Kisah Mew dan Gulf

1.7K 109 3
                                    

"Kata orang cinta itu buta dan rasa cinta yang terlalu besar dapat membutakanmu"
- Mew Suppasit

Siang itu kantin fakultas seni penuh sesak seperti biasanya. Para mahasiswa berbondong-bondong datang untuk memenuhi kebutuhan mereka akan makanan. Memang sudah waktunya makan siang atau mungkin lebih tepatnya sarapan bagi para mahasiswa yang notabene sangat jarang sarapan di pagi hari. Faktor bangun kesiangan dan krisis moneter. Sama seperti yang lainnya, Gulf dan Mild juga sedang berada di kantin. Mengisi perut mereka yang kelaparan setelah pelajaran yang melelahkan.

Gulf tersenyum melihat kekasihnya sedang berjalan ke arahnya. Kekasihnya yang tampan itu datang dengan sebuah senyuman menawan yang menyita perhatian. Kekasihnya memang sering menghampirinya saat sedang tidak ada kelas, membawa Gulf untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengannya dan Gulf tak keberatan.

“P’Mew”

Gulf memanggil nama sang kekasih yang tengah mendudukkan diri di sampingnya itu, sedangkan Mew tersenyum mendengar panggilan Gulf. Perlahan namun pasti kepala lelaki yang lebih tua itu mulai tersandar di pundak Gulf. Tangannya menggenggam erat tangan Gulf.

Mild yang sedari tadi menemani Gulf makan hanya mendengus. Sejujurnya Mild tak begitu menyukai kekasih sahabatnya itu. Tapi yah mau bagaimana lagi, Gulfnya sudah kesemsem sama Mew jadi dia biarkan saja. Dia tak berhak mengatur hati Gulf dan sebagai seorang sahabat yang baik Mild selalu menghormati keputusan Gulf.

“Mesra-mesraan terussss.” Suara Boat terdengar kesal.

“Dunia serasa milik berdua ya, yang lain cuma ngontrak.” Cibir Hiter.

Kedua teman Mew itu kemudian mendudukkan diri mereka disamping Mild. Berhadapan dengan kedua makhluk bernama manusia yang sedang dimabuk asmara itu. Boat dan Hiter benar-benar kesal pada Mew saat ini. Tadi saja giliran Mew mau pergi ke kantin fakultas seni seenaknya menyeret mereka. giliran sudah sampai dan ketemu Nong Gulf mereka langsung ditinggalkan. Memangnya Mew pikir mereka ini pajangan? Sungguh sialan.

“Sirik.” Mew berujar datar menanggapi kedua temannya itu.

“Phi, Gulf belum selesai makan. Mending phi biarin Gulf makan dulu.” Mild menyela dengan ketus percakapan Mew, Boat, dan Hiter

Mew melihat makanan kekasihnya yang baru dihabiskan setengah itu. Melepaskan genggaman tangannya, Mew mengambil sendok dan berniat menyuapi Gulf. Gulf tak nyaman karena apa yang diperbuat Mew membuat orang-orang memperhatikannya. Meskipun begitu, Gulf paham jika Mew hanya ingin menjadi kekasih yang baik dan perhatian untuk Gulf. Jadi yang Gulf lakukan adalah mencoba menolaknya secara halus

“Phi, aku bisa makan sendiri.”

“Ayolah Gulf apa salah aku ingin menyuapi kekasihku?” kata Mew dengan nada memelas

Melihat kekecewaan yang terbesit di mata sang terkasih akhirnya membuat Gulf membuka mulutnya dengan tidak berdaya dan memakan apa yang disuapkan Mew padanya. Melihat itu, Mew tersenyum dan mengusak gemas rambut kekasihnya itu.

“Anak pintar.”

“Hanya kali ini.” Gulf berkata cepat lalu memalingkan wajahnya yang memerah.

“Au drama roman picisan ini membuatku ingin muntah. Ayo Boat kita pesan makanan.” Hiter mengajak Boat pergi.

“Kampus ini benar-benar hanya jadi tempat pacaran ck ck ck.” Ucap Boat sembari berlalu

Jika Boat dan Hiter terang-terangan mencibir, maka berbeda dengan Mild. Mild hanya diam-diam menatap jengah melihat adegan yang tersaji di depannya itu lalu melanjutkan makannya yang tertunda.

Our Different Beautiful Love Story Where stories live. Discover now