Ucapan Maaf

204 30 37
                                    

Nalisa kini terus meneguk salivanya kasar, saat ia duduk di belakang jok motor yang di kendarai oleh ezra. Jujur saja, nalisa menjadi merasa sangat canggung setelah ia kembali bertemu dengan ezra.

Setelah laju motor itu mulai pelan hingga akhirnya ezra tepat berhenti di depan teras rumah nalisa. Nalisa diam, tanpa ada ada niatan untuk turun dari jok motor ezra, lebih tepatnya motor milik mamanya, lisa.

"Turun!". Kata ezra dengan suara yang sangat ketus.

Nalisa tidak menyahut, bahkan kakinya saja masih di atas pijakan motor beatnya.

Ezra mendengus kesal, lalu menolehkan kepalanya ke belakang.
"Turun lo ah! Cepet!". Kesal ezra lagi memaksa nalisa untuk turun. "Gue mau pulang!".

Nalisa menatap sendu ke arah ezra, yang seketika membuat ezra terdiam.
"Maaf!". Lirih nalisa yang tiba tiba saja memeluk ezra dari belakang.

Ezra sedikit stuck dengan pelukan nalisa yang secara tiba-tiba. Ia sejenak diam, membiarkan gadis itu memeluknya dengan isakan tangis yang keluar dari mulutnya.

Namun, perlahan ezra melepaskan tangan yang melingkar di perutnya.
"Jangan kasih gue harapan lagi nal! Kalo ujung ujungnya lo cuman anggap gue ini seorang sahabat!". Kata ezra dengan datar.

Nalisa mendongakkan wajahnya yang tadinya sempat ia tenggelamkan di punggung ezra.
"Bukan gitu ezra!". Balas nalisa masih dengan tangisnya. "Gue gak ada maksud nyakitin lo kaya gini, kemarin gue masih bimbang, rasanya semua masih abu-abu, makanya gue cuman anggap kedekatan kita selama ini cuman sebatas sahabat!". Lanjutnya.

"Gue tau kok! Lo gak usah nangis lagi, gue benci kalo ada orang yang buat lo nangis gini! Lagian lo tuh gak salah, gue yang salah udah terlalu ngarepin lo!". Sambung ezra yang membuat nalisa seketika terdiam.

Ezra turun dari motornya, lalu kembali duduk di jok motornya namun posisinya kini ia menghadap ke arah nalisa. Tangannya perlahan mengulur ke arah pipinya yang basah dan di hapusnya lembut dengan ibu jarinya.

"Maafin gue zra!". Ucap nalisa yang kembali memeluk ezra dari depan.

Ezra menghela nafasnya kasar, ia memberanikan diri tangan kanannya mengelus lembut surai panjang milik nalisa, sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk membalas pelukan nalisa.

"Gue tadi udah bilang nal ini semua bukan salah lo! Lo gak perlu minta maaf!". Balas ezra.

"Gue baru sadar zra, ternyata selama ini gue juga sayang sama lo! Gue gak mau jauh dari lo!".

Ezra tersenyum miring mendengarnya, lalu melepaskan pelukannya dan menatap mata nalisa dalam.
"Nal gue gak mau di cap gue ngemis cinta lo! Gue ngemis balas perhatian dari lo, kalo pun lo anggap gue ini sebagai sahabat lo gue gak masalah kok, gue juga gak mau karena gue pergi selama tiga hari ini lo tiba tiba berubah pikiran, terus mau balas perasaan gue! Gue gak mau nal, dan jangan berpikiran juga kalo gue pergi buat hindarin lo, makanya lo pergi ke rumah gue kan? Asal lo tau, apa yang di bilang mama tadi itu bener, gue ke rumah mama jennie, kakak perempuan papa gue karena gue gak berani pulang dengan keadaan babak belur kaya kemarin, gue gak mau bikin mama gue khawatir dan ambil semua fasilitas gue karena gue di cap anak nakal! Gue gak gitu, senakal nakalnya gue, gue itu sayang banget sama mama gue begitu juga ke lo! Gue masih sayang sama lo!". Kaya ezra yang membuat nalisa kembali diam dan menangis.

"Tapi gue tulus sayang sama lo zra! Hiks..".

Ezra menepuk kedua pundak nalisa.
"Sekarang gini aja, karena gue udah terlanjur berharap sama lo selama ini, gue bakalan berubah seperti dulu awal kita ketemu, gue gak akan lagi ganggu ganggu lo, atau gue gak akan lagi perhatian sama lo, dan anggap aja gue gak pernah mencintai lo seperti saat ini, satu yang lo ingat di kelas kita emang satu bangku, cuman gue gak mau akrab sama lo, dan gue mau gue sama lo hanya sebatas kenal nama aja, gak lebih!". Balas ezra yang semakin membuat nalisa menggelengkan kepalanya tak mau.

Naughty Man[✔]Where stories live. Discover now