Chapter 2

3.1K 137 43
                                    

Summary : "Kasihan nae chingu, punya hyung seperti kalian..." // Leeteuk hyung, dengan kondisiku ini, apakah aku masih bisa bersama kalian meskipun aku selamat?// Mian hamnida, tuan Cho, kondisi putra Anda sebenarnya mulai menurun. // "Jangan bicara sembarangan atau kurobek mulutmu, Kim Young Woon!"

.

RISING STAR
Chapter 2

Rasanya waktu berjalan lambat ketika semua melihat dan membuka telinga lebar-lebar. Tetapi sedetik kemudian, Kyuhyun justru menggembungkan pipinya, dan melengos.

"AISH! Apa yang setan kecil itu lakukan?!" Heechul mendelik kaget. Apa yang ia rasakan tidak kalah dengan yang semua rasakan, termasuk eomma Kyuhyun, Ahra dan Uisa.

"Kyuhyunnie, jebal, ... Cobalah berbicara," bujuk sang eomma.

Kyuhyun melirik ke arah Uisa, menggerakkan tangan kanannya yang bebas seperti sedang menulis. Dari tatapannya, Uisa tahu namja itu tidak akan mengubah keinginannya. Uisa  menghela nafas berat, mendekat ke arah Kyuhyun, menyodorkan papan catatan dan pulpennya.

Karena Kyuhyun cuma bisa terbaring, jadi Uisa memegang papan itu, membalik ke halaman yang kosong, dan menyerahkan pulpen untuk Kyuhyun pergunakan menulis. Wajah Uisa dan eomma Kyuhyun memucat ketika membaca tulisan itu.

"Apa yang Kyuhyunnie lakukan?"

"Dia menulis apa?"

"Jangan bertanya padaku, aku tidak tahu!"

Keributan hyungdeul terbungkam karena tiba-tiba tirai jendela ditutup dari dalam.

"MWO?" teriak mereka serempak. Kini mereka tidak bisa melihat apa-apa.

Mereka semua bertambah terkejut ketika Uisa dan eomma Kyuhyun keluar dari kamar.

"Eomma,.... Ada apa?" tanya Ahra dengan lembut, melihat sang eomma sangat sedih.

Uisa mengambil kertas yang Kyuhyun tulis tadi, dan menyerahkannya kepada Sungmin yang berdiri paling dekat dengannya. Member yang lain segera ikut membaca di belakangnya termasuk Ahra.

Pasien berhak menolak bicara dan kunjungan. Karena itu, aku ingin sendiri saja, jangan ada yang masuk, jangan ada yang melihat, sampai jam besuk yang berlaku di bagian umum tiba. Silahkan meminta seorang perawat menemani di dalam, tetapi selain itu aku tolak!

 "Akan kubunuh saja dia!" Heechul tampak emosi, tetapi segera ditahan oleh Hangeng.

"Aku harus menemui Captain Cho!" Ahra bergerak hendak masuk, namun sang eomma menahannya sambil menangis.

"Seperti yang Kyuhyun sshi tulis, dia berhak menolak dikunjungi." Uisa lagi-lagi menghela nafas. Baru kali ini ia bertemu pasien yang kondisinya nyaris sekarat, tetapi keras kepalanya seperti batu.

"Apa tidak ada cara lain?" tanya Donghae memelas.

"Sementara ini tidak. Mianhe, saya harus menyiapkan seorang perawat untuk menunggunya di dalam, kalau-kalau ada perkembangan yang tidak baik."

Ketika Uisa berlalu, mereka semua saling berpandangan, dan akhirnya terduduk lemas di depan ruang ICU. Kini tak ada yang bisa mereka lihat kecuali tirai dan pintu yang tertutup.

.

Akhirnya Kyuhyun bisa sendirian di kamar ICU. Dengan cepat, ia melihat semua perangkat yang ada di dekatnya. Saat ini hanya kepalanya yang bisa berpaling ke kiri dan kanan, juga tangan kanannya yang cukup bebas. Selain itu, nyaris semua bisa dirasakannya dihubungkan dengan peralatan medis.

Sebenarnya seberapa parah kondisiku? Rasa sakit yang aku rasakan ketika itu tidak main-main. Sungguh tidak tertahan...

Kyuhyun melirik selimut yang menutupi tubuhnya dari leher ke bawah, Ia sangat tergoda untuk menyibakkan selimut itu, tetapi ia tidak berani melakukannya. Meski ia tidak tahu persis, yang ia tahu ICU bukanlah unit untuk pasien dengan kondisi biasa.

RISING STARWhere stories live. Discover now