J.N 1

3.4K 205 25
                                    

"musim semi" mata musang yang terhalang oleh lensa kaca itu melihat sebuah langit yang terik, ini musim semi, dan ia yakin malam nanti akan turun salju, lalu Tangannya ia tadahkan untuk menghalangi terikan cahaya matahari di mata musangnya.

Namja berkacamata dengan tatanan rambut kebawah itu tersenyum dengan berdiri di depan halte. Ia memegang kedua tali tasnya lalu berbalik untuk duduk di kursi yang sudah tersedia di halte. bus yang ia tunggu belum datang juga. Ia mendesah lelah, harusnya ia berangkat lebih awal tadi. Ia yakin nanti akan mendapat kejutan luar biasa di kampusnya.

Lima menit telah berlalu, bis yang ia tunggu belum datang juga

"Hei bung" tepukan itu mengagetkan dari acara melamunnya, ia melihat Namja tampan dengan jidat lebar dan satu namja lagi dengan gaya urakan. Ia yakin jika Kedua Namja ini habis membuat masalah.

"Kenapa kau melihat kita seperti ini eoh? Yak Yoochun jangan makan rotiku." Namja urakan itu langsung mengambil rotinya yang di makan oleh sahabatnya sendiri. "Ah kasihan sekali rotiku ini eoh." Mengelus roti dan membuang bekas gigitan dari namja berjidat lebar tadi.

"Kenapa kau pelit sekali? Aku hanya menggigitnya sedikit" mata musangnya memutar di balik kaca mata bulatnya. Teman-teman nya ini tak pernah akur sama sekali.

"Ah busku sudah datang, aku pergi dulu. Jika kalian ingin membolos, silahkan saja." Kedua Namja itu langsung ikut naik kedalam bus yang di tumpangi oleh Namja berkacamata tadi dengan berlari, kemarin mereka membolos tak mungkin hari ini juga mereka membolos lagi

Mereka masuk dan duduk di kursi penumpang paling belakang

"Yunho, katakan padaku jika kau tak menyukai Namja cantik itu" Ia tersenyum ketika Yoochun berbicara tentang Namja cantik yang ia sukai. Hatinya seakan terangkat oleh ribuan kupu-kupu terbang, hanya dengan panggilan saja ia langsung membayangkan bagaimana dirinya bisa memegang kulit mulus itu dengan tangannya. Ia tersenyum.

"Tck, temanmu itu tak akan pernah tobat. Apa kau tak lelah dengan cacian mereka?" Timpal Taecyeon, ia langsung menggigit roti bekas Yoochun itu dengan keras karena gelengan yang ia dapat dari teman culunnya ini.

"Jika Yoochun bisa mendapatkan Junsu, kenapa aku tidak?" Ucapnya penuh percaya diri.

"Ayolah Jung Yunho, kau ini hanya anak culun yang di benci semua mahasiswa di kampus. Dan dengan percaya dirinya kau mengatakan kalimat tersebut. Beda dengan Yoochun yang notabenya anak kaya, kita hanya anak perantauan yang bisa masuk sekolah besar itu karena beasiswa"

"Omonganmu pedas sekali bung" Yoochun menggelengkan kepalanya bodoh, sahabatnya jika berbicara bisa saja mematahkan hati seseorang.

Yunho tak mendengar ucapan dari Taecyeon membuat semua orang di sana menggeleng dengan kebodohan Yunho

Yunho yakin suatu saat nanti cintanya akan terbalaskan.

.
.
.

"Kita pisah, jika ada yang berani mengerjaimu kau harus melawannya oke" Yunho mengangguk dan langsung melambaikan tangannya ketika sang sahabat pergi dari hadapannya.

Nyatanya ia tak melawan ketika ia melihat segerombolan mahasiswa di depan kelasnya

Tiba saja kaca mata yang ia pakai menjadi buram ketika ada serbuk putih menghiasi kaca matanya. Ia menghela nafasnya. Lagi dan lagi

"Lihatlah, dia menghela nafas seakan-akan ingin melawan kita" semua anak di sana tertawa dengan ucapan dari Namja manis yang bernotabe kekasih sahabatnya. "Kenapa diam? Aku sarankan kau jauhi Kekasihku. Aku tak ingin dia menjadi seperti dirimu" tertawa lagi, ia tersenyum lalu membungkukan badannya ingin segera pergi dari kerumunan siswa di depan kelasnya

Jung Nerd (YUNJAE) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang