang meneranginya. Hanya terdengar samar suara tetesan air yang bergemericik di suatu sudut yang tak dapat ditebaknya.

Dirinya ketakutan, bahkan untuk menatap telapak tangannya sendiri dia tidak bisa. Tak ada yang diingatnya selain ketakutan karena entah mengapa kegelapan ini semakin terasa pekat menyelubunginya.

"Ta-takut..." lirih Hinata mencoba untuk tidak menangis di tempat ini. Kegelapan ini membuatnya sesak. 

"Hinata..."

Tiba-tiba terdengar gema suara seseorang memanggil namanya dengan samar. Suara itu seolah berada cukup jauh tapi terdengar semakin mendekat.

"Hinata..."

Suara itu kembali menggema dan membuat dadanya perlahan serasa tercekat. Seolah udara di sekitarnya mulai menipis. Hinata tidak tahu suara siapa yang memanggilnya itu.

"HINATA!"

Hingga sebuah suara keras menghentak kesadarannya. Hinata pun segera membuka mata lebar dengan napas tersegal.

Hal pertama yang dilihatnya saat membuka mata adalah putih. Tepatnya langit-langit kamar berwarna putih dan aroma obat yang terasa familiar baginya.

"Hinata..."

Mendengar suara itu nemanggil namanya lagi, membuat Hinata menoleh untuk melihat pemilik suara itu.

Hinata cukup terkejut melihat wajah Sasuke berada di samping wajahnya. "Sa-sasuke?" lirih Hinata.

Sasuke yang awalnya terlihat panik pun mengendurkan ekspresinya. Dia menghela napas pelan dan memandang Hinata dengan tatapan yang sendu.

"Akhirnya kau bangun juga. Aku mengkhawatirkanmu, Hime."

Hinata mengerutkan keningnya melihat sikap Sasuke yang menurutnya berubah menjadi sedikit melankolis seperti ini. Bahkan dia kembali dibuat melongo ketika Sasuke menyurukan wajah ke lehernya dengan tubuh yang bergetar.
"Aku merindukanmu, sayang!" bisik Sasuke dengan suara yang tercekat.

Bingung harus bersikap bagaimana, Hinata memilih untuk tidak merespon.

"Jauhkan dirimu dari pasienku, Uchiha!"

Suara bariton dari arah pintu membuat Sasuke menjauhkan tubuhnya dari Hinata. Sasuke sekarang melotot pada pria pirang berseragam dokter yang baru datang itu.

"Naruto!" Sasuke menggeram pelan."Dia itu juga seorang Uchiha, kuingatkan jika kau lupa."

Melangkah untuk memperpendek jarak antara mereka, pria pirang itu terkekeh seolah baru saja mendengar sebuah lelucon garing. "Hanya karena dia menjadi istrimu lantas kau dengan percaya dirinya mengira jika dia masih seorang Uchiha? Apa kau itu benar-benar seorang pria? HAH?!"
Pria berambut pirang dengan jas putih itu berteriak dengan napas yang cukup tersengal pada pria raven yang menatapnya tak kalah tajam.

"Itu bukan urusanmu, Naruto!" Desis Sasuke. "Bagaimanapun Hinata masihlah berstatus istri sahku!"

"Jika aku mau dia dapat kujadikan menjadi seorang Namikaze. Sekarang juga!!" Naruto sangat tergoda untuk merontokan gigi sahabatnya ini. Ah... atau mungkin akan menjadi rivalnya setelah ini. Saat ini dia masih menahan diri, bagaimana pun mereka masih berada di rumah sakit.

Infinite Dream ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang