4. Menangis

26 7 0
                                    

One day you fall for this boy. And he touches you with his fingers. And he burns holes in your skin with his mouth. And it hurts when you look at him. And it hurts when you don't. And it feels like someone's cut you open with a jagged piece of glass.
-Maureen Medved

"Cha, aku sangat merindukanmu malam ini

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Cha, aku sangat merindukanmu malam ini."

"Aku sudah di sini sayang."

"Aku ingin berada di dalam mu. Bolehkah?"

"Kau menginginkanku."

"Benar."

Dia menciumi bibirku perlahan, lalu dia mempercepat tempo ciuman kami. Dia beralih turun pada leherku, meninggalkan jejak merah disana.

"A..Ar." Kataku merintih.

"Iya sa..ya..ng. Kau ingin aku berhenti?"

"Tidak, ini sungguh nikmat."

Malam itu menempati urutan pertama dalam list malam favorit bersama Ardian. Sangat indah. Bagaimana dia menjamah tubuhku dengan lihai, menelusuri setiap jengkalnya.

Oh, aku tidak ingin malam ini berakhir.

Tentu saja, keesokan harinya. Kami melakukannya lagi. Kenikmatan yang tercipta diantara kami sungguh nikmat, membuat lupa waktu.

"Sayang, siang ini pesawatku berangkat. Aku kembali bekerja." Dia membawa dahiku pada bibirnya.

"Ah, aku tidak ingin kau pergi. Ku mohon, aku membutuhkanmu di sini, sayang." Ujarku memelas.

"Minggu depan kita akan melakukannya lebih lama, aku janji."

"Baiklah." Kataku akhirnya mengalah.

Satu hal yang aku sangat sebal kepada Ardian, pacarku yang sangat penyayang tapi sangat mencintai pekerjaannya. Meskipun dia memiliki perusahaan keluarganya dan saham yang bertebaran di mana pun dia mau, dia tetap tidak mau hanya bersantai ria. Dia ingin melakukan apa yang seharusnya dia lakukan, dan tentu saja, menjadi yang terbaik.

Itu tidak salah, sungguh. Bagaimanapun juga, dia kekasihku dan aku sangat mencintainya. Pernah suatu ketika aku bertanya padanya mengapa dia sangat mencintai pekerjaannya,

"Pekerjaanku juga baktiku kepada orangtua dan keluargaku sayang. Ku mohon mengertilah."

"Aku mengerti, aku hanya rindu padamu, dan rindu waktuku denganmu." Kataku merajuk.

"Aku juga sayang, bersabarlah. Seusai menikah, aku akan memboyongmu kesana agar kita tidak berpisah lagi seperti ini." Dia membelai bibirku dengan lembut.

"Kau jangan melirik wanita lain disana. Berjanjilah." Kataku.

"Aku berjanji sayangku. Aku bekerja untuk keluargaku dan untuk pernikahan kita." Dia tersenyum manis.

Tingtong!

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Tingtong!

Seseorang jelas menekan bel rumah ku. Aku tinggal di rumah yang aku beli setahun yang lalu, saat aku pindah ke kota ini untuk bekerja. Berada di kota yang jauh dengan orangtua membuatku rindu, tetapi jalan apalagi yang harus ku tempuh selain ini?

"Wait, I'm coming!" Teriakku dari dalam, menuju pintu untuk membuka nya.

Aku membuka pintu perlahan dan..

"Cha.." Dia memanggilku.

"Really? You again?" Aku tidak mempercayai apa yang ku lihat, dan tentu saja, aku bersiap untuk menutup pintu.

"Cha, ku mohon."

"Sekali tidak tetap tidak, Ar. Pergilah!." Kataku menutup pintu dengan keras.

"Cha.. Ku mohon maafkan aku."

Dia mengetuk pintuku.

Aku menangis sesenggukan dibalik pintu.

"Cha, aku mencintaimu sayang." Suaranya terlihat bergetar dari balik pintu.

Apa dia menangis? Oh Tuhan, bukankah aku sangat jahat?

Ya Tuhan, mengapa seperti ini? Kisah cinta kami yang dulunya sangat manis, berubah menjadi seperti ini.

Ya Tuhan, tolong aku!

Part pendek yaaa! jangan lupa kritik saran yaaa masih newbie nih!

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Part pendek yaaa! jangan lupa kritik saran yaaa masih newbie nih!

jangan lupa vote dan komentar juga!

regards,
Chabelchabell♥️

After Change Donde viven las historias. Descúbrelo ahora