"Akan tiba saatnya kita temukan alasan paling tepat untuk berjuang. Jika telah tiba, genggam erat. Sesuatu yang istimewa takan datang dua kali."
-FiersaBesari-
***
Menurutkut, ini part terpanjang, muehehe😁. Spesial gituhh😂. So ... jangan lupa vote, comment dan share. Kalau enggak😣sakittt😭
Jennifer membuka pintu rumah dan memperlihatkan Felix yang berdiri dengan raut panik. "Papah?" ucap Jennifer seakan terkejut. "Pap--"
"Anna ada di rumah, enggak?" tanya Felix cepat.
Jennifer menggeleng, "Dia enggak ada di rumah. Pergi dari sore tapi belum balik juga sampe sekarang, Pah."
Felix mengeram di tempat berdirinya. "Sialan!" umpat Felix membuat Jennifer tersentak.
"Ayok masuk, Pah." Jennifer membuka pintu dan mengambil koper Felix. Bukannya masuk, Felix justru kembali berlari menuju mobilnya.
"Pah mau kemana?!" teriak Jennifer namun Felix lebih dulu meninggalkan rumah. "Sialan! Gue harus telpon Lia sama Bila."
"Mah!" teriak Jennifer sembari mendial nomor Lia. "Mamah!!!"
Pamela datang dengan wajah yang putih dengan masker. "Kenapa?" tanya Pamela lembut padahal sedang emosi. Karena takut maskernya retak, dia menahannya.
"Mah, Papah kayaknya mau gagalin rencana kita deh, Papah mau nemuin Anna, pasti."
"APA?!"
Hancur sudah masker yang dipertahankan Pamela sejauh ini. Buktinya masker putih itu sudah retak dan mulai berjatuhan.
"Lo minta bantuan Kelvin bisa, 'kan?" tanya Jennifer pada Lia tanpa peduli Pamela yang sudah kaku.
"Gak bisa! Kelvin udah di bocking Agatha," jawab Lia membuat Jennifer berdecaj
"Ish! Yaudah sekarang lo datang ke tempat yang udah gue kirim, ya. Kita ketemuan disana."
"Oke."
***
Sementara itu, Melody mulai memberanikan diri keluar dan mencoba memanggil satpam. Apalagi waktu sudah sangat malam dan mulai menunjukkan pukul 21:00. Betapa tidak bergunanya Melody hanya diam di bawah pohon lebat.
"Mau ketemu siapa, Neng?" tanya Pak satpam.
"Pak Austin." Melody hanya menjawab seadanya.
"Oh, beliau sedang tidak ada di rumah. Mungkin pulangnya lusa, Neng. Bagaimana?"
"Emh ... tap--"
Tin
Klakson mobil yang dibunyikan serta lampu yang menyorot mereka. Sesorang pria berjas turun dan menghampiri Melody. Dia, Austin Robert. Pria yang tengah dicarinya.
"Biarkan dia masuk, Pak."
Setelah mendapat perintah itu, satpam mulai membuka gerbang lebar-lebar dan membiarkan mobil Austin masuk bersama gadis yang ikut dengan Tuannya itu.
"Siapa, ya? Tapi mirip dengan seseorang," gumam Pak Rayi, satpam di rumah Austin.
"Mari turun, Melody."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙺𝙴𝚃𝚄𝙰✔
Teen Fiction#1 JATUH CINTA/220720 #2 GOOD GIRL/220720 ||BOOK 1|| "𝙇𝙤 𝙩𝙚𝙢𝙗𝙪𝙨." *** "𝙇𝙤 𝙘𝙖𝙣𝙩𝙞𝙠. 𝙂𝙪𝙚 𝙟𝙖𝙩𝙪𝙝 𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖." *** 𝗝𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗿𝗻𝗶𝗮𝘁 𝗯𝘂𝗮𝘁 𝗷𝗮𝗱𝗶 𝗽𝗹𝗮𝗴𝗶𝗮𝘁! 𝗘𝗻𝗴𝗴𝗮𝗸 𝗮𝗱𝗮 𝗿𝘂𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗲𝗱𝗶𝗸𝗶𝘁𝗽𝘂𝗻 𝗯...