-7-

22.3K 1.9K 399
                                    

Vote before you read.

●︿●●︿●●︿●

Ini adalah pagi yang cerah, udara dingin namun menyejukkan nampak terasa dikulit, terpaan angin kecil yang membuat dedaunan ikut bergoyang karena nya pun terlihat, tetapi itu tidak mengurungkan niat Jira untuk keluar dari Rumah besar ini.

Gadis itu dengan wanita kepala pelayan berencana akan berkebun hari ini, tepat setelah buah buahan tersebut sudah dinyatakan panen. Belum jam genap menunjukan pukul enam pagi, Jira sudah bersiap didepan pintu kamar, menunggu ketukan terdengar yang menandakan wanita itu menjemput nya.

Tentu Jira sangat ber antusias, sudah lama dia tidak melakukan hal ini, setidaknya akan mengurangi beban Jira yang masih canggung dengan ini semua.

JIRA POV

Aku menyukai ini, bahkan senyuman ku tidak pernah larut sedikitpun. Melihat banyak perkebunan buah buahan nan segar yang siap untuk dihidangkan, deretan bunga bunga Indah nampak melengkapi di taman rumah begitu cantik dan mempesona, ditambah pekerja pekerja Jimin begitu ramah kepadaku, melayangkan senyuman dan selalu menawarkan bantuan nya. Aku merasa dihormati disini.

Ini berhasil membuat ku seakan menikmati hari libur, yang seharusnya masih bergulat dengan pelanggan, menyiapkan beberapa makanan dengan penat yang terasa. Jimin melarang ku bekerja kembali, bahkan dia juga bersedia mendaftarkan aku untuk melanjutkan kuliahku, tentu itu adalah kalimat yang begitu berharga.

Dengan syarat, Aku hanya akan kuliah, tidak untuk pergi kemana mana, terlalu berlebihan namun aku bisa menyanggupi nya. Jimin juga memperingati untuk selalu membawa bodyguard kemana aku pergi, mengabarinya selalu, dan Jangan terlalu dekat dengan orang asing. Aku sempat berfikir sejenak tentang perlakuan nya, dia menambahkan, bahwa setelah menjadi istri pria itu, pergaulan aku akan di batasi. Karena urusan pekerjaan.

Baiklah, aku tidak masalah.

Dia juga berjanji akan selalu mengurus Jungdae disana, pria itu tidak mengizinkan manusia kembali dirumah, seperti kata Halmeoni, Jimin benci keramaian.

Mungkin, aku mulai mengerti tentang nya. Walau sedikit.

"Aku tidak melihat Jimin pagi ini, Apa dia pria yang susah dibangunkan? Halmeoni?." tanya ku sembari memetik beberapa strawberry merah didalam keranjang.

Halmeoni segera membantuku, melayangkan senyuman sebelum bibirnya kembali berucap, "Tuan Jimin sudah meninggalkan rumah sejak pukul tiga dini hari, Nyonya."

Aku sampai menghentikan kegiatanku, menatap Halmeoni terkejut dengan perkataan nya. Apa Jimin sebegitu sibuk, hingga harus pergi sepagi itu?. Yang ku tau, meeting pun tidak mungkin dilakukan pada jam tersebut.

"Sudah terbiasa, Nyonya. Dia akan kembali pukul delapan pagi, Tuan Jimin begitu sibuk setiap hari." titah nya menjawab.

Aku hanya mengangguk pelan, fikiran ku kembali muncul sampai tidak fokus memasukkan buah strawberry itu sehingga terjatuh di tanah. Halmeoni dengan cepat mengambil nya, lalu membuang buah tersebut pada tong besar berwarna coklat sebagai tempat pembuangan.

"Mengapa harus dibuang?, Kita bisa mencuci nya kembali, Halmeoni."

Dia menggeleng, membuatku bertanya tanya sendiri, mengerutkan alis bingung dan mencoba bertanya dengan lembut seraya menunggu jawaban.

"Tuan Jimin melarang keras untuk melakukan itu, menurutnya, Apapun yang sudah terjatuh tidak boleh kembali di komsumsi. Kami harus menyiapkan buah dengan bersih, tanpa terjatuh sedikitpun. Nyonya." Jelas nya membuat ku tercengang beberapa detik.

Mafia • Pjm [COMPLETE]Where stories live. Discover now