Cakit!!!

64 7 0
                                    

"Audzubillah himinassyaito nirrajim..
Bismillahhirrahmannirrahim."

"Coba agak dialunkan lagi. Kayak gini..
Audzubillah himinassyaito nirrajim," koreksi Paman Stev.

"Audzubillah himinassyaito nirrajim."

"Lanjut," titah Paman Stev.

"Bismillahirrahmanirrahim."

"Bagus," puji Paman Stev.

"Alhamdulillahi rabbil 'alamin.
Arrahma nirrahim. Maliki yaumiddin."

"Coba diulang," titah Paman Stev.

"Maliki yaumiddin."

"Lanjut," ucap Paman Stev.

"Iyyaka na'budu waiyyaka nasta'in."

"Bacaan 'ain-nya coba dibenarkan lagi."

"Iyyaka na'budu waiyyaka nasta'in."

"Bagus," komentar Paman Stev.

"Ihdinassiratal mustaqim."

"Siratal lazina an'amta'alaihim ghairil--"

"Diperhatikan 'ain-nya. Siratal lazina an'amta'alaihim ghairil maghdubi 'alaihim waladdhalin."

"Aamiin," sahut Satibi sambil terkekeh.

"Eh, dilanjut bukannya malah aamiin," ucap Paman Stev sambil ikut tertawa.

"Iya iya, Paman. Siratal lazina an'amta'alaihim ghairil maghdubi 'alaihim waladdolin."

"Dho Bukan do," koreksi Paman Stev.

"Waladdhalin."

"Bagus," ujar Paman Stev sambil tersenyum dan mengelus kepala Satibi.

"Alhamdulillah akhirnya Ibi bisa baca Al-Fatihah yang benar!" Seru Satibi sambil bertepuk tangan.

"Dan juga alunan lagu yang bagus," timpal Paman Stev sambil tersenyum lagi.

"Nanti Paman Stev harus ajar Ibi sampai jadi Qoriah ya!" Seru Satibi.

"Oh iya, Bi. Bentar lagi mau ada lomba MTQ. Ibi mau?" Tawar Paman Stev sambil melihat ke arah Satibi.

"MTQ tuh apa?" Tanya Satibi dengan tampang polosnya.

"Musabaqah Tilawatil Quran. Jadi nanti Ibi akan lomba membaca Al-Qur'an. Siapa yang paling merdu dan benar tajwid serta tartilnya, maka dia yang akan jadi juaranya.
Ibi ini bisa kok ikut. Tinggal dipoles dan diasah lagi. Mau ya?" Bujuk Paman Stev dengan penuh harap.

"Wah, mau!" Ujar Satibi sambil tersenyum.

"Tapi kalau kalah Ibi gak boleh sedih ya. Di setiap perlombaan tentulah ada yang menang dan juga yang kalah. Kita ini harus berlapang dada untuk menerima apa yang didapat nanti. Mengerti?" Tanya Paman Stev.

"Ibi mengerti kok, Paman. Kalau menang Ibi gak boleh sombong ya?" Tanya Satibi sambil tersenyum.

"Betul! Pintar sekali Ibi!" Puji Paman sambil tersenyum.

"Ya sudah Paman ke masjid dulu ya," ucap Paman Stev sambil beranjak dari karpet.

"Mau tadarus ya, Paman?" Tanya Satibi sambil menyetel televisi.

"Iya. Paman pergi dulu ya," pamit Paman.

"Iy-auh! Aaaaaaa pam-ngan, bi-ngbi."

"Ada apa?" Tanya Paman dengan panik saat Satibi melenguh dan guling-guling di karpet.

"Sakwit! Arhhh Umi, Abwi!!"

"Eh, ada apa?" Tanya Bibi dari dapur.

"Aaaaarhh huhuhuhu." Satibi hanya bisa meraung dan meraung.

Satibi Mengenal TuhanWhere stories live. Discover now