4 : Touch Me [21+]

667K 14K 1.8K
                                    

Warning!

Terdapat Adegan yang tidak cocok untuk anak di bawah umur.

Mohon kebijakannya, terima kasih.

***

Alina kembali ke kamarnya setelah selesai makan malam dan melanjutkan tugasnya yang sempat tertunda tadi.

"Ahh akhirnya selesai!" Alina merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku karena duduk dalam waktu yang lama. Ia segera membereskan paralatan sekolahnya dan menghempaskan tubuhnya di kasur.

Ia memandang ke langit-langit kamarnya. Seketika wajahnya memanas mengingat kejadian yang terjadi beberapa menit lalu. Alina tersenyum lebar sambil memegang bibirnya.

Ternyata begitu rasanya ciuman. Batinnya.

Alina tidak ingin pikirannya terlalu jauh memutuskan untuk tidur dan memejamkan matanya. Namun setiap matanya tertutup, bayangan wajah Rafa selalu muncul di kepalanya membuat ia kembali membuka matanya.

Ia bergerak gelisah menghadap ke kanan dan ke kiri berusaha untuk tertidur. Akhirnya Alina menyerah, ia bangun dari tidurnya dan bersandar pada kasurnya.

Yang ada dalam pikiran nya kali ini adalah ia harus bertemu Rafa!

Alina berjalan keluar kamar menuju kamar Rafa yang tidak jauh dari kamarnya dengan langkah yang sangat pelan.

Saat sampai di depan pintu, Alina tampak ragu untuk membuka nya. Tetapi tetap saja keinginan nya untuk bertemu dengan Rafa lebih besar!

Akhirnya dengan sangat hati-hati, Alina berhasil membuka pintu kamar kakaknya tanpa menimbulkan suara. Ia melihat kakaknya sudah terlelap dengan tenang. Aluna pun merapatkan kembali pintu yang ia buka sebelumnya.

Ia berjalan menghampiri kakaknya sambil tersenyum. Aluna menaiki kasur yang berukuran king size tersebut dan mendekat ke arah Rafa. Oh tidak, Tidur Rafa terganggu.

Rafa membuka matanya pelan karena gerakan yang ditimbulkan Alina barusan.

"Alina?!" Rafa membulatkan matanya terkejut melihat adiknya kini sudah berada di sampingnya dengan senyum yang sangat lebar.

"Alina ngapain di kamar kakak?" Tanya Rafa menetralkan jantungnya karena terkejut.

"Alina ga bisa tidur, kangen kak Rafa." Kata Alina memandang Rafa polos. Rafa memejamkan matanya sejenak, lalu dibuka kembali dan bangkit menghadap Alina di sampingnya yang sudah berubah posisi menjadi tengkurap.

"Alina denger ya, Mama kan udah bilang Alina ga boleh sembarangan masuk kamar kakak, Alina udah besar." Kata Rafa lembut memandang Alina memberi pengertian.

"Tapi Alina kangen kakak." Raut wajah Alina berubah menjadi kecewa, memangnya salah jika Alina masuk ke kamar kakaknya? Toh mereka kan keluarga.

Rafa mengulurkan tangannya dan mengusap pipi adiknya itu, "Kalo mau masuk kamar kakak siang aja ya? Bebas kok, Kalo malem bahaya Alina."

"Kan Alina kangen nya sekarang." Bagus, kini Alina memajukan bibirnya membuat Rafa semakin gemas. Rafa terus memperhatikan wajah Alina.

Alina mendongak menatap kakaknya karena tak mendapat balasan dari Rafa. Kedua tatapan mereka bertemu. Alina gugup ditatap sedalam itu oleh Rafa.

My Little Alina | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang