After That

2.8K 97 3
                                    

Dia pun memandangku dengan wajah bingung, karena aku sebelumnya belum pernah melakukan hal ini.

Aku pun mengalihkan pandangannya dengan cara memberitahu nya kalau teh dan kue nya sudah siap.

"My Lord teh dan kue kesukaan anda sudah siap." Jawab Sebastian sambil sedikit kikuk namun dengan sikap dinginnya dia bersikap seperti biasa.

"Baiklah aku akan segera kesana." Jawabku sambil setengah berteriak.

Saat sampai di tempat Sebastian berada aku pun langsung memakan dan meminum, makanan kesukaanku yang telah disediakannya sampai habis dan tak tersisa.

"Sebastian" panggil Ciel.

"Yes My Lord, What's happening? " tanyanya kepadaku dengan wajah bingungnya.

"Sebastian bagaimana kalau Elizabeth terus memperlakukanku seperti dia memperlakukan Ciel, aku jadi sering merasa bersalah tiap kali mengingat hal ini?" tanyaku kepada Sebastian dengan wajah bingung dan sedihku.

Sebastian pun hanya tersenyum seraya berkata "My Lord, kau ikuti saja alurnya yang sudah ada, karena bagaimana pun bau bangkai yang anda tutup ini, bau itu akan tercium juga dengan sendirinya." Ujar Sebastian panjang lebar.

"Tetapi tetap saja aku merasa bersalah dan takut mengecewakannya, karena dia begitu baik padaku dan aku pun menganggapnya seperti kakakku sendiri, dan sendiri dan selain itu pun aku tidak punya siapa-siapa lagi selain kau dan Elizabeth." Jawab ku dengan mata yang berkaca-kaca dan suara yang serak.

Tak lama kemudian setelah aku menahan agar tangisan ku tidak pecah, tetapi apa daya ternyata aku tidak bisa membendungnya.

Saat aku nangis Sebastian mendekat kepadaku dan memelukku di dalam pelukannya, saat di dalam pelukannya tangis ku pun menjadi-jadi.

Sebastian pun membiarkan ku menangis dipelukannya hingga tangisan pun reda, dan dia pun melepaskan pelukannya dan kembali menatapku.

"Ojou-sama, kau tidak boleh menangis lagi, kau kan ingin membalaskan dendam orang tua anda dan kakak anda, dan sekarang pun anda menjadi Ciel Phantomhive seharusnya anda tidak menangis karena kakak anda bukan orang yang seperti ini, dia begitu kuat dan dan tegar dalam menghadapi masalah. Nanti kalau ada orang yang melihat anda yang seperti ini bagaimana, karena tuan muda tidak pernah memperlihatkan sisi lemahnya kepada orang lain." Kata Sebastian sambil menenangkan ku agar aku tidak menangis lagi.

Setelah beberapa lama aku menangis akhirnya tangisan ku pun reda, dan setelah tangisan ku reda dan menghapus semua air mataku pun setelah itu aku memutuskan untuk kembali pulang karena badanku sudah lelah dan awan mendung pun mulai datang.

Saat perjalanan pulang menuju rumah, aku pun bertemu dengan seorang pria lusuh yang jalan menghampiri ku dan Sebastian, aku pun bingung mengapa ada orang yang datang ingin menghampiriku.

Saat jarak antara orang itu denganku semakin dekat, tiba-tiba saja aku melihat orang itu sedang mengeluarkan sesuatu dari kantong bajunya.

Dan saat Sebastian melihat apa yang dikeluarkan lelaki itu terlebih dahulu daripada aku, Sebastian pun langsung menggendong ku menjauh dari lelaki tersebut yang sudah menembakkan pistol nya kearah ku, aku pun bingung dengan apa yang terjadi sekarang, dengan perasaan kesal dan bingung aku pun memanggil Sebastian.

"Sebastian I order you to kill him, right now." Perintahku kepada Sebastian sambil membuka penutup mataku yang sebelah kiri yang ada tanda kontrak antara aku dan dirinya.

Dan Sebastian pun tersenyum seraya berkata "As you wish, My Lord." Jawabnya yang setelah itu langsung berlari kearah lelaki tersebut.

Tidak perlu waktu lama baginya untuk membunuh orang itu, tapi saat kukira semuanya sudah selesai tiba-tiba saja banyak orang yang mengerubungiku dan Sebastian dengan tatapan ingin membunuh.

Me and My Black ButlerWhere stories live. Discover now