9 - Pembicaraan Serius

826 158 8
                                    

"Kau gak papa? Tadi kau habis kejedot apaan sampai jadi mellow gini?" [Name] bertanya dengan nada khawatir seraya menempelkan punggung tangannya ke dahi sang lelaki. Tidak panas sih atau otaknya yang kepanasan?

"Aku serius, [Name]." Sang lelaki berujar, menghentikkan langkahnya dan berdiri tepat di depan pacarnya. "Apalagi dari awal kau menganggap kita pacaran bohongan."

"Ya emang sih...biar orangtuaku diem," ujarnya seraya mengusap tengkuk belakangnya. "Kau cuma khawatir sama itu?"

"Sebenarnya aku juga heran kenapa orang goblok sepertimu bisa aku sukai, tapi nyatanya kau tak membalas perasaanku?"

"Kata siapa?!" [Name] ngegas. "Aku mulai merasakan perasaan itu ketika aku rela lari ke bandara dengan piyama demi menemuimu! Kau anggap apa usahaku itu sampai mengataiku gembel hah?!"

Helaan napas kasar tercipta dari sang gadis, mengabaikan es krimnya yang mulai mencair dan mengalir di tangannya. Karma sih sudah habis es krimnya daritadi, makanya dia bisa berbicara dengan lancar tanpa mengkhawatirkan es krimnya.

[Name] menunduk dengan wajah cemberut. Dia mana punya kemampuan untuk mengatakan suka pada seorang lelaki yang sudah membuatnya jatuh hati, terlebih orang yang disukainya dulu adalah guru privatnya yang ia benci setengah mati. Gengsi juga iya, kok bisa-bisanya dia suka sama modelan begini.

"Padahal aku tidak berniat mempermainkanmu..." [Name] berujar pelan, tanpa sadar air matanya mengalir di pipi dan dengan susah payah mengusapnya. "Kau pasti berpikir begitu 'kan? Kalau aku sudah mempermainkanmu."

Ah, kayaknya Karma salah bicara. Lagipula apa sih yang membuatnya jadi seperti ini. [Name] itu goblok, sudah berkali-kali ia mengatakannya pada dirinya sendiri. Orang goblok mana bisa bermain-main dengan cinta, bakalan ketahuan nanti.

"Maaf, sepertinya aku berlebihan menanggapi obrolan ini." Lelaki bermahkota delima tersebut berujar seraya menepuk puncak kepala [Name], membuat si empunya mendongak dan menghisap ingusnya yang hampir jatuh dari hidung--membuat Karma yang tadinya menepuk kepala sang gadis dengan kasih sayang berujung dengan mencengkram kepala [Name] penuh emosi. "Bisa tidak kau benarkan dirimu dulu? Aku seperti mengurus gembel."

Stupid Girlfriend [✓] » Ansatsu KyoushitsuWhere stories live. Discover now