Mati Saja, Rara !

8.9K 237 29
                                    

Wajahku bagai sedang direbus. Serasa panas segera melepuh, menahan rasa malu. Lidahku kelu dan membisu. Jujur atau bohong, sama bahayanya.

"Maksud kamu?" Pertanyaan bodoh yang keluar dari mulutku.

Lihat, ibarat orang hampir tenggelam, bahkan ranting kecil pun diraihnya, padahal tau bahwa itu takkan bisa menyelamatkannya.

"Kamu lupa yaa Ra, Glory cafe adalah tempat favorite ku, aku kenal hampir dengan semua pegawai disana. Dari mulai manager, barista bahkan cleaning service disana semua aku kenal"

Rara, akhirnya kamu menggali kuburanmu sendiri. Ucapku dalam hati.

"Dan akhir-akhir ini, aku selalu kesana bersamamu. Aku memperkenalkanmu sebagai wanitaku kepada mereka, meski sebenarnya kamu belum benar- benar menerimaku, kemarin sore aku kesana bersama Habib. Lalu salah satu cleaning service disana bilang, kalau kamu baru saja dari situ, dengan seorang lelaki" sambung Julian.

Julian terdiam,lalu dia beranjak duduk. Aku pun sama, hanya bisa membisu. Perlahan mataku mulai berair, kutahan sekuat tenaga. Jangan menangis, jangan membuatnya iba. Biarkan saja, aku memang pantas di benci.

"Sebetulnya, semalam aku datang untuk marah, aku tau lelaki yang bersamamu itu pasti Ricky. kamu belum jadi milikku memang, tapi tak apa kan jika aku kecewa dan marah padamu Ra?"
Aku hanya mengangguk sambil tertunduk.

"Tapi sesaat ketika melihatmu turun dari mobilmu, melihat wajahmu begitu pucat, justru membuatku semakin ingin melindungimu Ra"

Mendengar dia ingin melindungiku, setelah apa yang aku perbuat padanya , membuatku sadar, betapa menyedihkannya diriku ini. Karena aku tak bisa membalas perasaanya dengan utuh, ku anggap itu adalah sebuah hukuman untukku.

Air mata yang kujaga agar tak jatuh, akhirnya menetes juga. Mengalir bagai hujan dipipiku. Julian mengusap pipiku seraya berkata,
"Jangan menangis Ra, maafkan aku !"

"Julian STOP! Berhentilah minta maaf padaku, apa yang salah yang kau lakukan padaku? Aku yang salah,aku yang jahat padamu, aku yang seharusnya mohon ampun!"
Aku sedikit kesal padanya.

"Aku juga salah Ra, setelah malam itu, aku tak mengabarimu. Aku terlalu malu dan merasa bersalah. Aku yang mengaku menyayangimu, akhirnya kalah dengan nafsuku yang tak tertahan untukmu"

Mengapa minta maaf ? Aku bukan diperkosa olehnya malam itu. Aku menikmati semua sentuhannya, ujarku.

"Iya, aku pergi bersama Ricky. Aku tidur di hotel bersamanya. Aku ini bukan perempuan baik, kamu tau sekarang. Apa yang kamu harapkan dariku? Aku menyayangimu, tapi juga merindukannya. Aku ingin menjalani kehidupan cinta yang baru denganmu, tapi aku juga belum bisa sepenuhnya melepaskan Ricky, entahlah, aku juga tak tau mengapa"

"Jadi sebaiknya kamu pergilah, jangan jadikan aku perempuan jahat yang menghianati kepercayaan dan kasih sayangmu, saat ini aku belum layak mendapatkannya" ucapku lirih.

"Ra tentang perasaanmu pada Ricky, itu adalah urusanmu, aku tak kan ikut campur. Tapi tolong kamu juga jangan ikut campur tentang perasaanku padamu. Biarlah seperti ini dulu, aku juga tak paham. Aku hanya tak kuasa membiarkanmu menangis sendirian. Jika masih ingin kau lanjutkan dengannya, lakukanlah. Tapi berjanjilah lagi, untuk menangis hanya dipelukanku"

Jika dipikir, Julian itu sepertiku. Mencintai seseorang yang tak bisa memberinya kepastian. Namun juga tak mampu berpaling. Mati saja, Rara!

My Sex Partner | COMPLETE (21+)Where stories live. Discover now