14. Teman

103 25 7
                                    

09.50

Secara tidak langsung, si adek hantu bilang kalau ada hantu lain selain dirinya. Tapi, sejak pertama kali datang ke tempat perkemahan ini, aku gak ngeliat hantu lain, selain kak Hangyul dan dia. Ini mata aku ada gangguan apa gimana?

Aku yang daritadi nunduk──buat terlihat fokus sama ponsel──sekarang mencoba untuk ngeberaniin natap wajah si adek hantu. Pas ditatap, dia lagi senyum. Serem.

Tarik nafas, buang. Jangan takut.

"Maksud kamu, semua hal termasuk hal iseng itu bukan kamu?" tanya aku.

Adek hantu terkekeh, makin keliatan serem, huaaa. "Kalo yang suka iseng itu emang aku, hehehe. Maaf."

Aku menatapnya datar, dan kekehannya pun terhenti. Wajah si adek hantu kini terlihat cemberut. Agak imut tapi tetap keliatan serem.

"Tapi, aku yang buat dia supaya menjauh kok. Jadi sekarang udah lumayan aman," ucapnya.

Kalo dipikir-pikir, berarti sebelumnya lebih parah dari ini dong?

Aku membuang nafas kasar. Masih risih kalo berdua doang sama hantu lain, selain kak Hangyul. Mana Hyunbin belum balik-balik lagi, padahal cuma bikin segelas teh.

"Jadi, kakak mau jadi teman aku?" tanyanya. Masih dengan pertanyaan yang sama.

Akhirnya aku mengangguk. Si adek hantu kalau sifatnya memang baik, berarti gak ada salahnya buat temenan.

Lagipula dia kesepian kalau gak ada teman, keliatan kasian, dan juga kalo masih kesepian bisa-bisa si adek hantu iseng disana-sini.

Si adek hantu senyum, "Yey! Kalo gitu, panggil aku Eunsang, kak. Kakak mau dipanggil apa?"

Senang banget kayaknya si adek hantu──atau Eunsang itu, padahal cuma temenan. Temenannya pun sama aku.

Yasudah, aku balas senyumannya Eunsang.

"Panggil aja aku ana."

👻

10.03

Anggota pramuka yang tadi pingsan, syukurlah sekarang akhirnya bangun juga. Setelah beberapa menit meyakini Hyunbin kalau dia gak ketempelan sesuatu, aku pun bisa dibolehin pergi dari pos kesehatan sama Hyunbin.

Ribet banget emang tingkah Hyunbin. Selain ribet, Hyunbin juga suka ngerepotin. Aku jadi gak bisa ngeliput untuk beberapa menit, jadinya aku harus bergantung pada anggota untuk beberapa menit yang aku lewati.

Saat keluar dari pos kesehatan, secara otomatis aku ngeliat ke arah pepohonan hutan. Di salah satu pohon, aku bisa ngeliat ada sosok yang make baju putih, dia kak Hangyul.

Langsung aja aku samperin. Dari pagi gak ketemu sama kak Hangyul, rasanya aneh. Efek udah terbiasa di ikuti.

"Kak Hangyul dari mana aja?" tanya ku.

Kak Hangyul tertawa pelan, "Nyariin ya? Acieee."

Bodo lah, bodo. Emang gini banget sifatnya kak Hangyul.

Tawa pelan kak Hangyul pun terhenti, sesaat kak Hangyul ngeliat Eunsang yang ada di belakang aku.

"INI DIA YANG GUE CARI DARI PAGI!" kata kak Hangyul.

Kak Hangyul pun narik tangan Eunsang, padahal Eunsangnya lagi sembunyi dibelakang aku. Tidak lupa, tangan Eunsang dicengkramnya erat-erat. Langsung aja Eunsangnya dimarahin sama kak Hangyul.

Soul; Lee HangyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang