15 | Abortion

1.7K 179 78
                                    

Now Playing : Jeong Sewoon - Fall In Love

Chapter 15 | Abortion

Jangan lupa komentar di setiap paragraf ❤️

Berada di rakaat terakhir, setelah membaca doa masing-masing, Nara langsung mencium lama punggung tangan Levin dan Levin mengecup kening Nara sebagai gantinya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Berada di rakaat terakhir, setelah membaca doa masing-masing, Nara langsung mencium lama punggung tangan Levin dan Levin mengecup kening Nara sebagai gantinya.

Setelah sholat subuh bersama, Nara langsung nyiapin outfit yang selalu dia pake buat kerja ke ranjang kasur. Dia juga sekalian nyiapin pakaian Levin yang juga mau kerja nanti.

"Kamu mau kemana?"

"Ke kantor lah."

"Kamu mau kerja? Kan udah aku bilang buat ambil cuti, nanti kalo kamu kenapa-napa gimana?"

"Duhh new daddy satu ini bikin puyeng aja ya. Aku akan ambil cuti setelah kandungan aku memasuki tujuh bulan, lagian aku udah jarang morning sickness kok jadi nggak ada yang perlu kamu khawatirin lagi."

"Tapi lebih baik kamu itu diem dirumah, pokoknya aku sendiri yang bilang ke atasan kamu nanti—"

"Vin, aku ini nggak bisa diem aja dirumah tanpa menyibukkan diri. Selama hidup di Amerika, aku selalu banyak kegiatan dan sekarang aku kaget jadinya tanpa ngerjain apapun, kayak itu tuh udah kebiasan aku sejak dulu."

"Aku akuin kamu emang istri yang paling rajin, tapi untuk sekali ini aja kamu menjelma-lah jadi kaum mageran. Jadi cukup diam dirumah, ya?"

Nara melebarkan senyumnya sembari menyipitkan matanya, menggeleng pelan menolak permintaan Levin, "Nggak, aku bosen, aku harus banyak gerak biar lebih sehat sebagai ganti olahraga. I'm an educated woman, aku tau mana yang baik dan buruk, mana yang harus aku hindarin dan mana yang harus aku lakukan. Kalo kamu memperlakukan aku kayak anak kecil yang harus dikurung dirumah setiap hari, aku bisa setres dan akhirnya bayinya juga ikut setres."

Levin tanpa bersalah malah menguap lebar-lebar lalu terbahak kencang, "Persis mama kalo ngomel panjang banget. Beruntunglah kamu cuma jadi pegawai kantoran, kalo kamu terjun ke dunia politik dengan kemampuan bisnis kamu, bisa-bisa aku terlupakan."

"Yehh dia malah bahas politik."

"Tapi aku takut, Ra. Masalahnya bukan apa-apa, tapi nanti kalo ada yang jahat di jalan gimana? Tau sendiri Jakarta kayak apa. Biar aku aja yang kerja dan cari uang, aku mampu kok."

Nara mendengus kasar sambil mencoba menahan emosi, "Ibu sama bapakku aja nggak ngelarang aku loh. Udah ah nggak usah berlebihan. Aku berterima kasih banget karena kamu udah sesayang itu sama aku, I'm so lucky to be your wife."

Sebuah pelukan hangat Nara berikan pada suaminya, begitu erat dan penuh cinta, "Aku tau kamu khawatir karena ini pengalaman pertama sebagai orangtua, itu juga berlaku buat aku. Anggap aja, bayi kita bertualang bareng mamanya yang kerja dan bisa liat dunia luas. Dengan begitu dia nggak bosen ada didalem perut terus apalagi dikurung didalem rumah." ledeknya meyakinkan Levin.

Love(less) Marriage ✔️Onde histórias criam vida. Descubra agora