💛25-Kemah 1

547 22 0
                                    

Waspada typo🚨

VOTE dulu guys please karena dengan vote, kalian sangat mendukung aku untuk terus lanjutin cerita ini.

"Bun Ica berangkat dulu ya" ucap Ica sambil mencium punggung tangan bunda nya.

"Iya. Hati-hati ya disana, Vin jagain Ica ya" ucap bunda.

"Iya bun" ucap Ica dan Arvin bersamaan. Lalu mereka menaiki mobil Arvin, kali ini yang mengendarai mobilnya adalah supir pribadi keluarga Arvin karena hari ini Ica akan kemah. Sesampainya di sekolah ia sudah melihat banyak bus yang berbaris di luar sekolah.

"Ca, cepetan kumpul sini" ucap Stella yang sudah duduk di lapangan.

"Ca kamu sama Stella aja, aku mau kumpul sama osis yang lain dulu ya" ucap Arvin.

"Ya udah, jangan capek-capek ya" ucap Ica, Arvin mengangguk.

"Pagi semuanya" sapa pak Elang yang sedang berdiri di depan semua murid.

"Pagi Pak" jawab semua murid serempak.

"Baik, jadi hari ini dan 2 hari kedepan kita akan berkemah, kemah ini agar bisa menghibur kalian sebelum kalian melaksanakan ulangan semester, jadi bapak harap kalian tetap mendengarkan arahan dari bapak dan ibu guru semua" ucap pak Elang.

"Baik pa" balas semua murid.

"Oke sekarang kita berdoa terlebih dahulu, berdoa di mulai..... Selesai" ucap pak Elang.

"Jadi kalian sekarang cari nama kalian di bangku bis, sengaja kita acak agar kalian bisa berinteraksi dengan yang lain" ucap pak Elang lagi. Lalu semua murid mulai berhamburan keluar dan mencari nama mereka. Nama Ica berada di bis 3,ia duduk bersama Gabriel. Oh Apa-apaan ini fikir Ica.

"Arvin" panggil Ica saat ia melihat Arvin.

"Kenapa Ca?" tanya Arvin.

"Kamu duduk sama siapa?" tanya Ica.

"Nadya" ucap Arvin pelan.

"Aku duduk sama Gabriel" ucap Ica.

"Ya udah, kan cuma duduk ini" ucap Arvin berusaha santai di depan Ica.

"Ya udah deh, lagian di depan bangku aku ada Maureen, terus di belakangnya ada Stella. Oh ya kamu ada di bis berapa" ucap Ica.

"Bis 3,di samping bangku kamu" ucap Arvin.

"Oke semuanya cepetan naik ke bus masing-masing" ucap pak Elang melalui pengeras suara. Ica langsung naik ke bus nya, ia duduk di dekat jendela, dan di sampingnya sudah ada Gabriel. Ia melihat ke arah sampingnya benar saja disana ada Arvin dan Nadya. Nadya juga duduk di dekat jendela.

Saat di tengah perjalanan Ica merasa sangat mengantuk, ia menyender ke jendela namun sesekali kepalanya ke bentur itu membuatnya sedikit pusing, Gabriel yang melihat itu langsung menarik kepala Ica agar menyender di bahunya.

"Kalo lo butuh bahu untuk bersandar, bahu gue selalu ada buat lo" Ica mengerutkan keningnya.

"Udah nyender aja gak papa, masih jauh ini" ucap Gabriel lagi, Ica ragu-ragu untuk menyender di bahu Gabriel. Karena ia sudah tak tahan dengan rasa kantuknya maka ia menyender di bahu Gabriel. Arvin melihat Ica yang sedang menyender di bahu Gabriel, ia cemburu. Tapi kasihan juga jika Ica harus menyender ke jendela.

"Arvin aku ngantuk" ucap Nadya manja.

"Ya tidur lah" ucap Arvin sinis.

"Aku nyender di bahu kamu ya" ucap Nadya.

"Ih jijik" ucap Arvin.

Akhirnya mereka semua sudah sampai di puncak. Semua guru sedang melakukan absen terlebih dahulu. Setelah semua di absen, kini mereka harus mendirikan tenda. Lalu mereka beristirahat sambil makan siang yang telah di sediakan oleh sekolah.

"Oke semua nya mari kumpul" ucap pak Elang.

"Kalian harus mencari kayu bakar dulu untuk nanti malam, karena nanti malam kita akan pentas seni, jadi bapak bagi-bagi dulu kelompoknya ya" ucap pak Elang. Ica mendapat kelompok bersama Gabriel, Maureen, dan Satria. Arvin sekelompok dengan Nadya, Stella, dan Alvredo.

"Nah sudah semua ya, sekarang silahkan kalian mencari katu bakar tapi jangan terlalu jauh" ucap pak Elang. Semua murid mulai bergerak mencari kayu bakar.

"Arvin tungguin aku dong"ucap Nadya.

"Heh Nadya lo jangan gatel sama cowok orang" sahut Stella.

"Arvin itu cintanya sama gue" ucap Nadya.

"Jangan kepedean lo" ucap Stella.

"Udah yang udah" lerai Alvredo.

Di sisi lain Ica sedang mencari kayu bakar, ia terus mendengarkan pertengkaran Maureen dan Satria.

"Satriaaa tungguin gue" teriak Maureen.

"Makanya lo jalan jangan kayak siput" celetuk Satria. Maureen memukul pelan lengan Satria.

"Awww! Lo udah gue tungguin tapi gak tau terimakasih" sarkas Satria.

"Udah dong kalian ini berantem terus dari tadi nanti jadian lho" ledek Ica, kedua nya begidik ngeri.

"Ih ogah banget jadian sama Satria" ucap Maureen.

"Heh gula Aren! Lo fikir gue mau sama modelan kayak lo? Kagak!" ucap  Satria. Maureen hanya berdecak kesal.

"Eh udah mulai gelap nih, yuk balik" ajak Gabriel. Mereka pun kembali ke tempat perkemahan sebelum gelap.







Halo guus! Semoga kalian suka ya sama ceritanya, maaf kalo ada typo. Jangan lupa vote,comment, dan follow akun aku ya.

My Cold Prince [TAMAT]Where stories live. Discover now