Belut

8.9K 212 14
                                    

"ayo turun Ra !" Ajak Julian.
Aku mengikutinya turun. Aku tepat dibelakangnya. Samar-samar kucium aroma tubuhnya yang berkeringat. Wanginya jauh lebih menggoda daripada parfume mahal. Sadar Ra, masih pagi !!!

"Kamu belum sarapan kan Ra, tunggu yaa aku buatkan sarapan untukmu"
"Hey, aku datang kesini karena mau memberimu kejutan, aku mau memasak untukmu Kak, kok malah aku yang dimasakin?" Kataku.
"Nanti siang giliran kamu yang masak, sekarang biar aku aja deh" jawab Julian.
"Oke deh " aku setuju
*
*
Julian mulai memperlihatkan keahliannya memasak. Bukan sarapan pagi pada umumnya. Dia memasak sayur bayam dan telur dadar. Bukan menu umum untuk sarapan. Namun Julian selalu memasak makanan berat untuk sarapan katanya.

"Sarapan itu harus banyak Ra, aku gak bisa kalo hanya makan sepotong roti pagi-pagi. Harus nasi dengan lauk komplit" kata Julian.

Dia lalu mengambil pepaya dan semangka di kulkasnya. Dia potong-potong lalu menyajikannya diatas sebuah piring.

"Komplit banget Kak"
"Sarapan itu kan pondasi kamu menjalani harimu Ra, jangan-jangan kamu selalu skip sarapan pagi ya?" Tanya Julian.

"Sarapanlah, tapi paling Roti aja sih, kalau lagi sempet yaa bikin nasi goreng. Emang kamu setiap pagi buat sarapan begini?" Aku balik bertanya.
"Iya donk!" Jawabnya.
"Waaaaw kereeenn, rajin amat Kak"

Ternyata kharismanya tidak datang begitu saja. Itu memang terbentuk dari pribadinya yang rajin. Rajin menjaga tubuhnya sendiri. Meski melajang, tapi dia hidup dengan sangat layak.
*
*
Selesai makan Julian bertanya kepadaku.
"Habis ini kitaa ngapain yaa Ra? Ngafe ? NgeMall?" Tanyanya.
"Nggak ah, aku cuman mau ngikutin kamu aja kalo lagi libur dirumah ngapain aja Kak, aku pingin tau" jawabku.
"Bener nih? Kamu gak akan bosen? Gak takut item kan?" Katanya.
"Nggaklah, emang mau kemana?" Tanyaku penasaran.
"Ayolah ikut aja! Ajak Julian.
*
*
Dia mengajaku berjalan keluar rumahnya. Diperjalanan handphonenya berbunyi.
"Hallo? Iya ini lagi jalan menuju kesitu, tunggu aja" sahut Julian pada seseorang disebrang teleponnya.

"Siapa?" Tanyaku.
"Temen aku, aku udah janji dengannya hari ini, dan kita akan menemuinya sekarang, gak jauh kok" jawabnya

Diasepanjang jalan, hampir semua orang yang kami temui dijalan menyapa Julian. Julian juga tampak sangat akrab dengan para tetangganya.

"Hey ganteng mau kemana?" Sapa seorang penjaga kios paruh baya disisi jalan.
"Ah ganteng darimana Bah? Buktinya gak laku-laku" jawab Julian.
"Itu sekarang udah ada yang nemenin, yaa neng ?" Tanyanya sambil tersenyum padaku.
Aku hanya tersenyum malu.
"Belum bah, doain aja ya". Jawab Julian sambil pamit meneruskan perjalanan.

Diujung komplek rumah Julian, masih terbentang hamparan sawah yang hijau. Pohon pisang tumbuh dimana-mana. Begitupun dengan pohon singkong.

Julian cukup populer dikompleknya. Bukan hanya yang seusianya, tapi ibu-ibu, bapak-bapak bahkan anak-anak kecil pun tak absen menyapanya. Dari mulai penjaga kios, tukang sayur, petugas kebersihan, semua bergantian menyapa dan disapa oleh Julian.

Dari jauh terlihat seorang lelaki bertopi melambaikan tangannya.

"Itu temenku Ra" kata Julian.
"Kita mau kesawah Kak?" Tanyaku.
"Iya !" Jawab Julian.
"Lah ngapain?" Tanyaku heran.

"Menangkap belut !!"

My Sex Partner | COMPLETE (21+)Where stories live. Discover now