- pertama kali ketemu sc -

1.3K 109 2
                                    

Langkah kaki penghuni kelas Saint langsung berbondong-bondong keluar kelas setelah Pak Komara mengucapkan salam penutup kuliah hari ini—well, Saint juga termasuk dari antara mereka kok. Karena lelaki itu sudah janji dengan Joss Wayar, seniornya yang menjabat sebagai Ketua HIMA tahun ini—sekaligus SC Ketuplak PKMP sebelumnya.

"Mau bakil bareng ga?" Jimmy—teman sekelasnya yang membantu sebagai Koordinator K3 menawarkan saat mereka menelusuri lorong. Mereka ngekos di daerah yang sama.

Dengan bibirnya yang sedikit mengerucut, Saint membalas. "Gue mau ke Gedung R dulu."

"Hah? Ngapain?" Si Jangkung menaikan alisnya penasaran.

"Ngambil hardcopy LPK-LPJ tahun lalu. Sekalian mau SC-an sama Kak Joss."

"Oke deh, good luck, Saint."

Tidak membutuhkan waktu lama, karena jarak kelas terakhirnya dengan Gedung R—yakni tempat sekretariat HIMA-nya berada, Saint sudah berada di depan ruangan itu dalam waktu kurang dari sepuluh menit. Pintunya memang didesain pakai kaca sehingga isi ruangannya kelihatan—dan karena itu justru membuat anak tingkat kedua itu malas, sebab dari luar pun ia sudah bisa melihat bahwa sekret HIMA-nya sedang ramai.

"Masuk gak ya, masuk gak ya, masuk gak ya." Saint bergumam pada dirinya sendiri. Tangan sudah menggenggam kenop pintu tapi enggan rasanya membuka jalur masuk tersebut. "Gue ngechat Kak Joss aja apa, ya? Siapa tau dia mau keluar."

Serius, deh. Bukannya Saint tidak suka keramaian, tapi berada di dalam satu ruangan ngga luas dengan orang-orang asing—apalagi para kating benar-benar bikin siapa pun ciut.

Baru saja lelaki itu hendak mengambil ponsel dari saku celananya, kenop pintu ditarik dari sisi yang berlawanan. Membuat Saint hampir saja terjungkal.

"Eh, sorry." Seorang gadis stylish dengan sepasang matanya yang tajam adalah si pelaku. Menatap Saint dari atas ke bawah seperti scanner. "Mau ngasih undangan? Dari BEM mana?"

Saint membasahi bibirnya. Ia kenal wajah figur di hadapannya, kating dari angkatan 2016 tapi dia lupa namanya siapa. "Itu kak- saya mau ketemu Kak Joss."

Kating tanpa nama itu mengangguk lalu melirik ke dalam, "Joss ada yang nyariin lu nih, gatau namanya siapa."

"Suruh masuk aja kak. Tolong." Suara Joss terdengar—Saint sudah lumayan hafal suara kating tingkat tiga itu karena beberapa kali mendengarnya memberikan sambutan di beberapa proker sebelumnya.

Lagi-lagi kating tanpa nama meliriknya sekilas, sebelum kembali meninggalkan Saint di depan ruangan sekretariat dengan pintu terbuka. Seakan-akan menyuruh si adik tingkat langsung masuk saja. Maka dari itu, Saint yang mau cepat-cepat kelar dari semua rasa awkward ini langsung masuk ke dalam ruangan.

"Permisi," izin Saint lalu segera merapikan sepatunya di sisi ruangan, berjajaran dengan pasang sepatu lainnya.

Di dalam ruangan itu hanya Joss yang ia kenal. Sisa kating perempuan yang menyambutnya di depan pintu dan tiga orang laki-laki lain—Saint tidak begitu mengingat semuanya, namun dia tau Poppy, kating yang sempat ia minta tanda-tangannya untuk penugasan PKMP saat dirinya jadi peserta.

"Sini, Saint," panggil Joss. Menepuk ruang kosong di samping tubuhnya yang sedang lesehan di bawah lemari. "Nih LPK-LPJ dua tahun sebelumnya udah gue cariin."

Setelah duduk, Saint mengambil dua jilid laporan beratus halaman itu ke pangkuannya. "Makasih, kak."

"Baca dulu LPK-LPJ-nya biar paham sedikit."

Kemudian sekitar lima menit ia habiskan untuk membaca esensi secara garis besar acara seperti apa PKMP itu. Acara yang dibuat untuk melatih kepemimpinan maba seperti pada umumnya.

"Ada yang mau ditanyain?" tanya Joss.

Saint mengusap tengkuknya ragu. Diam-diam dari sudut matanya ia menyadari empat senior lain di sana juga melirik ke arahnya. Seperti diintrogasi saja.

"Kendala terbesar tahun lalu apa aja kak?" akhirnya Saint berbicara.

Sebelum Joss menjawab, satu-satunya perempuan di sana menyela. "Oh ini Ketuplak PKMP 18?"

Lantas yang dimaksud langsung menoleh dan menundukan kepalanya sopan, "Iya kak," balas Saint sambil tersenyum seadanya. Entah mengapa aura kating yang satu ini sedikit mengintimidasi.

"Yoi, kak." Tiba-tiba Joss merangkul bahunya bersahabat. Saint merasa bersyukur saat itu juga. "Nah, Saint. Itu kating angkatan 16, Kak Goy dulu koor konsum, kalo Bang Poppy dan Bang Park anak perkap, kalo Bang Mark anak acara pas gue jadi peserta PKMP. Nanti suruh koor-koor lo SC-an juga sama mereka."

"Udah nemu koor-koornya?" Kini kating bernama Mark bertanya.

Saint mengangguk seadanya. "Udah kak, tapi baru mau bikin grup nanti malem. Saya mau SC-an dulu."

"Good, good, semangat Saint." Kelihatannya kating yang satu ini bersahabat. Lagi-lagi Saint merasa bersyukur.

Sebelum ia melanjutkan agenda sharing dengan ketuplak tahun lalu itu, keempat seniornya terlihat beres-beres.

"Cabut dulu ya Joss. Makasih udah dibolehin numpang," pamit Poppy sementara dua cowo lainnya hanya membeo. "Semangat SC-annya, Saint!"

Merasa mendapatkan dukungan dari senior yang baru dikenalnya itu, Saint langsung tersenyum sumringah beberapa detik. Ya, hanya beberapa detik karena pada akhirnya ia bertatapan dengan Goy yang meliriknya dengan sinis—entah memang begitu pembawaannya, atau karena ada sesuatu yang salah dalam diri Saint.

Tapi, kalo ada yang salah emang apa?

---

T B C

---

Notes:

*LPJLaporan Pertanggungjawaban

**LPKLaporan Perlaksanaan Kegiatan

***HIMAHimpunan Mahasiswa, bedanya sama BEM kalo HIMA lebih kekeluargaan, semua orang selain pengurus HIMA dianggap sebagai anggota HIMAjadi satu prodi itu anggota HIMA, gaada yang engga, kalo BEM pengurus dan anggota yang terdaftar aja.

***HIMA – Himpunan Mahasiswa, bedanya sama BEM kalo HIMA lebih kekeluargaan, semua orang selain pengurus HIMA dianggap sebagai anggota HIMA—jadi satu prodi itu anggota HIMA, gaada yang engga, kalo BEM pengurus dan anggota yang terdaftar aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Zee muncul di chap selanjutnya yaa uwu
.

Ahhshasaghsha aku semangat banget ngelanjutin ini WKWKWK. Soalnya bakal banyak ceritain pengalaman ngakak, tegang, campur aduk selama ngejalanin proker.

Cerita ini lebih ringan sejenis sama Meant to Be sebenernya.

.

Btw kalian lebih suka lowercase semua atau biasa kaya gini? Wkwkw. Soalnya lagi ngetik di laptop jadi auto kapital dah lumayan.

zaintsee: youth - finishedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang