21 - Terperangkap

10.9K 2.1K 14.4K
                                    

Halo. Selamat malam.

Apa kabar? Bagaimana puasanya? Lancar?

Hm, Bab kemarin tumpah ruah ya kalian gara-gara ada Hoerudin muncul. Lol.

Bab ini saya memakai sudut pandang baru. Karena sangat penting untuk kalian melihat dari berbagai perspektif dari cerita ini. Ini bukan bab yang kemarin direview admin @writtenby.sahlilge karena saya geser urutannya. Bab yang itu akan dipakai buat yang setelah ini.

Bab ini sengaja diunggah malam karena cukup aman supaya nggak mengganggu kalian saat berpuasa.

Saya tegaskan di awal, bab ini saya buat untuk memotret segala sisi cerita. Don't judge me karena bab ini penting. Skandal di cerita ini penting karena kisah cinta yang akan saya buat di UYS bernuansa bad romance. Bad romance artinya kisah cinta yang mengesalkan. Baper adalah bonusnya dan bukan sebuah keharusan. So, keep your mind calm.

Aturan next part sama seperti sebelumnya, minimal 10K. Oke? Nggak kelamaan, kan? Kalian sanggup bgt lah.

Oke, selamat membaca. Kali ini lagunya berjudul The War by SYML. Ini wajib banget didengerin karena nuansanya berbeda. Lagu ini juga pernah muncul di JJB. So, recalling the memory.

Selamat membaca.

Bantu saya temukan typo.

***

*******

*******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 21

[Timothy]

Sahnaz Rinaning Pamuji. Nama yang sangat cantik. Luar biasa cantik. Secantik yang punya. Sial, gue naksir banget sama cewek ini. Dari A ke Z, dia mencentang sebagian besarnya. Dia, harus, jadi, pacar, gue.

Gue bahkan nggak bisa berhenti diam-diam nyari sudut yang oke buat sekadar mengamati Sahnaz Rinaning Pamuji. Namanya entah berapa kali gue ulang-ulang secara lengkap di dalam kepala. Gue eja. Mungkin bukan cuma gue, kan, yang cuman berurusan sama nama seseorang saja bisa berdebar hebat? Sialnya lagi, gue sering tersesat di pikiran gue sendiri begitu pengamatan gue berhenti di sekitar wajahnya. Sial ... sial, sial, sial.

She's like a fairy. And she's so fragile that I can't let her down in my eyes.

Gue tahu perasaan ini bermula dari sudut pandang mata. Tapi nggak perlu waktu lama untuk lekas merembas ke hati dan meracuni pikiran gue begitu kami mulai berinteraksi.

Perasaan fantastis yang meluap-lupa ini bikin gue makin canggung di depan Sahnaz. Bawaannya mau mengumpat terus karena pasti gue terlihat bodoh setiap kali di depan Sahnaz. Tapi dia selalu terbuka seolah berusaha membuat gue merasa diterima olehnya. Itu mendorong gue untuk terus mendekat dan membuatnya terbiasa.

Under Your SpellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang