30 : Ignore

87K 4.4K 207
                                    

Triple Update!

Seneng ga seneng ga?:3

***

Suasana rumah terlihat sepi, tapi keadaan di dalam sangat terang, menunjukkan bahwa penghuni rumah tersebut sudah menghidupkan lampu ketika hari akan menggelap.

Langsung saja kaki nya melangkah ke atas, memasuki kamar terbaik nya, dan menutup pintu dengan kkai sebelah. Setelah meletakkan tas nya, Ia menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Mencari kenyamanan di sana.

Permukaan kasur yang dingin membuat Alina merentangkan tangannya, lalu menyelipkannya di bawah bantal.

Ah enak banget dingin-dingin adem.

Rasanya Ia ingin langsung tidur tanpa mandi dan berganti baju. Tapi rasa lengket di tubuhnya membuat Alina terpaksa bangkit dan berjalan ke kamar mandi. Menyegarkan diri dengan air dingin yang siap memyambutnya.

Membuka seluruh kain yang menempel di tubuhnya, Ia sedikit melirik ke arah cermin yang menempel. Mengamati pantulan dirinya yang berdiri dengan diam.

"Gue ga cantik ya?" Gumamnya menatap sendu. Tangannya naik membelai pipi dengan halus. Helaan nafas terdengar dari mulutnya. Setelah itu, Alina berjalan untuk memulai kegiatan mandinya, di iringi alunan merdu dari bibirnya yang mengisi keheningan.

***

Gadis itu keluar dari kamar mandi dengan wajah segar. Menghilangkan rasa kantuk yang sebelumnya melanda.

Alina berjalan menuju lemari, mencari pakaian yang akan di gunakannya malam ini. Sedikit bersyukur dalam hati karena saat tiba di rumah tadi Ia tak menemukan Rafa di mana pun.

Mungkin tadi lelaki itu belum pulang dan masih sibuk berurusan dengan Stella?

Tangannya meraih sepasang piyama dengan asal dan mengenakannya dengan cepat. Sebelum mood nya kembali hancur, lebih baik sekarang Ia pergi tidur dan bermimpi indah.

Suara ketukan pintu membuat Alina menoleh. Ia beranjak dan membuka pintu tanpa bertanya siapa yang mengetuk barusan.

"Kenapa, Ma?" Tanya Alina menaikkan kedua alisnya melihat Mama yang berdiri dan tersenyum menatapnya.

"Mama ga disuruh masuk dulu nih?"

Alina terkekeh dan mempersilahkan Mama masuk ke dalam. Mereka berdua berjalan dan duduk di atas kasur.

"Tumben Mama ke kamar Alina, ada yang mau diomongin?" Tanya Alina heran karena Mama nya memang sangat jarang berkunjung ke kamar Alina, biasanya untuk hal penting yang hanya ingin dibicarakan berdua dengannya.

Mama tersenyum membelai rambut panjang Alina dengan lembut, "Alina udah besar, ya." Ucap Mama membuat Alina bingung.

"Maksud Mama?"

"Alina sekarang udah besar, Mama masih ga nyangka." Kekeh Mama pelan. Alina tersenyum mendengarnya. Terselip sedikit rasa sedih dalam hati mereka melihat gadis kecil itu dulu kini beranjak jadi remaja yang semakin tumbuh besar.

"Iya dong, masa Alina kecil mulu?" Balasnya membuat tawa mereka pecah. Perlahan, Alina menarik tangan Mama dari rambutnya dan menggenggamnya.

"Nah, selanjutnya Mama mau ngomong apa?" Tanya gadis itu tersenyum geli.

"Tau aja kamu." Mama tertawa kecil lalu perlahan berhenti dan menatap Alina lekat.

"Alina masih suka masuk kamar Kak Rafa malem-malem?" Pertanyaan Mama sukses membuat Alina terdiam membeku. Tubuh nya berubah kaku dan reflek genggamannya terlepas.

My Little Alina | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang