Four - Answer

4.7K 498 12
                                    

Mobil berhenti tepat di depan lobby Sephiroth House, Joe membukakan pintu untukku.

"Joe, kau boleh pulang dan istirahat." Kataku sambil turun dari mobil.

"Baik, Hazel." Ucapnya.

Aku ingin berjalan-jalan sebentar sebelum pulang, hari ini adalah hari yang cukup menguras energiku, jadi aku membutuhkan waktu sendiriku.

Kaki ku melangkah memasuki Sephiroth House, mungkin aku harus terbiasa dengan hal ini karena Cloud akan memindahkan Lockhart Corp. kesini.

"Ms. Lockhart." Seseorang memanggilku begitu aku masuk dari pintu putar.

"Ya." Kataku mendekatinya, seorang perempuan dengan rambut coklat tua yang digulung ke atas, tubuhnya bak model, wajahnya terlihat sangat cantik.

"Saya Emily, sekretaris Mr. Sephiroth." Dia mengulurkan tangannya untukku jabat.

Aku membalas jabatannya. "Ah ya, kurasa aku pernah melihatmu minggu lalu."

Dia mengangguk, "Mr. Sephiroth menyuruhku untuk menjemput anda agar anda tidak perlu menukar identitas anda di bagian informasi. Mari." Katanya sambil mempersilahkan ku untuk berjalan lebih dulu.

Kami menaiki lift bersama, kuperhatikan pakaian Emily sangat tapih, rok abu-abu diatas lutut memperlihatkan kaki jenjangnya dan dia menggunakan blouse putih sedikit menerawang.

Lift berdenting tanda bahwa kami telah sampai, Emily berjalan lebih dulu ke arah pintu berwarna abu-abu besar dan membukanya.

"Silakan, Ms. Lockhart."

"Ya terimakasih." Aku masuk kedalam pintu itu namun Emily tidak mengikutiku.

Ruangan ini begitu maskulin, aroma Cloud dapat tercium dari ruangan ini. Aku memandang sekeliling, kosong. Tak ada orang disini, ada meja berwarna abu-abu gelap tempat Cloud bekerja. Pemandangan gedung-gedung New York dapat terlihat jelas dari jendela ruangan ini, aku mendekat ke arah jendela, hiruk pikuk kemacetan di bawah dapat kulihat dari sini, jalanan seperti lautan taksi kuning.

Aku menoleh saat kudengar pintu dibuka. "Hazel" katanya sambil berjalan untuk duduk di sofa hitam di depan meja nya.

"Cloud." Kataku mengikutinya duduk di sofa.

"Aku seperti sudah sangat lama tidak melihatmu."

Aku tertawa. "Baru seminggu."

"Tapi kau sepertinya tidak makan apapun dalam seminggu."

Aku mengingat kapan terakhir aku makan dengan benar? Ah ya, sebelum aku menemuinya minggu lalu, setelah itu aku bahkan hanya minum teh. Apa begitu terlihat.

"Kau memperhatikan ku ya?"

Dia terdiam, aku pun terdiam. Kami terdiam cukup lama bingung apa yang harus diutarakan.

"Aku sudah mengambil keputusan."

"Ah ya?" Katanya bersandar pada sofa dan melipat kakinya.

Aku mengangguk. "Aku akan menikah denganmu."

"Sudah ku bilang, kita akan menikah dan pasti akan terjadi." Katanya tersenyum menang.

"Tapi aku punya syarat."

"Apa itu?"

"Aku akan bekerja disini secara profesional, bukan sebagai istrimu."

Dia mengerutkan keningnya, "semua akan tahu kau istriku dan itu mutlak."

"Aku mengerti. Maksudku, saat kita bekerja perlakukan aku secara profesional."

Dia tertawa. "Apa yang kau harapkan dari ku Nona? Tentu saja aku akan memperlakukanmu secara profesional."

The Wings On The Bird (COMPLETED)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant